- Beranda
- Stories from the Heart
Menunggu Mu
...
TS
kayyacinta
Menunggu Mu
Hai-Hai, sudah lama banget jadi SR di Kaskus sejak 2008, kenalan dengan SFTH baru Februari tahun ini, dan tetap jadi SR. Akhirnya di bulan ke-7 kenalan dengan SFTH, memberanikan untuk ikutan menulis, karena terbawa ke-seru-an di SFTH. Real atau Fiksi? Silahkan dinilai sendiri Mohon kritik dan saran atas penulisan, masih belum kenal sama fitur-fitur posting di Kaskus euy, nuhun
MENUNGGU MU
Part 1
Perjalanan ini dimulai saat di ujung kelas 2 SMA. Di jamanku, penjurusan IPA-IPS baru dipilih saat kenaikan kelas 3. IPA - Jurusan yang sama sekali gak aku banget, tapi terpaksa masuk karena ulah wali kelas ku yang telpon mama sambil bilang :
"anak ibu ini biologinya pinter loh, uasnya 9, masak minta masuk IPS?"
Mamapun langsung memintaku mengambil jurusan IPA untuk kelas 3 ini. Padahal jelas-jelas aku sudah mengisi form pemilihan jurusan untuk IPS.
Aku : "Bu.. muridmu ini mau masuk IPS..ya bu ya.."
Bu Guru : "Tapi kamu pinter biologi loh, tadi saya juga udah ngobrol sama guru-guru IPA yang lain, sayang ah kalau masuk IPS"
Aku : "Sosiologi saya juga 9 bu, Tanya bu Sita kalau Ibu gak percaya"
Bu Guru : "Mama kamu nyuruh kamu masuk IPA juga kan?"
Aku : "Ya itu kan karena hasutan ibu.. saya sudah punya rencana sendiri mau apa di IPS bu"
.
.
.
dst
Sampai akhirnya walikelas bilang
"trial dulu deh 2 minggu, kalau kamu gak nyaman, boleh pindah IPS"
Deal-nya memang seperti itu. Tapi kenyataannya guru-guru IPA ikut ngomporin aku untuk tetap stay di jurusan ini. Sekolahku, walau unggulan nomer 1, tapi masih terasa sekali jurang antara IPA dan IPSnya. Anak-anak IPA dicap anak yang pinter, sebaliknya dengan IPS. Anak IPA dicap anak yang rajin, sebaliknya dengan IPS. Ah, kolot banget. Apalah itu passion di sekolah ini.
Setelah pembagian rapot yang terasa seperti pengadilan tanpa adanya kesempatanku membela diri, aku duduk di kusi bawah pohon mangga di salah satu sisi lapangan serbaguna sekolah. Sekolah kami berbentuk kotak, tidak terlalu besar, tapi meninggi keatas, ada 3 lantai, dengan lapangan multifungsi di tengahnya, dan dikelilingi oleh pohon mangga, jambu, dan bintaro (yes, bintaro itu nama pohon loh ) Lapangan sedang ramai-ramainya saat itu, anak-anak kelas 2 dan 3 main basket santai, bukan classmeeting serius seperti minggu sebelumnya.
"Bengong aja lo nes" seseorang mengacak-acak rambutku dari belakang
"Apa sih kak" jawabku datar sambil menghalau tangannya yang masih iseng di kepalaku.
Namanya Anggara Bayu Kusuma, biasa dipanggil Angga sama teman-temannya. Anak kelas 3 jurusan IPA yang lagi siap-siap mau SMPB (jaman sekarang disebutnya SNMPTN kali ya). Anak pramuka yang famous, punya banyak fans dari junior dan anak seangkatannya. Tinggi 180cm, dengan BB 68kg terlihat tampak kurus eh atau terlalu tinggi? Kulit aslinya putih mungkin, tapi hobi baris sana baris sini, camping sana sini, dan naik turun gunung bikin kulit aslinya sudah tertutupi menjadi kecoklatan, tapi tetap bersih, justru membuat dirinya tampak sangat lelaki. Rambutnya cepak biasa, bikin dia menghemat waktu karna tak perlu menyisir. Dan eh ya, dia berkacamata. Minus 0.75 di kanan dan minus 1 di kirinya dengan frame kotak warna hitam ala vokalis Linkin Park, Chester Bennington yang diawal tahun 2000 benar-benar jadi hits banget.
"Napa sih lo? Gak bergairah banget.." dia meninju kecil lenganku, masih berusaha mengajaku ngobrol
"Sedih ya, lo mau naik kelas 3, jadi gak bisa ketemu gue lagi, ya kan?"
"Are you kidding me? Haha.." Akhirnya aku memutuskan untuk bicara dengannya.
"Gak lah kak.. Gue lagi males aja.."
"Rapot lo bagus kan?"
"Lumayan laaah.." jawabku sambil memberikan rapot yang ada di tas ranselku
"Wah gila lo, 9 nya kebanyakan nih"
"Lebaaaay.. 3 doang aja kebanyakan"
"Eh tapi lo jadi ngambil IPS kan?"
Aku hanya menggeleng tanpa menjawab apapun.
"Oh.. i see. Gapapa Ness.. IPA itu asik loh, serius deh, orang-orangnya juga asik-asik, kayak gue ginilah, hahaha"
"Lo mah kak, gue lagi gini malah dibecandain.." ujarku datar
"Hehe.. sorry sorry.. Gue tanya deh, apasih yang Lo takutin dari jadi anak IPA?"
"Gue gak punya gambaran mau ngapain di IPA kak.. selain biologi, nilai Gue juga biasa-biasa aja.."
"8 gini lo bilang biasa.. Lo berpotensi tau ness. Tapi ya kadang kita gak tau apa yang akan kita dapatkan di depannya.. mungkin nanti lo bakal cinta mati malah dengan si-IPA"
"Kalau SMPB nanti bisa IPC kan ya kak?"
"Bisa.. santai aja.. di IPA nanti lo belajar mengasah logika, belajar lebih dalam fisika kimia itu asik kok.."
"Gue tuh masih mengawang-awang gitu ih kak kimia mah, serasa gak real..haha"
"Gue tahun ini kuliah loh ness, gak kayak kemarin-kemarin yg 'berjodoh' duduk sebangku dengan Lo pas ujian nanti"
"Hahaha, udah stop jangan bahas yang itu, malu Gue..haha"
--
Jadi.. sistem acak tempat duduk di sekolahku ini adalah memasangkan anak kelas 1 duduk dengan kekas 2 atau kelas 3. Dan dasar jodoh, UTS-UAS kelasku dari kelas 1 selalu dipasangkan dengan kelasnya, sesuai urutan absen. Daaaan, herannya lagi nama Anggara Bayu Kusuma selalu sama noner absennya dengan Arnessa Larasati, ya itu aku. Dia yang memang jago kimia, selalu iseng melihat kertas soalku dan menjawab soal-soal uraiannnya. Awalnya aku marah, merasa di lecehkan dan dianggap bodoh. Tapi pernah suatu saat di soal nomer 3 UAS kimia, aku benar-benar blank, and blessing in disguise.. dijawab sama dia di kertas buram sediaan dari guru sebagai kertas oretan.
--
Sejak saat itu kami menjadi dekat. Kadang beberapa kali kami janjian ke kantin bareng, atau pulang bareng (yang ternyata rumahnya hanya beda satu komplek denganku, cihuy!). Yang repot saat ada cewek yang naksir dia, kadang aku diinterogasi habis-habisan. Atau sudah gak heran kalau tiba-tiba ada yang nge-jutekin aku tanpa sebab, eh ya sebabnya jelas sih si Angga itu. Kami pacaran? Enggak. Temenan aja.. tapi orang-orang selalu berkomentar kalau melihat kami lebih dari teman. Entahlah.. [/color]
MENUNGGU MU
Part 1
Perjalanan ini dimulai saat di ujung kelas 2 SMA. Di jamanku, penjurusan IPA-IPS baru dipilih saat kenaikan kelas 3. IPA - Jurusan yang sama sekali gak aku banget, tapi terpaksa masuk karena ulah wali kelas ku yang telpon mama sambil bilang :
"anak ibu ini biologinya pinter loh, uasnya 9, masak minta masuk IPS?"
Mamapun langsung memintaku mengambil jurusan IPA untuk kelas 3 ini. Padahal jelas-jelas aku sudah mengisi form pemilihan jurusan untuk IPS.
Aku : "Bu.. muridmu ini mau masuk IPS..ya bu ya.."
Bu Guru : "Tapi kamu pinter biologi loh, tadi saya juga udah ngobrol sama guru-guru IPA yang lain, sayang ah kalau masuk IPS"
Aku : "Sosiologi saya juga 9 bu, Tanya bu Sita kalau Ibu gak percaya"
Bu Guru : "Mama kamu nyuruh kamu masuk IPA juga kan?"
Aku : "Ya itu kan karena hasutan ibu.. saya sudah punya rencana sendiri mau apa di IPS bu"
.
.
.
dst
Sampai akhirnya walikelas bilang
"trial dulu deh 2 minggu, kalau kamu gak nyaman, boleh pindah IPS"
Deal-nya memang seperti itu. Tapi kenyataannya guru-guru IPA ikut ngomporin aku untuk tetap stay di jurusan ini. Sekolahku, walau unggulan nomer 1, tapi masih terasa sekali jurang antara IPA dan IPSnya. Anak-anak IPA dicap anak yang pinter, sebaliknya dengan IPS. Anak IPA dicap anak yang rajin, sebaliknya dengan IPS. Ah, kolot banget. Apalah itu passion di sekolah ini.
Setelah pembagian rapot yang terasa seperti pengadilan tanpa adanya kesempatanku membela diri, aku duduk di kusi bawah pohon mangga di salah satu sisi lapangan serbaguna sekolah. Sekolah kami berbentuk kotak, tidak terlalu besar, tapi meninggi keatas, ada 3 lantai, dengan lapangan multifungsi di tengahnya, dan dikelilingi oleh pohon mangga, jambu, dan bintaro (yes, bintaro itu nama pohon loh ) Lapangan sedang ramai-ramainya saat itu, anak-anak kelas 2 dan 3 main basket santai, bukan classmeeting serius seperti minggu sebelumnya.
"Bengong aja lo nes" seseorang mengacak-acak rambutku dari belakang
"Apa sih kak" jawabku datar sambil menghalau tangannya yang masih iseng di kepalaku.
Namanya Anggara Bayu Kusuma, biasa dipanggil Angga sama teman-temannya. Anak kelas 3 jurusan IPA yang lagi siap-siap mau SMPB (jaman sekarang disebutnya SNMPTN kali ya). Anak pramuka yang famous, punya banyak fans dari junior dan anak seangkatannya. Tinggi 180cm, dengan BB 68kg terlihat tampak kurus eh atau terlalu tinggi? Kulit aslinya putih mungkin, tapi hobi baris sana baris sini, camping sana sini, dan naik turun gunung bikin kulit aslinya sudah tertutupi menjadi kecoklatan, tapi tetap bersih, justru membuat dirinya tampak sangat lelaki. Rambutnya cepak biasa, bikin dia menghemat waktu karna tak perlu menyisir. Dan eh ya, dia berkacamata. Minus 0.75 di kanan dan minus 1 di kirinya dengan frame kotak warna hitam ala vokalis Linkin Park, Chester Bennington yang diawal tahun 2000 benar-benar jadi hits banget.
"Napa sih lo? Gak bergairah banget.." dia meninju kecil lenganku, masih berusaha mengajaku ngobrol
"Sedih ya, lo mau naik kelas 3, jadi gak bisa ketemu gue lagi, ya kan?"
"Are you kidding me? Haha.." Akhirnya aku memutuskan untuk bicara dengannya.
"Gak lah kak.. Gue lagi males aja.."
"Rapot lo bagus kan?"
"Lumayan laaah.." jawabku sambil memberikan rapot yang ada di tas ranselku
"Wah gila lo, 9 nya kebanyakan nih"
"Lebaaaay.. 3 doang aja kebanyakan"
"Eh tapi lo jadi ngambil IPS kan?"
Aku hanya menggeleng tanpa menjawab apapun.
"Oh.. i see. Gapapa Ness.. IPA itu asik loh, serius deh, orang-orangnya juga asik-asik, kayak gue ginilah, hahaha"
"Lo mah kak, gue lagi gini malah dibecandain.." ujarku datar
"Hehe.. sorry sorry.. Gue tanya deh, apasih yang Lo takutin dari jadi anak IPA?"
"Gue gak punya gambaran mau ngapain di IPA kak.. selain biologi, nilai Gue juga biasa-biasa aja.."
"8 gini lo bilang biasa.. Lo berpotensi tau ness. Tapi ya kadang kita gak tau apa yang akan kita dapatkan di depannya.. mungkin nanti lo bakal cinta mati malah dengan si-IPA"
"Kalau SMPB nanti bisa IPC kan ya kak?"
"Bisa.. santai aja.. di IPA nanti lo belajar mengasah logika, belajar lebih dalam fisika kimia itu asik kok.."
"Gue tuh masih mengawang-awang gitu ih kak kimia mah, serasa gak real..haha"
"Gue tahun ini kuliah loh ness, gak kayak kemarin-kemarin yg 'berjodoh' duduk sebangku dengan Lo pas ujian nanti"
"Hahaha, udah stop jangan bahas yang itu, malu Gue..haha"
--
Jadi.. sistem acak tempat duduk di sekolahku ini adalah memasangkan anak kelas 1 duduk dengan kekas 2 atau kelas 3. Dan dasar jodoh, UTS-UAS kelasku dari kelas 1 selalu dipasangkan dengan kelasnya, sesuai urutan absen. Daaaan, herannya lagi nama Anggara Bayu Kusuma selalu sama noner absennya dengan Arnessa Larasati, ya itu aku. Dia yang memang jago kimia, selalu iseng melihat kertas soalku dan menjawab soal-soal uraiannnya. Awalnya aku marah, merasa di lecehkan dan dianggap bodoh. Tapi pernah suatu saat di soal nomer 3 UAS kimia, aku benar-benar blank, and blessing in disguise.. dijawab sama dia di kertas buram sediaan dari guru sebagai kertas oretan.
--
Sejak saat itu kami menjadi dekat. Kadang beberapa kali kami janjian ke kantin bareng, atau pulang bareng (yang ternyata rumahnya hanya beda satu komplek denganku, cihuy!). Yang repot saat ada cewek yang naksir dia, kadang aku diinterogasi habis-habisan. Atau sudah gak heran kalau tiba-tiba ada yang nge-jutekin aku tanpa sebab, eh ya sebabnya jelas sih si Angga itu. Kami pacaran? Enggak. Temenan aja.. tapi orang-orang selalu berkomentar kalau melihat kami lebih dari teman. Entahlah.. [/color]
Diubah oleh kayyacinta 20-09-2016 06:54
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
13
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya