Quote:
Quote:
Quote:
Di kalangan pengamat seni Indonesia, nama Christine Ay Tjoe memang sudah tidak asing lagi. Karyanya yang khas menempatkan Christine sebagai salah satu seniman terbaik di Asia.
Noorani Sukardi, pengamat seni dan Public Relations untuk Paviliun Indonesia di Venice Biennale mendeskripsikan Christine melalui pesan singkat, Jumat kemarin (1/7/2016), sebagai salah satu seniman wanita Indonesia yang paling berpengaruh.
“(Christine) memiliki pengikut dan permintaan yang kuat di kalangan kolektor regional. Dia menunjukkan pikirannya, dan seperti pikiran, (karyanya) abstrak tetapi perasaan tersebut tersampaikan, terutama di kalangan kolektor Indonesia,” ujarnya.
Dia melanjutkan, “Banyak seniman yang harus menurunkan harga mereka, tetapi karya Christine selalu naik dengan stabil.”
Kini, wanita luar biasa ini telah menyabet satu rekor baru di dunia seni dengan menjadi wanita Indonesia pertama yang menggelar eksibisi tunggal bersama White Cube di Inggris.
Melalui surat elektronik yang diterima kemarin, Jumat (1/7/2016), Kompas.com mewawancari Christine, untuk lebih mengenal sosok seniman wanita ini.
Lahir di Bandung pada tahun 1973, Christine memulai kariernya sebagai seniman grafis yang mengeksplorasi teknik drypoint yang kemudian berpindah ke tekstil.
Latar belakang inilah yang membentuk gaya artistik Christine. Dia berkata, “Kondisi ini membuat saya bisa berbicara keras (dan) bebas; garis dan tekanan object apapun yang saya eksplore menjadi lebih acak dan beragam.”
Menariknya, walaupun Christine sangat suka dengan visual dan bermain ide, dia pernah bermimpi menjadi ahli pertanian dan bercocok tanam yang menghasilkan banyak varietas unggul.
Kini, seniman kontemporer wanita paling berbakat di Indonesia ini telah meninggalkan jejaknya yang khas di berbagai media, mulai dari lukisan di kanvas, kertas, patung, hingga instalasi besar.
Quote:
