.
.
.
Tulisan selengkapnya ada di postingan ke 4di thread ini, atau bisa langsung ke: http://www.kaskus.co.id/show_post/57...10138b4567/4/-



Jika ada seorang musafir yang singgah di suatu kota dan dia kehabisan bekal. Lalu dia mencari warung makan karena lapar yang mendera pada siang hari. Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang musafir terpaksa menahan lapar hingga menunggu ada warung yang buka. Kira-kira akan membuat dirinya bersusah payah dalam safar nya tidak?

Jika ada seorang lanjut usia yang sangat lemah, mencari warung makan karena lapar yang mendera pada siang hari di bulan puasa. Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang lanjut usia terpaksa menahan lapar dan menyuruh salah satu anggota keluarganya untuk memasakkan masakan untuknya,

sehingga akan membuat yang disuruh bersusah payah melakukan perjalanan ke pasar, untuk membeli bahan makanan, kemudian bersusah payah memasakkan hanya untuk satu orang yang tidak berpuasa, Kira-kira akan membuat salah satu keluarganya kerepotan tidak?

Jika ada seorang mahasiswa kos-kosan yang sakit demam, keadaan sudah sangat lemah dan harus minum obat untuk menurunkan demam (tentunya sebelum minum obat harus makan dahulu walaupun sedikit), setelah mencari warung makan kesana kemari ternyata tidak ada yang buka di siang hari bulan puasa,

Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang mahasiswa kos-kosan yang sakit demam pun terpaksa menahan lapar dan menyuruh salah satu teman kosnya untuk memasakkan masakan untuknya,

sehingga akan membuat yang disuruh bersusah payah melakukan perjalanan ke pasar, untuk membeli bahan makanan, kemudian bersusah payah memasakkan hanya untuk satu temannya yang sedang sakit, Kira-kira akan membuat teman satu kosnya kerepotan tidak?

Banyak ustadz-ustadz yang berceramah, untuk bulan puasa, ibu-ibu tidak mengapa untuk sedikit lebih boros (tidak masak untuk berbuka) dengan membeli nasi, lauk dan sayur di warung makan agar menggunakan waktunya untuk banyak berdoa dan membaca Al-quran di bulan ramadhan (meraih pahala sebanyak-banyaknya di bulan puasa),

bukankah dengan adanya warung makan, akan membantu para ibu-ibu untuk tidak terlalu kerepotan dalam menyiapkan menu buka puasa, sehingga waktunya bisa lebih optimal untuk melakukan amalan-amalan yang bisa mengantarkannya ke Surga kelak?


Dengan bukanya warung makan, maka sang pemilik warung makan dan karyawannya akan membuat waktunya produktif, tidak hanya menghabiskan waktu pagi sampai sore harinya dengan beribadah tidur, beribadah tidur, beribadah tidur, yang akan membuat waktunya kurang produktif, sehingga ini bertentangan dengan semangat ibadah yang diusung di bulan suci ramadhan..

dan bukan berarti dengan beroperasinya warung makan di bulan ramadhan, maka sang pemilik warung makan dan karyawan tidak bisa beribadah sama sekali.. kita tahu, amal ibadah itu banyak macam dan modelnya.. sang pemilik warung makan dan karyawan tetap bisa beribadah, yaitu dengan zdikir secara lisan dan dalam hati walaupun sedang berjualan..

Sang pemilik warung makan dan karyawan pun bisa meniatkan hasil berdagangnya digunakan untuk menghidupi keluarganya, bukankah Suami yang paling baik itu adalah yang paling baik terhadap istrinya? Dan bukankah berbuat baik terhadap istri salah satunya adalah dengan menafkahinya dan memberi kehidupan yang layak?

Dari sisi hukum, bukankah warung makan itu tidak melanggar hukum negara (tidak berjualan di tepi jalan dan tidak berjualan barang-barang yang dilarang Negara dan Agama), lalu, kenapa agan bersikeras warung makan yang buka di bulan ramadhan harus di razia?



Wassalamualaikum wr wb




Dari: Hamba Allah yang selalu mengharapkan kaSih sayang dan ampunanNya…





haduh, baru posting thread, tidak ada satu menit agan sudah bilang bikin thread yg hampir sama, di baca dulu isinya donk gan..