- Beranda
- The Lounge
Agan SETUJU sama tindakan razia terhadap Warung Ibu yang dahulu sempat menangis?
...
TS
dananga
Agan SETUJU sama tindakan razia terhadap Warung Ibu yang dahulu sempat menangis?
Agan SETUJU sama tindakan razia terhadap Warung Ibu yang dahulu sempat menangis?
Hem, yuk kita lihat dari sisi yang lain, mari kita melihat di luar kotak..
Puasa Ramadhan memang diwajibkan bagi setiap umat muslim sesuai dengan perintah yang ada di Al-Qur’an. Meskipun hukumnya wajib, ternyata masih ada toleransi berupa keringanan-keringanan gansis. Sehingga ada beberapa golongan yang diperbolehkan tidak berpuasa Ramadhan, seperti anak yang belum baligh, orang lanjut usia, musafir, sakit, hamil atau menyusui.
Hal ini menunjukkan rasa kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya, sesuai dengan sifat-Nya Arrahman dan Arrahim. Karena hanya Allah SWT yang paling mengetahui setiap kondisi hamba-Nya, ada yang kuat, ada yang lemah. Ada yang sehat dan ada pula yang sakit.
Allah SWT yang menguasai seluruh langit dan bumi masih memberi toleransi berupa keringanan-keringanan kepada setiap hamba-Nya, masa sih manusia tidak mau mencoba memperhatikan, alasan razia karena melayani warga yang seharusnya berpuasa tetapi berubah menjadi tidak berpuasa ketika melihat ada warung makan yang buka..
seolah-olah salah satu pembatal puasa itu adalah adanya warung makan yang buka di bulan puasa. Pemikiran tersebut membuat nilai toleransi kepada yang tidak berpuasa bernilai 0%. Jika dipikir-pikir lucu sekali tidak?
Kita sebagai manusia lemah bertindak sok berkuasa, melebihi apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Sikap yang seperti itu, apakah kebangetan atau sungguh terlalu? Karena boleh jadi, warga yang tidak berpuasa tadi termasuk golongan yang memang diperbolehkan tidak berpuasa.
Misalkan ada kasus seorang musafir yang singgah di suatu kota dan dia kehabisan bekal. Lalu dia mencari warung makan karena lapar yang mendera pada siang hari. Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang musafir terpaksa menahan lapar hingga menunggu ada warung yang buka. Kira-kira dari contoh tadi ada unsur perbuatan zalim tidak?
Misalkan ada kasus seorang lanjut usia yang sangat lapar di siang hari pada bulan puasa, mencari warung makan karena lapar yang mendera pada siang hari. Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang lanjut usia terpaksa menahan lapar dan menyuruh salah satu anggota keluarganya untuk memasakkan masakan untuknya, sehingga akan membuat yang disuruh bersusah payah melakukan perjalanan ke pasar, untuk membeli bahan makanan, kemudian bersusah payah memasakkan hanya untuk satu orang yang tidak berpuasa, Kira-kira dari contoh tadi ada unsur perbuatan zalim tidak?
Misalkan ada kasus seorang mahasiswa kos-kosan yang sakit demam, keadaan sudah sangat lemah dan harus minum obat untuk menurunkan demam (tentunya sebelum minum obat harus makan dahulu walaupun sedikit), setelah mencari warung makan kesana kemari ternyata tidak ada yang buka di siang hari bulan puasa,
Karena semua warung makan tidak ada yang buka, akhirnya sang mahasiswa kos-kosan yang sakit demam pun terpaksa menahan lapar dan menyuruh salah satu teman kosnya untuk memasakkan masakan untuknya, sehingga akan membuat yang disuruh bersusah payah melakukan perjalanan ke pasar, untuk membeli bahan makanan, kemudian bersusah payah memasakkan hanya untuk satu temannya yang sedang sakit, Kira-kira dari contoh tadi ada unsur perbuatan zalim tidak?
Banyak ustadz-ustadz yang berceramah, untuk bulan puasa, ibu-ibu tidak mengapa untuk sedikit lebih boros (tidak masak untuk berbuka) dengan membeli nasi, lauk dan sayur di warung makan agar menggunakan waktunya untuk banyak berdoa dan membaca Al-quran di bulan ramadhan (meraih pahala sebanyak-banyaknya di bulan puasa),
bukankah dengan adanya warung makan, akan membantu para ibu-ibu untuk tidak terlalu kerepotan dalam menyiapkan menu buka puasa, sehingga waktunya bisa lebih optimal untuk melakukan amalan-amalan yang bisa mengantarkannya ke Surga kelak?
Ada yang berkata, Orang yang secara sengaja meninggalkan perintah agama (salah satunya adalah berpuasa) itu pasti dosa. Lalu bagaimana dengan orang yang tolong menolong dan menfasilitasi dosa itu??
Dengan bukanya warung makan, maka sang pemilik warung makan dan karyawannya akan membuat waktunya produktif, tidak hanya menghabiskan pagi sampai sore hari dengan beribadah tidur, beribadah tidur, beribadah tidur, yang akan membuat waktunya kurang produktif, dan sang pemilik warung dan karyawan tetap bisa beribadah (zdikir secara lisan dan dalam hati) sambil berjualan? Bukankah ibadah itu banyak macamnya, salah satunya adalah dengan berzdikir?
Sang pemilik warung makan dan karyawan pun bisa mendapatkan niat bekerjanya untuk menghidupi keluarganya, bukankah Suami yang paling baik itu adalah yang paling baik terhadap istrinya? Dan bukankah berbuat baik terhadap istri adalah dengan menafkahinya..
Dari sisi hukum, bukankah warung makan itu tidak melanggar hukum negara (tidak berjualan di tepi jalan dan tidak berjualan yang dilarang negara dan agama), kenapa warung makan yang tidak melanggar hukum negara harus di razia?
Warung makan yang lebih besar yang berada di tepi jalan (Mcd, KFC, dll), kenapa tidak ada pemberitaan sama sekali ada razia di tempat itu?
Pembatal puasa itu tidak hanya makan dengan menu warung makan, tetapi pembatal puasa adalah segala yang bisa dimakan dan diminum, kenapa alfamart, indomaret dll tidak dirazia juga? Bukankah tempat tersebut juga menjajakan roti, snack, aneka minuman dingin yang menyegarkan dahaga dll?
Satpol PP merupakan bagian dari pemerintahan, maka saya tidaklah heran HUKUM TUMPUL KEATAS, TAJAM KE BAWAH..
0
2.1K
21
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya