Ingat slogan 70 tahun Indonesia Merdeka dan seruan Presiden Jokowi di tepat nol kilometer kota Sabang pada 10 Maret 2015; “Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja!”

“Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan, Gerakan ‘Ayo Kerja’ disebut perwujudan praktis dari gerakan revolusi mental. Revolusi mental tak hanya untuk rakyat. Gerakan ini harus meracuni penyelenggara negara, karena penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, dan sukarela melayani rakyat” kata Jokowi Pada saat itu

Gerakan ayo kerja, harusnya memiliki sebuah rencana dan tujuan yang jelas dan terukur; demi kesejahteraan rakyat maka swasembada menjadi tujuan utama

Bukan ayo kerja di kala 2 (dua) hari menjelang ramadhan, dengan mengatakan akan menjungkirbalikkan harga harga pangan dan daging di pasar untuk lebaran 2016 ini

Gerakan ayo kerja menjadi slogan semata, tanpa ada bukti kinerja; kecuali solusi singkat ‘ayo kerja impor’; mengimpor adalah sebuah logika terbalik dari gerakan ayo kerja

Kebijakan impor adalah bukti ketidakmapuan kinerja dan tidak bekerja nya penyelenggara negara untuk menghitung dan menganalisa kebutuhan rakyatnya

Semuapun bisa, kalau kerjanya hanya impor itu, impor ini; karena tidak membutuhkan kerja hanya butuh ada uang walaupun dari utang

lalu kemana slogan 70 tahun Indonesia merdeka? Ayo Kerja?

Mungkin hanya slogan formalitas sebuah acara semata tanpa kembali ada sebuah pertanggungjawaban moral penyelengara acara (pemimpin negara ini)

Revolusi mental bagi para pembuat pernyataan dengan slogan slogan basi tanpa bukti


http://lingkarannews.com/kabinet-ker...a-kerja-impor/