Sandra Pedro, 37 tahun, dilarikan ke rumah sakit di Lisbon pada tanggal 20 Februari. Sandra mengalami sakit kepala parah, beberapa jam setelah itu dokter menyatakan bahwa Sandra mengalami kematian otak akibat stroke.

Saat insiden terjadi Sandra sedang hamil 17 minggu, dan akibat kejadian itu dokter mengira bahwa bayi yang dikandung Sandra juga ikut meninggal.

Namun para dokter yang merawat Sandra melihat tanda kehidupan dari si bayi, dokter lalu memutuskan untuk tetap mempertahankan tubuh Sandra dengan memasangi alat bantu.

Tubuh Sandra dipasangkan peralatan untuk menyuplai makanan, oksigen dan juga hormon-hormon essensial.

Selama 15 minggu berikutnya perut Sandra makin membesar. Perawat dan staf di rumah sakit memberi perhatian dan kasih sayang kepada bayi yang ada dalam kandungan Sandra.

Mereka memeluk perut Sandra, memijat, berbisik hingga menyanyikan lagu bagi si bayi.

Salah seorang perawat, Nuno Camilo, mengatakan "Dia suka sekali mendengarkan lagu, kakinya bergerak-gerak ketika mendengar lagu".

107 hari setelah ibunya dinyatakan mengalami kematian otak, bayi tersebut akhirnya lahir dengan berat 5lb 2oz (2.3 kg). bayi tersebut dinamakan Lourenco.

Tangis kebahagian bercampur kesedihan mengiringi kelahiran Lourenco. Di satu sisi seorang bayi mungil lahir dengan selamat, di sisi lain para dokter harus mematikan switch alat bantu kehidupan yang menopang tubuh si Ibu selama hampir empat bulan.

"Kami semua bahagia tapi kami semua juga menangis, Sandra benar-benar memberikan nyawanya pada anaknya", ujar seorang perawat.

Dr Susana Alfonso, 40 tahun, yang membantu persalinan mengatakan bahwa ini sangat mengejutkan, biasanya kalau ibu meninggal bayinya juga akan meninggal.

Orangtua Sandra berencana akan merawat Lourenco. Miguel Angelo Faria, ayah Lourenco, mengatakan bahwa ia akan melihat anaknya setiap hari.

Sumber


Luar biasa gans..

Jangan Lupa Rate*****