Quote:
Original Posted By Beberapa pemuda yang masuk kamp rehabilitasi Digital Detox
Menjadi kecanduan terbesar Cina, internet membuat para pemuda dan remaja Cina terlihat seperti ‘zombie’, berjam-jam hanya duduk melihat layar komputer.
Dengan 700 juta orang memiliki akses ke internet, semakin banyak remaja yang dipaksa untuk masuk kamp rehabilitasi ala militer untuk menghilangkan kecanduan yang dijuluki sebagai ‘ketergantungan digital berbahaya’.
Dengan beberapa remaja mendedikasikan 17 jam setiap hari untuk surfing internet dan bermain game, orang tua yang putus asa menggunakan cara bergaya militer untuk memecah ikatan antara anak dan komputer mereka.
“Contohnya kecanduan obat-obatan atau alkohol, tidak luas di kalangan orang muda Cina,” kata direktur kamp Digital Detox pertama di Cina, Tao Ran, dalam sebuah film dokumenter baru yang diciptakan oleh Rtd.rt.com.
“Remaja sulit membeli alkohol, tetapi internet sangat mudah diakses dan hampir tidak memakan biaya.”
Cina telah menjadi salah satu negara pertama di dunia yang resmi mengakui kecanduan internet sebagai kondisi klinis. Ratusan kamp-kamp khusus telah dibuka di seluruh negeri, untuk membantu anak-anak muda mengatasi ketergantungan mereka.
Pada tahun 2011, seorang pria Cina meninggal setelah bermain game online selama tiga hari berturut-turut. Tahun lalu, seorang pria, 24, pingsan dan meninggal di dalam sebuah kafe internet di Shanghai setelah bermain World of Warcraft selama 19 jam penuh.
Untuk menghilangkan kecanduan, orang tua harus mengeluarkan biaya sekira Rp20 juta per bulan, dengan sebagian besar orang tua bersedia membayar berapapun untuk melihat putra atau putri mereka pulih dari kecanduan.
“Orang-orang yang kecanduan game online sering bermain dalam kelompok, dan jika ada salah satu pemain merasa ingin buang air kecil selama pertandingan, ia takut jika itu mengganggu permainan, maka ia akan mengenakan popok,” ungkap Ran.
“Orang-orang ini bermain game komputer selama 24/7, dan mereka tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Mereka benar-benar putus asa dengan pekerjaan rumah, dan hanya makan satu kali setiap hari.” tambah Ran.
SUMBER dan info menarik lainnya