Quote:
Dahulu kala di sebuah desa terdapat sebuah sumur, dimana airnya merupakan satu – satunya air bersih yang dapat diminum penduduk desa. Suatu hari, tanpa ada yang mengetahui, ada seekor anjing jatuh kedalam sumur tersebut, mati tenggelam disana. Sejak saat itu, perlahan-lahan air dari sumur menjadi kotor dan tidak bisa diminum lagi.
Penduduk desa sangat khawatir, sehingga berkonsultasi dengan seorang kepala desa. Lalu kepala desa ini mengira kotornya air sumur disebabkan air hujan yang turun akhir-akhir ini, meminta para penduduk desa untuk menimba 100 ember air, maka diharapkan akan ada air tanah bersih akan mengapung keluar.
Penduduk desa mengikuti seperti yang direkomendasikan oleh kepala desa untuk menimba seratus ember air, tetapi air tetap belum bersih. Mereka kembali meminta nasehat kepala desa bagimana cara yang baik untuk menanganinya.
Kepala desa merekomendasikan mereka untuk mencoba lagi menimba seratus ember air dan lihat apakah air bisa lebih bersih, tetapi tetap sia – sia, air tetap tidak bisa diminum.
Kepala desa kemudian meminta mereka untuk mencoba menimba seratus ember air lagi. Hasilnya tetap sama, air tetap kotor.
Kepala desa dengan heran bertanya – tanya, berkata: “Ini sangat aneh, sudah menimba begitu banyak air, mengapa air sumur masih kotor.”
Kepala desa lalu berinisiatif turun langsung ke sumur untuk meneliti penyebab, dan dia mengangkat keluar bangkai anjing tersebut. Sejak saat itu, air sumur desa bersih kembali.
Cerita ini terhadap menjemen mengajarkan sebelum mengatasi masalah , terlebih dahulu kita harus menganalisis dan menentukan akar penyebab masalahnya.
Sebelum mengatasi masalah, terlebih dahulu harus menganalisis dan menentukan alasan apa dari permasalahan tersebut. Jika kita tidak mengatasi inti masalah, semua upaya menjadi sia-sia, karena masalah akan terulang lagi.