- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Satu Kata Tiga Makna
...
TS
gembelsakti
[TAMAT] Satu Kata Tiga Makna
PROLOG
Di dalam suatu lagu terdapat beberapa nada, didalam sebuah nada terdapat beberapa kata, didalam sebuah kata tersirat beberapa makna...
ya makna yang tersirat dalam satu kata dapat di artikan dalam ribuan bahkan jutaan tanya oleh setiap manusia yang mendengarnya...
Cerita ini ditulis atas dasar beberapa sudut pandang dari tiap tokoh yang akan muncul, setiap tokoh akan memiliki sudut pandang tersendiri, gaya bahasa tersendiri seperti layaknya manusia yang punya sifat dan perilaku yang berbeda beda yang mungkin akan menimbulkan sedikit polemik di dalam cerita ini...
thanks untuk Bro Robe16dan Sis Senjaungubiru yang mendorong saya untuk memecahkan telor yang selama ini saya jaga dari
tahun 2009...ya ini thread pertama saya sebagai salah satu dari jutaan member kaskus yang ada, jika ada salah kata atau ada yang merasa tersakiti mohon di maafkan ya....
Spoiler for Entah:
Spoiler for Index:
Nada Pertama
Terus bu...terus...atur nafasnya...tekan bu...terus...ibu pasti bisa...ucap seorang bidan kepada ibu muda yang sedang mengalami kejadian antara hidup dan mati, di sebelah nya terlihat seorang bapak muda yang sedari tadi memegang erat tangan istri tercintanya sambil sesekali menyeka keringat yang membasahi kening istrinya...
Oeee...Oeee...Oeee ya itu kata pertama yang terucap oleh seorang anak manusia yang baru saja di lahirkan ke dunia yang nyata lagi fana ini...seorang anak lelaki dengan berat badan 3,5kg dan tinggi 52cm terlihat menangis sebagai tanda bahagia dan tanda terima kasih karena diberi kesempatan menikmati kehidupan setelah kehidupan di alam ruh dan alam kandungan.
Alhamdulillah...selamat ya Pak..Bu...Bayinya laki laki, sehat dan sempurnaucap bidan itu kepada sepasang suami istri yang
masih terlihat lelah dan sedikit panik tetapi perlahan terlihat rona bahagia terpancar dari wajahnya... saya mandikan dulu ya pak nanti bapak yang adzan-in lanjut bidan sambil berlalu ke ruang sebelah.
Assalamu'alaikum dunia sapa bayi lelaki itu dalam tangisnya, Slamet Prayitno Atmojo bapakku memberiku nama, kata bapak biar nanti kalo sudah besar kelak jadi anak yang Selamat dan Bijaksana...Bapak dan Simbok biasa panggil aku Slamet atau cukup Met saja, aku terlahir dari sebuah kota yang terkenal dengan Candi Borobudur nya...Jogjakarta ya ? bukan...Candi Borobudur bukan berada di Jogjakarta tetapi di sebulah kota kecil di utara kota jogjakarta. Bapakku seorang guru SD Negeri di lereng gunung merapi, simbokku ibu rumah tangga meski dulu pernah kuliah setara sarjana, tetapi karena simbok hanya ingin fokus dan merawat anak maka simbok memutuskan untuk berhenti bekerja setelah usia kehamilan menginjak 7 bulan.
Aku hidup di lingkungan keluarga sederhana, hidup di kampung yang jauh dari pemerataan pembangunan yang di canangkan pemerintah saat itu, terlihat dari aku lahir sampai sekarang aku berumur 13 tahun belum ada sambungan listriknya. Bapakku selain guru SD juga guru mengaji di kampung ini...semua anak berkumpul di serambi masjid mulai menjelang maghrib dan melanjutkan mengaji sehabis sholat sampai adzan tanda sholat isya terdengar...selepas sholat isya aku berlari ke arah rumah yang jaraknya cukup dekat dari masjid, duh wetengku kok wis ngeleh yo gumamku lirih berharap simbok sudah menyiapkan makan malam...
Assalamu'alaikum...Simbok...Anakmu lapar iki...setengah teriakku sambil berlari menuju pawon (dapur). terlihat simbokku sedang menyiapkan masakan kesukaanku...nasi putih dengan sambel tempe bacem khas simbok, aku terbiasa makan tempe atau tahu dari kecil karena kata simbok banyak proteinnya biar tumbus besar dan pintar...jangan berharap aku bisa makan telor, ikan, atau daging sebagai sumber protein hewani karena gaji bapak sebagai guru tidak besar sedangkan kebutuhan keluarga semakin besar setelah aku mulai masuk SMP.
Aku sekolah di salah satu SMP Negeri favorit di Kota ini, jarak dari rumah ke sekolahan cukup jauh karena memang kampungku berada di lereng gunung sumbing. perjalanan ke sekolahan biasanya aku tempuh 1 jam lebih karena dari rumah aku harus berjalan kaki dahulu sejauh 2km untuk sampai ke jalan raya, dari jalan raya aku naik angkutan desa sekali dan dilanjut jalan kaki lagi sejauh 1km untuk mencapai sekolahan ini.
Teng..Teng..Teng...bunyi velg mobil bekas yang di pukul dengan lempengan besi bekas teralis pertanda kelas akan segera di mulai, dari hasil penerimaan siswa tercantum namaku berada di kelas 1D...kelas terakhir yang dihuni oleh anak anak yang secara prestasi berada di peringkat menengah ke bawah...bukan karena aku tidak berprestasi tetapi kebijakan pemerintah saat itu membedakan asal sekolah sebelumnya dalam sebuah Rayon...meski aku juara kelas dan nilai NEM ku tertinggi di SD kampung tetapi karena berbeda rayon maka di sini aku harus puas masuk di kelas paling buncit, ora popo nak..sing penting mlebu sekolah favorit iki kata bapakku saat melihat pengumuman hasil penerimaan siswa baru.
Hari pertama masuk SMP ini di awali dengan penataran P4 dan pengenalan sekolah, perlahan namun pasti muncul perasaan minder di dalam hati...melihat teman teman baru disini, rata rata mereka adalah anak kota ,anak gaul dan yang pasti mereka anak orang berkecukupan lebih terlihat dari motor atau mobil yang mengantar mereka menuju sekolah ini.
Permisi ya mau lewat neeh ucap seseorang yang sebaya denganku, Ooh monggo nderekaken balasku...sambil berjalan dan mengamati sekitar akhirnya terlihat papan kelas bertulisan KELAS 1 D di atas pintu ruang kelas yang cukup besar...hmmm..lha iki kelasku...ternyata anak yang tadi ketemu di depan gerbang ada di kelas ini dan entah kebetulan sisa bangku yang kosong hanya di sebelahnya...bangku nomer 2 dari belakang barisan sebelah kanan, bangku di sekolah ini berupa bangku panjang yang bisa dipakai untuk 3 murid...Permisi mas, nyuwun sewu..bangku ini kosong atau sudah ada yang pakai ? tanyaku kepadanya...anak itu hanya diam saja tanpa menjawab hanya mengangguk pelan dan menggeser tas sekolah hitam merk Adidas nya tanda bangku itu kosong...oalah cah iki suombong tenan diajak ngomong malah meneng wae batinku dalam hati sambil duduk di bangku paling ujung kanan, aku ulurkan tangan sambil memperkenalkan diri...saya Slamet, mas sama mbak siapa namanya ? tanyaku...anak itu menoleh dan menyambut uluran tangan sambil menjawab..gue Pratama...panggil aja Tama dan gadis di sebelahnya Tama juga menjawab..Saya Riri, salam kenal ya Slamet....
Mulai sekarang saya duduk sebangku bertiga...Slamet, Tama dan Riri...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Monggo Mas Tama Dilanjutken....
Diubah oleh gembelsakti 11-06-2016 15:10
ugalugalih dan 6 lainnya memberi reputasi
7
95.8K
630
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok