bawarasuryaajiAvatar border
TS
bawarasuryaaji
Tari Klasik Gaya Surakarta . Rantaya Kasunanan


Oleh-oleh workshop yoga menggunakan tari klasik jawa. Dari pemahaman sebagian besar orang bahwa tari klasik jawa dalam ragam versi apapun sarat dengan ajaran, nilai dan filsafat. Hanya saja, pertanyaannya adalah, yang mananya? contohnya nyatanya apa? Menjawab dua pertanyaan mendasar tersebut, secara singkat akan kami berikan clues. Untuk diketahui bahwa tari klasik berkembang dengan sifat Palace-Centric, dimana sumber dan aturannya dibakukan oleh istana. walaupun di sisi yang lain terdapat beberapa seni dan tradisi yang memang tumbuh dan berkembang di luar pagar kraton. Di area Jawa Timur kita kenal banyak sekali seni dan tradisi yang berkembang. Hal ini tentu tidak lepas dari sejarah panjang perkembangan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dari era abad pertengahan hingga era majapahit. Di area Malang saja, banyak kita jumpai seni-seni klasik tradisional yang dapat kita runtut akarnya mereferensi ke salah satu masa kerajaan tertentu.

Perbedaan mendasar antara tari gaya Jogja dan Surakarta terdapat pada dasar tuntunannya. Untuk Jog memahami 7 hal yaitu: wiraga, wirama, wirasa, sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh. Sedangkan untuk Surakarta mempunyai delapan macam yaitu pacak, pancat, ulat, lulut, luwes, wilet, wirama, gendhing. Kali ini kita akan ambil contoh mengenai tari klasik gaya surakarta. Saat ini terdapat dua jenis mainstream yang berkembang pada tari klasik gaya surakarta, yaitu gaya Kasunanan dan Mangkunegaran. Dan untuk gaya mangkunegaran banyak mendapatkan pengaruh dari Jogjakarta setelah Mangkunegara VII menikah dengan putri Sultan Hamengku Buwono VII. Demikian sebaliknya dengan tari di Pura Pakualaman, yang banyak mendapatkan pengaruh dari gaya kasunanan setelah Paku Alam VII menikah dengan putri Sunan Paku Buwono X (BRAy. Retno Puwoso). Kembali ke gaya tari Surakarta. Sikap dasar adeg tari Kasunanan Surakarta terdiri dari 6 titik daya :

Untuk kasunanan, yaitu:
Spoiler for Sikap Dasar:


Untuk Mangkunegaran, yaitu:
Spoiler for Sikap Dasar:


Terlihat jelas bahwa pada gaya kasunanan titik kunci daya terdapat pada tubuh bagian belakang, sedangkan pada gaya Mangkunegaran Mangkunegaran titik daya terletak pada tubuh bagian depan. Perbedaan mendasar mengenai fokus titik daya atau energi ini akan melahirkan ekpresi gerak yang berbeda walaupun menggunakan kembangan tari yang sama. Bagi tari di Kasunanan titik kendalinya terdapat pada boyok atau cethik, tepatnya terletak pada tulang belakang pada ruas ke-4 dari bawah. Titik ini dalam istilah yoga disebut titik kundalini. Sedangkan pada sikap adeg di Mangkunegaran pusar merupakan kendali dari titik-titik yang lain dan bathuk sebagai pemancarnya, yaitu di antara kedua alis untuk memancarkan daya tersebut. Dengan memahami penyaluran energi dari masing-masing gaya. Yang kita perlukan adalah latihan gerak tari secara benar diiringi dengan penerapan metode pernapasan secara teratur. Maka tari yang kita lakukan tidaklah menjadi sebuah tari saja (sukur obah), tetapi dapat menjadi sebuah laku semedi dan latihan setingkat yoga atau taichi. Pada titik inilah sebuah tari telah layak disebut sebagai Mataya. Untuk lebih memahami dan menghayati praktek Mataya. Di tari Surakarta terdapat sebuah tuntunan stereotype yang disebut sebagai Gandar. Secara sederhana, gandar sering di-simplifikasi menjadi penokohan wayang, walaupun sebenernya hal ini kurang tepat. Titik berat dari maksud Gandar adalah, proses pencarian jati diri masing-masing individu yang disinkronkan dengan ragam tari yang ada. Adapaun ragam tari surakarta dibagi menjadi:

Putri
  • Luruh (sembadra, kunthi, sinta, dll)
  • Lanyap (Srikandhi, Banuwati, dll)
  • Gecul (Cangik, emban, dll)

Putra Alus
  • Alus luruh (Janaka, Rama, Pandu, dll)
  • Alus lanyap (Karna, Kresna, Wisanggeni, dll
  • Alus gecul (Lesmana Mandrakumara, dll)
  • Alus Madya taya (Salya, Duryudhana)


Putra Agal
1. Gagahan anteb
  • Kalang Kinantang (Gathotkaca, Baladewa, dll)
  • Kambeng (Wrekudara, Anoman, Setyaki, dll)


2. Gagahan ampang
  • Bapang satriya (Buta Patih, Cakil, Kalamarica)
  • Bhuto alit (Buta Alas)
  • Bapang Jeglong (Buta Ratu, Niwatakawaca, Kumbakarna, dll)

Selain tiga gandar utama, terdapat lagi beberapa sub-gandar seperti seperti Dewa, Panakawan, Kewanan dan Setanan. Walaupun konsep dasar solah pada tari Jawa adalah meniru gerak air, akan tetapi pada masing-masing gandar terwakili oleh kondisi air yang berbeda-beda. Misal air mengalir tenang pada gandar Putra alus. Atau kondisi air pada jeram yang digambarkan melalui gandar Gagahan Anteb. Ataupula kondisi Air ombak di laut yang menerjang karang sebagaimana gambaran pada Bapang Jeglong. Karena itulah, masing-masing gandar terdapat perbedaan yang mendasar pada alur gerak, power, polatan, olah nafas ukel dan kembangannya. Seorang guru tari yang telah mumpuni akan mampu mengarahkan siswanya untuk dapat memilih gandar yang tepat. Tetapi akan lebih pas jika kita sendiri mencoba untuk mencari gandar yang paling cocok dengan kita. Untuk pemilihan gandar, kita dapat menggunakan acuan:

Spoiler for Gandar:

Di sini kita dituntut untuk jujur dengan pemilihan gandar. Terkadang yang terjadi adalah, kecenderungannya bahwa orang akan lebih memilih gandar yang terwakili dengan penokohan yang baik atau terkenal. Akan tetapi pemilihan gandar yang penuh dengan kepalsuan dan kepura-puraan ini tidak akan mendapatkan hasil maksimal dari olah Mataya. Semoga dapat menambah khasanah kita dalam berbudhaya. ….bersambung (offline)

Untuk tulisan-tulisan lainnya kunjungi :
Spoiler for Web Surya-Aji:



Video:
Spoiler for Video Rantaya Kasunan:


Jangan lupa Cendolnya gan biar tambah semangat ngepostnya emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L) sama emoticon-Rate 5 Star
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star
0
7K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.