PENGANGGURAN | Makin rendah pendidikan makin bersedia menjalani pekerjaan apa saja. Sarjana menganggur lebih banyak dari tamatan SD dan SMP yang menganggur.
Vokasi. Vokasional. Kejuruan. Siap kerja. Link and match. Sekolah ibarat pabrk: mencetak pekerja. Pasar kerja berbelok, sekolah ganti haluan. Anak sekolah belum lulus, pasar kerja berubah peta...

Anda pernah mendengar perdebatan seputar itu tadi? Hari ini (Seni, 2/5/2016) adalah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Ada temuan menarik dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tamatan sekolah kejuruan ternyata paling banyak menganggur (12,7 persen).

Peringkat kedua dipegang oleh tamatan SMA (10,3 persen), lalu disusul oleh tamatan akademi atau pemegang diploma (7,5 persen).

Kaum yang tingkat penganggurannya terendah adalah mereka yang tak sekolah atau belum pernah sekolah (1,3 persen) dan mereka yang tak tamat SD.

Kira-kira dapat disimpulkan makin rendah pendidikan makin mudah menerima aneka pekerjaan. Bandingkan dengan pengangguran di kalangan sarjana: 6,4 persen. Angka ini di atas pengangguran tak sekolah, tak tamat SD, dan sedikit di atas tamatan SMP.

Lalu di sektor apa sajakah tenaga kerja di atas 15 tahun terserap? Paling banyak adalah jadi buruh tetap atau pegawai (44,43 juta orang).

Demikian menurut laporan ketenagakerjaan BPS Agustus 2015. Dalam empat besar itu ada pekerja keluarga yang tak dibayar: 16,8 juta orang.

Bicara tentang pengangguran, di YouTube ada sejumlah versi klip video "Sarjana Muda" (Iwan Fals, Sarjana Muda, 1981). Bukan versi resmi tentu saja. Oh ya, tahun 1981 memang masih ada gelar sarjana muda.

Engkau sarjana muda / Resah mencari kerja / Mengandalkan ijasahmu / Empat tahun lamanya / Bergelut dengan buku / 'Tuk jaminan masa depan / Langkah kakimu terhenti / Di depan halaman sebuah jawatan
iwan fals - sarjana muda [eksklusif_01_07].flv

Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...yak-menganggur

---