- Beranda
- Stories from the Heart
Cerpen Yang Pendek Tentang Sahabat atau Cinta?
...
TS
buatmainan
Cerpen Yang Pendek Tentang Sahabat atau Cinta?
Hai para para kaskusers yang cantik-cantik sama ganteng-ganteng.
Ini ane mau share cerpen yang pendek banget setelah lama menjadi SR. Pengen nyoba ngepost juga, ane newbie gan ini adalah postingan pertama ane, jadi masih banyak kekurangan sana sini tolong dimaafin ya gan dan alangkah bahagianya ane kalau ada yg ngasih masukan asal jangan marahin ane aja karena cerita ini haha . Jangan lupa nyelipin komentar di sini gan bila berkenan
Di cerita ini ane bisa dibilang salah satu tokohnya karena ini adalah kisah ane yang ane tambah-tambahin dan ane kurang-kurangin biar agak gimana gitu yah haha. Yayaya dibilang karya fiksi nggak seutuhnya tapi juga bukan seutuhnya real based on true story, agan-agan bisa simpulin sendiri deh ya haha. Dan bila suka dengan tread ini kasih ya haha. Langsung aja gan cekidot.
“Hey… ayo kita sudah ditunggu bu guru nih”.
“Sebentar, tunggu aku…” ucap Alamsyah sambil berlari kearah sahabat karibnya itu.
Sembilan Juli 2010 dimana semester baru dibuka di salah satu sekolah favorit di Yogyakarta itu sepasang sahabat karib sedang mengikuti kegiatan MOS diawal masa SMAnya dan tercengang melihat sosok wanita yang begitu menarik, dan berduanya begitu heran karena baru pertama kali melihat wanita yang begitu istimewanya. Setelah beberapa bulan masuk sekolah Firmansyah merasa telah jatuh cinta terhadap wanita itu yang bernama Anjani, ia adalah wanita yang popular karena kecantikannya dan kesederhanaannya. Akan tetapi Firmansyah tidak berani mengungkapkan isi hatinya itu karena ia mempunyai masa lalu yang membuat hatinya sangat terluka, namun Alamsyah teman karibnya sejak kecil itu ditengah jam pelajaran kosong berkata kepada Firmansyah[/LEFT]
“ Hilangkan masa pahitmu dulu teman! Dan bukalah lembaran baru untuk mengawali kehidupanmu saat ini, mungkin jika aku jadi engkau akau juga akan susah untuk melupakan masa lalu itu, tapi aku akan berusaha untuk melupakan agar aku bisa tetap bahagia dengan seseorang yang mengisi hatiku.
“ Tapi mengapa aku sangat sulit melupakan dia… dia yang pernah memberikanku sebuah arti cinta” balas Firmansyah.
“Ehmmm… mungkin engkau memang harus masuk ke panti rehabilitasi cinta, hahaha” bisik alamsyah yang bermaksud agar temannya itu tidak terbawa suasana dan membuat ia tersenyum.
“ Ahaha bisa saja kamu ini kalau aku masuk panti rehabilitas cinta kamu akan masuk panti rehabilitas jiwa karena stres kehilangan aku” balas Firmansyah dengan terbahak-bahak.
“ teettttttttttttttt”
Terdengar suara bel, berarti waktu sudah menujuk angka 1 dan 9, sahabat karib itu masih berbincang-bincang tentang hal itu hingga tiba-tiba di sela-sela pintu kelas yang terbuka terlihat wanita cantik yang tak lain adalah anjani. Pandangan Firmansyah pun langsung kabur terbang entah kemana, dan Alamsyah hanya tersenyum. Tiba-tiba terdengar suara “duaaarrr” dan Alamsyahpun tertawa terbahak-bahak , ternyata suara itu dari mulut Alamsyah yang ada disampingnya dan membuat Firmansyah kaget setelah bengong. Setelah itupun mereka pulang kerumah mereka masing- masing yang berjarak 7km.
Hari terus berlalu, semester demi semester mereka lalu hingga tiba saat mereka pada semester terakhir dimulai dan mereka hanya membicarakan hal yang sama dan berlangsung seperti itu, Anjani selalu menjadi topik paling sering mereka bicarakan. Hingga pada suatu hari dipagi yang cerah hingga awan-awan terlihat dengan jelas dan sinar matahari yang memberi kehangatkan membuat Firmansyah menatap keatas dan melamunkan sesuatu, dan Alamsyah dating dan menepuk pundaknya dan berbisik
“ Indah sekali ya langit hari ini dengan matahari yang selalu menyinari, aku ingin hatimu yang beku mendapatkan sinarnya, dan mencairkannya.
“ Tak semudah itu aku melupakan masa lalu itu,” jawab Firmansyah.
“ Semuanya butuh waktu,” balas Alamsyah sambil menatap langit yang indah dipagi itu.
“ Aku tak mau terbawa suasana saat ini, mari kita ke kantin, mumpung aku masih pagi pasti masih sepi” balas Firmansyah.
“ Oke “ Alamsyah menjawab dan memulai berjalan menuju katin.
Mereka saling berbincang-bincang dijalan menuju kantin, saat sampai didalam kantin Firmansyah kaget ternyata ada Anjani disana, seketika Firmansyah langsung memutar arah langkahnya dan berjalan menuju keluar, tapi tangan Alamsyah memegangnya erat-erat dan ia berbisik kepada Firmansyah
“ Jangan kau hiraukan dia, tetaplah maju! Anggap saja ini adalah sebuah tantangan untuk belajar berani sedikit demi sedikit dan melupakan masa lalumu,” ungkap Alamsyah dengan tatapan lurus kedepan tanpa melihat Firmansyah sedikitpun.
“ Tolonglah aku benar-benar belum siap saat ini,” jawab Firmansyah dengan membisik dan mimik muka yang cemas.
“ Kalau kamu tidak memulai dari sekarang kamu tidak akan berani mengungkapkan isi hatimu padanya,” balas Alamsyah dengan tersenyum kepadanya.
“ Baiklah aku akan mencobanya saat ini,” jawab Firmansyah dengan ketakutan.
Setelah sedikit berdebat dengan temannya itu, ia Alamsyahpun mencoba untuk sedikit lebih berani terhadap Anjani. Tiba-tiba Anjani menoleh dan melihatnya, dia tersenyum kepada mereka, hal itu membuat Firmansyah bingung dan salah tingkah, melihat temannya bingung Alamsyah berkata kepada Firmansyah
“ Cepatlah kau balas senyum indah itu,” sambil menatap arah Anjani, tanpa melihat temannya itu.
Tersadar akan ucapan temannya itu Firmansyah dengan salah tingkahnya membalas senyum itu dengan senyum yang aneh, mungkin karena terlalu groginya. Melihat hal itu Anjani tertawa dan berkata
“ lucu ya kamu”
“ Memangnya ada apa?” balas Firmansyah dengan perasaan deg-degan.
“ Enggak kok, hanya senyummu agak aneh dilihat aja haha,” balas Anjani dengan tertawa.
Kata-katanya itu membuat Firmansyah bingung akan menjawab apa, lalu ia menghancurkan suasana dengan malah mengambil makanan ringan yang ada didekatnya, maka dari itu suasana keceriaan tiba-tiba hilang. Setelah itu Firmansyah bergegas keluar dan Alamsyahpun mengikutinya.
“ Hey Firmansyah,” teriak Anjani.
“ Ada apa?” dijawabnya Firmansyah yang gelisah, dan mengharapkan ada sesuatu yang special hinggan Anjani berteriak kepadanya.
“ Kau lupa belum bayar,” jawab anjani dengan tersenyum.
“ Eh, eh… Aku lupa membayarnya” jawab Firmansyah dengan perasaan malu, kecewa, dan gelisah saat itu ia membayarnya.
“ Itu hal yang manusiawi,” jawab Anjani dengan senyum yang manisnya.
Dengan perasaan yang kacau itu Firmansyahpun kembali ke kelas, dan di jalan Alamsyah memujinya karena ia berani saat itu walaupun sedikit aneh. Dan disaat yang sama pula ia melihat Tisa yang yang berjalan dengan temannya, sangat sulit untuk mereka melupakan Tisa karena ia adalah wanita yang cantik dan pintar terlebih lagi mereka sama-sama mencintai Tisa, Persahabatan dua sejoli teman itupun renggak seketika, hingga akhirnya Firmansyah mendapatkan Tisa, walaupun hanya satu minggu mereka pacaran dan mereka putus dan Tisa meninggalkan Firmansyah karena laki-laki lain. Disaat seperti itu Firmansyah bingung karena ia ditinggal pacar dan sahabat karibnya itu, dan yang terlebih lagi persahabatan mereka kandas karena wanita yang sekarang menyakitinya.
Dibangku tempat Firmanysah dan Alamsyah biasa duduk setiap hari sabtu, Firmansyah duduk dan ditemani suara dedaunan yang tertiup angin membuat Firmansyah menyesal karena memilih Tisa daripada teman karibnya itu. Tiba-tiba ada yang duduk didekatnya tak lain adalah Alamsyah yang duduk dengan tatapan lurus, dan dia berkata
“ Aku baru berpikir mungkin kau sedang butuh aku,” ujar Alamsyah dengan tersenyum.
“ Entah apa yang harus aku katakana padamu, aku benar-benar minta maaf, dan aku sadar engkau lebih dari Tisa,” jawab Firmansyah dengan rasa bersalah.
“ Wanita memang suka memecah kekuatan pria termasuk persahabatan, lupakan semuanya dan yang penting kita kembali seperti dulu,” ungkap ia dengan senyumnya.
Waktu berjalan cepat saat itu dan yang penting mereka berteman lagi. Dan suara daun yang tertiup anginpun menggugah mereka dari ingatan masalalu itu, dan mereka bertanya-tanya kenapa ada Tisa disini, ternyata ia baru pindah dari sekolahnnya yang dulu karena alasan keluarga.
Tentang Tisa adalah masalalu bagi mereka dan yang tertinggal hanyalah rasa sakit dan trauma bagi mereka. Disaat istirahat Firmansyah memulai dengan membicarakan Anjani terus menerus hingga membuat Alamsyahpun marah, entah kenapa tiba-tiba ia marah, dihari-hari biasa saat Firmansyah membicarakan Anjani Alamsyah tidak apa-apa, apa ada hubungannya dengan Tisa, piker Firmansyah.
“tuarrr.” Suara vas bunga yang jatuh.
Hal itu membuat Firmansyah kaget, ternyata Alamsyah sengaja menjatuhkan vas itu.
“ Apa engkau melihat vas itu?” Tanya Alamsyah dengan nada pelan tidak seperti marah.
“ Iya, memangnya kenapa?” jawab Firmansyah.
“ Itu adalah hatimu saat ini, dan engkau sahabatku hanya perlu mengambil pecahan-pecahan itu dan menempelkannya lagi agar hati itu utuh seperti dulu,” balas Alamsyah dengan senyuman.
Kata-kata sahabatnya itu membuat Firmansyah sadar dan yang akan dia lakukan adalah lebih berani terhadap Anjani dan mengungkapkan isihatinya.
Hingga tiba Minggu 25 Juni 2013 ketika dengan bantuan motivasi dan penyemangat dari Alamsyah ia berani mengungkapkan isi hatinya , ia mengungkapkan isi hatinya saat mereka sedang melakukan penelitian disuatu desa yang jauh dari kota, untuk kepentingan tugas sekolah. Anjanipun tertawa, ia pikir Firmansyah hanya bercanda tapi ternyata ia sungguh-sungguh. Anjani serba salah dan terlihat kebingungan tapi saat itu, dia berkata yang terbaik yang mungkin akan dia katakan
“ Engkau mungkin tidak akan percaya dengan apa yang akan aku katakan kepadamu, tapi ini adalah kenyataan, sebenarnya aku telah mencintai seseorang yang tak lain adalah temanmu, Alamsyah. Dan aku mendekatinya dan nampak ada hal yang aneh dari dia tapi aku tidak tahu apa itu, dia seakan menutupi sesuatu, yang aku tahu dia juga mencintai aku, aku tahu dan aku dapat melihat itu dari matanya, dan sekarang aku tahu kenapa Alamsyah seperti itu, karena ia memilih temannya ,” ungkap Anjani yang terharu dengan pengorbanan Alamsyah terhadap temannya itu.
Firmansyah tak bisa berkata apa-apa, di dalam pikirannya adalah
“Alamsyah rela melepaskan orang yang ia cintai untuk aku, dan kenapa aku begitu egois dan tidak tahu kalau Alamsyah juga mencintai orang Anjani , dan aku tidak bisa membayangkan perasaannya saat aku selalu membicarakan tentang Anjani dan yang terlintas dalam pikiranku adalah saat ini sama seperti dulu, dan aku tidak ingin kisah dulu terulang kembali.”
Firmansyahpun bergegas dan pergi ke pantai dimana mereka selalu bersama melihat sunset pada hari Minggu. Firmansyah tahu kalau temannya itu disana saat itu maka ia datang, dan benar dipojok dudukan kayu tempat biasa mereka duduk Alamsyah terlihat sedang menatap kea rah laut, kilaunya senja sore hari disana selalu mengundang untuk melihatnya terbenam. Firmansyahpun duduk didekatnya, dan sambil melihat matahari yang akan terbenam.
“ Bagaimana? Sukseskan tadi?” Tanya Alamsyah dengan senyum yang tulus seperti biasa.
“ Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu,” jawab Firmansyah.
“ Jadi kau sudah tahu ya? Apa Anjani yang mengatakannya padamu?” Tanya Alamsyah lagi.
“ Ya ia yang mengatakannya padaku,” balas Firmansyah.
“ Tidak bisa dipercaya, dia telah berjanji tidak akan bilang siapapun terutama engkau,” jawab Alamsyah dengan senyum yang sedikit lebih kecil dari sebelumnya.
“ Kau tahu apa yang aku pikirkan? Kau gila, merelakan orang yang kau sayangi untuk aku, dan kenapa engkau tidak bilang padaku kalau engkau juga mencintai dia?” Tanya Firmansyah dengan geram.
“ Kau tahu kenapa? Karena bagiku engkau lebih berharga dari Anjani,Tisa, atau orang lain yang telah meluluhkan hatiku, aku tak ingin kita seperti dulu, aku hanya mencoba agar persahabatan kita tetap utuh, dan apakah engkau tahu yang lebih penting dari persahabatan kita? Yaitu aku dan engkau… Itu lebih kuat dari persahabatan maupun cinta, karena kaulah karibku,” ujar Alamsyah yang menatap kedepan kearah matahari yang semakin tenggelam.
“ Engkau benar apapun itu persahabatan kita takakan pernah berakhir sampai ajal menjemput kita, dan bila saat itu tiba aku tidak akan meneteskan air mataku sedikitpun, karena aku yakin engkau engkau sedang menungguku dan aku juga yakin Tuhan akan mempertemukan kita bersama orang-orang yang kita cintai di keabadian … Karibku,” ungkap Firmansyah.
Mataharipun sudah tenggelam, disaat itu mereka yakin pelajaran yang paling penting adalah tidak peduli siapa yang meninggalkan akan tetapi mereka sudah belajar tentang apa arti kehilangan. Dan teman sejati yang selalu membuatnya tersenyum saat hati lara.
Ini ane mau share cerpen yang pendek banget setelah lama menjadi SR. Pengen nyoba ngepost juga, ane newbie gan ini adalah postingan pertama ane, jadi masih banyak kekurangan sana sini tolong dimaafin ya gan dan alangkah bahagianya ane kalau ada yg ngasih masukan asal jangan marahin ane aja karena cerita ini haha . Jangan lupa nyelipin komentar di sini gan bila berkenan
Di cerita ini ane bisa dibilang salah satu tokohnya karena ini adalah kisah ane yang ane tambah-tambahin dan ane kurang-kurangin biar agak gimana gitu yah haha. Yayaya dibilang karya fiksi nggak seutuhnya tapi juga bukan seutuhnya real based on true story, agan-agan bisa simpulin sendiri deh ya haha. Dan bila suka dengan tread ini kasih ya haha. Langsung aja gan cekidot.
Spoiler for Nih gan :
Sahabat Lebih Dari Cinta
“Hey… ayo kita sudah ditunggu bu guru nih”.
“Sebentar, tunggu aku…” ucap Alamsyah sambil berlari kearah sahabat karibnya itu.
Sembilan Juli 2010 dimana semester baru dibuka di salah satu sekolah favorit di Yogyakarta itu sepasang sahabat karib sedang mengikuti kegiatan MOS diawal masa SMAnya dan tercengang melihat sosok wanita yang begitu menarik, dan berduanya begitu heran karena baru pertama kali melihat wanita yang begitu istimewanya. Setelah beberapa bulan masuk sekolah Firmansyah merasa telah jatuh cinta terhadap wanita itu yang bernama Anjani, ia adalah wanita yang popular karena kecantikannya dan kesederhanaannya. Akan tetapi Firmansyah tidak berani mengungkapkan isi hatinya itu karena ia mempunyai masa lalu yang membuat hatinya sangat terluka, namun Alamsyah teman karibnya sejak kecil itu ditengah jam pelajaran kosong berkata kepada Firmansyah[/LEFT]
“ Hilangkan masa pahitmu dulu teman! Dan bukalah lembaran baru untuk mengawali kehidupanmu saat ini, mungkin jika aku jadi engkau akau juga akan susah untuk melupakan masa lalu itu, tapi aku akan berusaha untuk melupakan agar aku bisa tetap bahagia dengan seseorang yang mengisi hatiku.
“ Tapi mengapa aku sangat sulit melupakan dia… dia yang pernah memberikanku sebuah arti cinta” balas Firmansyah.
“Ehmmm… mungkin engkau memang harus masuk ke panti rehabilitasi cinta, hahaha” bisik alamsyah yang bermaksud agar temannya itu tidak terbawa suasana dan membuat ia tersenyum.
“ Ahaha bisa saja kamu ini kalau aku masuk panti rehabilitas cinta kamu akan masuk panti rehabilitas jiwa karena stres kehilangan aku” balas Firmansyah dengan terbahak-bahak.
“ teettttttttttttttt”
Terdengar suara bel, berarti waktu sudah menujuk angka 1 dan 9, sahabat karib itu masih berbincang-bincang tentang hal itu hingga tiba-tiba di sela-sela pintu kelas yang terbuka terlihat wanita cantik yang tak lain adalah anjani. Pandangan Firmansyah pun langsung kabur terbang entah kemana, dan Alamsyah hanya tersenyum. Tiba-tiba terdengar suara “duaaarrr” dan Alamsyahpun tertawa terbahak-bahak , ternyata suara itu dari mulut Alamsyah yang ada disampingnya dan membuat Firmansyah kaget setelah bengong. Setelah itupun mereka pulang kerumah mereka masing- masing yang berjarak 7km.
Hari terus berlalu, semester demi semester mereka lalu hingga tiba saat mereka pada semester terakhir dimulai dan mereka hanya membicarakan hal yang sama dan berlangsung seperti itu, Anjani selalu menjadi topik paling sering mereka bicarakan. Hingga pada suatu hari dipagi yang cerah hingga awan-awan terlihat dengan jelas dan sinar matahari yang memberi kehangatkan membuat Firmansyah menatap keatas dan melamunkan sesuatu, dan Alamsyah dating dan menepuk pundaknya dan berbisik
“ Indah sekali ya langit hari ini dengan matahari yang selalu menyinari, aku ingin hatimu yang beku mendapatkan sinarnya, dan mencairkannya.
“ Tak semudah itu aku melupakan masa lalu itu,” jawab Firmansyah.
“ Semuanya butuh waktu,” balas Alamsyah sambil menatap langit yang indah dipagi itu.
“ Aku tak mau terbawa suasana saat ini, mari kita ke kantin, mumpung aku masih pagi pasti masih sepi” balas Firmansyah.
“ Oke “ Alamsyah menjawab dan memulai berjalan menuju katin.
Mereka saling berbincang-bincang dijalan menuju kantin, saat sampai didalam kantin Firmansyah kaget ternyata ada Anjani disana, seketika Firmansyah langsung memutar arah langkahnya dan berjalan menuju keluar, tapi tangan Alamsyah memegangnya erat-erat dan ia berbisik kepada Firmansyah
“ Jangan kau hiraukan dia, tetaplah maju! Anggap saja ini adalah sebuah tantangan untuk belajar berani sedikit demi sedikit dan melupakan masa lalumu,” ungkap Alamsyah dengan tatapan lurus kedepan tanpa melihat Firmansyah sedikitpun.
“ Tolonglah aku benar-benar belum siap saat ini,” jawab Firmansyah dengan membisik dan mimik muka yang cemas.
“ Kalau kamu tidak memulai dari sekarang kamu tidak akan berani mengungkapkan isi hatimu padanya,” balas Alamsyah dengan tersenyum kepadanya.
“ Baiklah aku akan mencobanya saat ini,” jawab Firmansyah dengan ketakutan.
Setelah sedikit berdebat dengan temannya itu, ia Alamsyahpun mencoba untuk sedikit lebih berani terhadap Anjani. Tiba-tiba Anjani menoleh dan melihatnya, dia tersenyum kepada mereka, hal itu membuat Firmansyah bingung dan salah tingkah, melihat temannya bingung Alamsyah berkata kepada Firmansyah
“ Cepatlah kau balas senyum indah itu,” sambil menatap arah Anjani, tanpa melihat temannya itu.
Tersadar akan ucapan temannya itu Firmansyah dengan salah tingkahnya membalas senyum itu dengan senyum yang aneh, mungkin karena terlalu groginya. Melihat hal itu Anjani tertawa dan berkata
“ lucu ya kamu”
“ Memangnya ada apa?” balas Firmansyah dengan perasaan deg-degan.
“ Enggak kok, hanya senyummu agak aneh dilihat aja haha,” balas Anjani dengan tertawa.
Kata-katanya itu membuat Firmansyah bingung akan menjawab apa, lalu ia menghancurkan suasana dengan malah mengambil makanan ringan yang ada didekatnya, maka dari itu suasana keceriaan tiba-tiba hilang. Setelah itu Firmansyah bergegas keluar dan Alamsyahpun mengikutinya.
“ Hey Firmansyah,” teriak Anjani.
“ Ada apa?” dijawabnya Firmansyah yang gelisah, dan mengharapkan ada sesuatu yang special hinggan Anjani berteriak kepadanya.
“ Kau lupa belum bayar,” jawab anjani dengan tersenyum.
“ Eh, eh… Aku lupa membayarnya” jawab Firmansyah dengan perasaan malu, kecewa, dan gelisah saat itu ia membayarnya.
“ Itu hal yang manusiawi,” jawab Anjani dengan senyum yang manisnya.
Dengan perasaan yang kacau itu Firmansyahpun kembali ke kelas, dan di jalan Alamsyah memujinya karena ia berani saat itu walaupun sedikit aneh. Dan disaat yang sama pula ia melihat Tisa yang yang berjalan dengan temannya, sangat sulit untuk mereka melupakan Tisa karena ia adalah wanita yang cantik dan pintar terlebih lagi mereka sama-sama mencintai Tisa, Persahabatan dua sejoli teman itupun renggak seketika, hingga akhirnya Firmansyah mendapatkan Tisa, walaupun hanya satu minggu mereka pacaran dan mereka putus dan Tisa meninggalkan Firmansyah karena laki-laki lain. Disaat seperti itu Firmansyah bingung karena ia ditinggal pacar dan sahabat karibnya itu, dan yang terlebih lagi persahabatan mereka kandas karena wanita yang sekarang menyakitinya.
Dibangku tempat Firmanysah dan Alamsyah biasa duduk setiap hari sabtu, Firmansyah duduk dan ditemani suara dedaunan yang tertiup angin membuat Firmansyah menyesal karena memilih Tisa daripada teman karibnya itu. Tiba-tiba ada yang duduk didekatnya tak lain adalah Alamsyah yang duduk dengan tatapan lurus, dan dia berkata
“ Aku baru berpikir mungkin kau sedang butuh aku,” ujar Alamsyah dengan tersenyum.
“ Entah apa yang harus aku katakana padamu, aku benar-benar minta maaf, dan aku sadar engkau lebih dari Tisa,” jawab Firmansyah dengan rasa bersalah.
“ Wanita memang suka memecah kekuatan pria termasuk persahabatan, lupakan semuanya dan yang penting kita kembali seperti dulu,” ungkap ia dengan senyumnya.
Waktu berjalan cepat saat itu dan yang penting mereka berteman lagi. Dan suara daun yang tertiup anginpun menggugah mereka dari ingatan masalalu itu, dan mereka bertanya-tanya kenapa ada Tisa disini, ternyata ia baru pindah dari sekolahnnya yang dulu karena alasan keluarga.
Tentang Tisa adalah masalalu bagi mereka dan yang tertinggal hanyalah rasa sakit dan trauma bagi mereka. Disaat istirahat Firmansyah memulai dengan membicarakan Anjani terus menerus hingga membuat Alamsyahpun marah, entah kenapa tiba-tiba ia marah, dihari-hari biasa saat Firmansyah membicarakan Anjani Alamsyah tidak apa-apa, apa ada hubungannya dengan Tisa, piker Firmansyah.
“tuarrr.” Suara vas bunga yang jatuh.
Hal itu membuat Firmansyah kaget, ternyata Alamsyah sengaja menjatuhkan vas itu.
“ Apa engkau melihat vas itu?” Tanya Alamsyah dengan nada pelan tidak seperti marah.
“ Iya, memangnya kenapa?” jawab Firmansyah.
“ Itu adalah hatimu saat ini, dan engkau sahabatku hanya perlu mengambil pecahan-pecahan itu dan menempelkannya lagi agar hati itu utuh seperti dulu,” balas Alamsyah dengan senyuman.
Kata-kata sahabatnya itu membuat Firmansyah sadar dan yang akan dia lakukan adalah lebih berani terhadap Anjani dan mengungkapkan isihatinya.
Hingga tiba Minggu 25 Juni 2013 ketika dengan bantuan motivasi dan penyemangat dari Alamsyah ia berani mengungkapkan isi hatinya , ia mengungkapkan isi hatinya saat mereka sedang melakukan penelitian disuatu desa yang jauh dari kota, untuk kepentingan tugas sekolah. Anjanipun tertawa, ia pikir Firmansyah hanya bercanda tapi ternyata ia sungguh-sungguh. Anjani serba salah dan terlihat kebingungan tapi saat itu, dia berkata yang terbaik yang mungkin akan dia katakan
“ Engkau mungkin tidak akan percaya dengan apa yang akan aku katakan kepadamu, tapi ini adalah kenyataan, sebenarnya aku telah mencintai seseorang yang tak lain adalah temanmu, Alamsyah. Dan aku mendekatinya dan nampak ada hal yang aneh dari dia tapi aku tidak tahu apa itu, dia seakan menutupi sesuatu, yang aku tahu dia juga mencintai aku, aku tahu dan aku dapat melihat itu dari matanya, dan sekarang aku tahu kenapa Alamsyah seperti itu, karena ia memilih temannya ,” ungkap Anjani yang terharu dengan pengorbanan Alamsyah terhadap temannya itu.
Firmansyah tak bisa berkata apa-apa, di dalam pikirannya adalah
“Alamsyah rela melepaskan orang yang ia cintai untuk aku, dan kenapa aku begitu egois dan tidak tahu kalau Alamsyah juga mencintai orang Anjani , dan aku tidak bisa membayangkan perasaannya saat aku selalu membicarakan tentang Anjani dan yang terlintas dalam pikiranku adalah saat ini sama seperti dulu, dan aku tidak ingin kisah dulu terulang kembali.”
Firmansyahpun bergegas dan pergi ke pantai dimana mereka selalu bersama melihat sunset pada hari Minggu. Firmansyah tahu kalau temannya itu disana saat itu maka ia datang, dan benar dipojok dudukan kayu tempat biasa mereka duduk Alamsyah terlihat sedang menatap kea rah laut, kilaunya senja sore hari disana selalu mengundang untuk melihatnya terbenam. Firmansyahpun duduk didekatnya, dan sambil melihat matahari yang akan terbenam.
“ Bagaimana? Sukseskan tadi?” Tanya Alamsyah dengan senyum yang tulus seperti biasa.
“ Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu,” jawab Firmansyah.
“ Jadi kau sudah tahu ya? Apa Anjani yang mengatakannya padamu?” Tanya Alamsyah lagi.
“ Ya ia yang mengatakannya padaku,” balas Firmansyah.
“ Tidak bisa dipercaya, dia telah berjanji tidak akan bilang siapapun terutama engkau,” jawab Alamsyah dengan senyum yang sedikit lebih kecil dari sebelumnya.
“ Kau tahu apa yang aku pikirkan? Kau gila, merelakan orang yang kau sayangi untuk aku, dan kenapa engkau tidak bilang padaku kalau engkau juga mencintai dia?” Tanya Firmansyah dengan geram.
“ Kau tahu kenapa? Karena bagiku engkau lebih berharga dari Anjani,Tisa, atau orang lain yang telah meluluhkan hatiku, aku tak ingin kita seperti dulu, aku hanya mencoba agar persahabatan kita tetap utuh, dan apakah engkau tahu yang lebih penting dari persahabatan kita? Yaitu aku dan engkau… Itu lebih kuat dari persahabatan maupun cinta, karena kaulah karibku,” ujar Alamsyah yang menatap kedepan kearah matahari yang semakin tenggelam.
“ Engkau benar apapun itu persahabatan kita takakan pernah berakhir sampai ajal menjemput kita, dan bila saat itu tiba aku tidak akan meneteskan air mataku sedikitpun, karena aku yakin engkau engkau sedang menungguku dan aku juga yakin Tuhan akan mempertemukan kita bersama orang-orang yang kita cintai di keabadian … Karibku,” ungkap Firmansyah.
Mataharipun sudah tenggelam, disaat itu mereka yakin pelajaran yang paling penting adalah tidak peduli siapa yang meninggalkan akan tetapi mereka sudah belajar tentang apa arti kehilangan. Dan teman sejati yang selalu membuatnya tersenyum saat hati lara.
THE END
anasabila memberi reputasi
1
1.9K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•41.6KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru