- Beranda
- B-Log Personal
[WEBNOVEL] Yuuki: Dia Yang Memberi Keberanian
...
TS
hahailham1
[WEBNOVEL] Yuuki: Dia Yang Memberi Keberanian
Quote:
Permisi gan numpang nimbrung
Sebenernya sih ini dah ane post di blog ane sendiri, cuma biar makin banyak feedback jd ane bikin juga di sini deh, biar bisa direkap juga.
Jadi sebenernya B-Log ane itu isinya tentang webnovel semacam series gitu yang lagi ane buat, judulnya Yuuki.
Genre? Romance sih, ya tau lah gan anak muda Udah cingcong nya, langsung aja ke isinya deh :
Sebenernya sih ini dah ane post di blog ane sendiri, cuma biar makin banyak feedback jd ane bikin juga di sini deh, biar bisa direkap juga.
Jadi sebenernya B-Log ane itu isinya tentang webnovel semacam series gitu yang lagi ane buat, judulnya Yuuki.
Genre? Romance sih, ya tau lah gan anak muda Udah cingcong nya, langsung aja ke isinya deh :
Quote:
Jam di tangan kiriku menunjukkan pukul 5 sore. Aku yang baru saja memasuki gang perumahan ini langsung berhenti pada sebuah rumah berpagar hitam yang banguannya tidak terlalu lebar, namun lebih tinggi dari bangunan di sekitarnya. Kuambil kunci rumah yang ada di saku celanaku, dan suara kecil lonceng yang tergantung bersama kunci rumahku pun berbunyi, mengingatkanku pada dia yang memberiku keberanian untuk merubah diriku sendiri.
2 tahun lalu
Semenjak beberapa bulan lalu, aku punya kebiasaan baru untuk datang ke event budaya negara eks-penjajah negeri ini. Bukannya tidak cinta dengan kultur negeri sendiri, tapi budaya yang mereka sajikan sangatlah beragam dan cocok untuk segmen anak-anak remaja tanggung sepertiku: cosplay dan anime.
Suasana hall kampus yang aku datangi kali ini cukup ramai dengan pengunjung yang mungkin punya alasan masing-masing untuk datang kemari. Tapi mungkin salah satu alasan paling utama kenapa banyak orang yang hadir di acara kali ini adalah karena adanya salah satu artis yang didatangkan langsung dari negeri asalnya, Jepang! Dan yang menariknya lagi, akan diadakan kuis berhadiah 1 tiket meet and greet dengan artis ini yang menurut dompetku harganya tidak bersahabat. Maka dari itu tiket dari kuis inilah yang mungkin jadi jembatan buatku untuk bertemu mereka.
Aku berjalan menembus kerumunan hall yang berisi ratusan manusia yang sedang menikmati matsuri yang diadakan, kakiku hanya tertuju kepada panggung utama yang akan mengadakan kuis untuk tiket meet and greet ini. Sebelumnya aku sudah mendaftar di meja panitia dan mereka memberitahu kalau kuis akan dimulai jam 11 siang ini, atau sekitar 5 menit dari sekarang. “Aku harus cepat-cepat nih” , batinku sambil terus melangkahkan kaki menuju panggung utama.
Di sana sudah berkumpul sekitar 10 orang yang akan mengikuti kuis ini. Kuperhatikan diantara mereka ada yang sudah memakai kaus bergambarkan artis asal Jepang yang saat ini diundang kemari dan tiket meet and greet nya akan kami perebutkan, ada juga maniak musik yang sedang menggunakan headset besar meskipun tengah berada di depan kerumuman orang banyak. Sisanya tidak ada yang mencolok menurutku, hanya seorang perempuan dengan sejenis seifuku yang tingginya sepantaran denganku juga ingin mengetes keberuntungannya di sini. “Aku mungkin bisa menang”, batinku.
“Yak dan kita sambut, akan ada 10 orang yang akan memperebutkan 1 tiket meet and greet dengan tamu spesial kita yang dihadirkan langsung dari Jepang tahun ini! Silahkan naik untuk para peserta yang sudah mendaftar!” , begitulah suara MC acara ketika memanggil kami. Satu persatu peserta pun naik ke atas panggung, dan satu persatu pula dari mereka akhirnya turun dari panggung karena gagal menyelesaikan pertanyaan yang ada.
Akhirnya hanya tersisa aku dan perempuan berseifuku tadi yang awalnya kuanggap enteng dalam kuis pengetahuan tentang artis ini, namun ternyata ia lumayan tahu banyak tentang mereka. Sebelum MC membacakan pertanyaan terakhir, dia bertanya kepada penonton “Sebaiknya yang mana nih yang dimenangkan?” .
Sontak penonton langsung menunjuk perempuan yang ada di sebelahku ini untuk jadi pemenang. Aku hanya termangu ketika tiket yang sudah ada di depan mata ini harus hangus begitu saja. Memang sih, secara penampilan aku tidak semenarik dia. Hanya mengenakan jaket merah khas yang sering kugunakan dan celana jeans, aku memang tidak mencolok. Mungkin juga ini sebabnya kenapa aku agak minder ketika bertemu perempuan yang cantik dan tak punya pacar hingga sekarang usiaku yang sudah mendekati 18 tahun.
“Tenang aja bro, tiketnya ada 2 tuh! Shock gitu lo!” , sebuah suara yang menyadarkanku dari lamunanku terdengar. Tanganku langsung menggenggam tiket meet and greet itu, tapi pandanganku sudah beralih kepada perempuan tadi yang juga memenangkan tiket yang sama denganku. Aku berusaha untuk mengejarnya, karena memang aku tidak tahu dimana lokasi meet and greet akan diadakan.
“Maaf.”
“iya?”
“Kakak tahu tempat acaranya di mana?” , tanyaku. Akupun terkejut karena aku yang biasanya minder ketika bicara dengan perempuan tiba-tiba bertanya padanya.
“Tahu kok. Aku juga mau ke sana sekarang. Bareng aja sini” , balasnya lagi.
Aku akhirnya hanya mengikutinya dari belakang. Setelah mengobrol tadi, aku baru menyadari kalau perempuan ini punya wajah yang cukup manis. Ia tidak terlalu tinggi, sama sepertiku, dan rambutnya yang dipotong sebahu sangat cocok dengannya. Ah, aku mulai tertarik kepadanya, bagaimana ya cara untuk berkenalan dengannya.
Apa ia mau berkenalan denganku?
Sebuah pertanyaan yang selalu muncul di benakku ketika ingin berkenalan dengan perempuan. Suatu perasaan negatif yang dari dulu ingin aku hilangkan sekarang berdiri tepat di depanku menghalangiku untuk berkenalan dengan perempuan yang baru sebentar mengobrol denganku.
Kami akhirnya sampai di tempat acara ini akan diadakan. Artis kenamaan asal Jepang yang menjadi daya tarik utama acara kampus ini sudah berada di dalam dan kami yang memegang tiket untuk meet and greet sudah menunggu di depan ruangan untuk masuk sesuai nomor tiket kami. Antrianku dengan perempuan tadi pun berbeda.
Ah, akhirnya aku tidak bisa berkenalan
Meet and greet ini direncanakan akan berlangsung selama 2 jam hingga jam 7 malam nanti. Masih ada sekitar 15 menit sebelum acara dimulai, dan perlahan-lahan antrian orang-orang yang ingin masuk pun mulai bergerak ke depan. Setelah 10 menit mengantri, aku akhirnya masuk ke dalam ruangan meet and greet yang aku sendiri sudah tidak fokus untuk mengikutinya karena pertemuan dengan perempuan tadi.
Acara pun selesai begitu saja dengan aku yang tidak terlalu memperhatikan isi acara. Satu persatu dari kami akhirnya keluar dari ruangan tersebut. Aku yang kebetulan kedapatan keluar lebih dulu menunggu di samping pintu keluar sambil berharap untuk bisa bertemu perempuan tadi. Ruangan acara pun perlahan-lahan semakin kosong , hingga akhirnya aku melihatnya berjalan tepat di depanku.
Sapa? Tidak? Apa ia masih ingat denganku?
Get over yourself, mate! Kalau engga sekarang, kapan lagi kamu bisa bicara dengannya?
Dua suara batin yang saling bertolak belakang membuatku menahan kata-kata yang sudah hampir keluar dari mulutku, hingga akhirnya,
“Kak!”
“Oh, kamu yang menang meet and greet tadi bareng aku ya!” Aku yang akhirnya berhasil memanggilnya pun dibalas dengan ucapannya yang lembut.
Ternyata ia masih mengingatku.
“Gimana meet and greet nya kak?” , tanyaku.
“Wah, seru banget tadi ya...” , ia pun bercerita panjang lebar soal meet and greet tadi yang tidak terlalu kuperhatikan acaranya. Suaranya yang lembut terasa seperti nyanyian di telingaku. Mungkin ini yang dibilang oleh orang-orang sebagai suka pada pandangan pertama.
“Maaf nih, aku harus pulang sekarang” , pungkasnya setelah bercerita panjang lebar mengenai meet and greet tadi. Akupun hanya mengiyakan saja. Sedikit ada perasaan sedih karena tidak bisa mengobrol lebih lama dengannya.
Kamu mau bisa terus ngobrol dengannya? Ajak kenalan, minta kontaknya!
Bagaimana kalau dia tidak memberikannya?
Aku ragu untuk mengeluarkan kata-kata. Ia mulai berjalan menjauhiku. Kalau begini terus aku tidak akan dapat berkenalan dengannya.
Kumpulkan keberanianmu! Keluarkan suaramu!
Batinku berperang. Hingga akhirnya dengan seluruh keberanian, aku separuh berteriak,
“Kak!” . Ia berhenti dan menoleh.
“Kenalin, namaku Ilham!” , aku meneruskan. Ia berbalik dan sedikit berjalan kearahku.
“Angie.” .
2 tahun lalu
Semenjak beberapa bulan lalu, aku punya kebiasaan baru untuk datang ke event budaya negara eks-penjajah negeri ini. Bukannya tidak cinta dengan kultur negeri sendiri, tapi budaya yang mereka sajikan sangatlah beragam dan cocok untuk segmen anak-anak remaja tanggung sepertiku: cosplay dan anime.
Suasana hall kampus yang aku datangi kali ini cukup ramai dengan pengunjung yang mungkin punya alasan masing-masing untuk datang kemari. Tapi mungkin salah satu alasan paling utama kenapa banyak orang yang hadir di acara kali ini adalah karena adanya salah satu artis yang didatangkan langsung dari negeri asalnya, Jepang! Dan yang menariknya lagi, akan diadakan kuis berhadiah 1 tiket meet and greet dengan artis ini yang menurut dompetku harganya tidak bersahabat. Maka dari itu tiket dari kuis inilah yang mungkin jadi jembatan buatku untuk bertemu mereka.
Aku berjalan menembus kerumunan hall yang berisi ratusan manusia yang sedang menikmati matsuri yang diadakan, kakiku hanya tertuju kepada panggung utama yang akan mengadakan kuis untuk tiket meet and greet ini. Sebelumnya aku sudah mendaftar di meja panitia dan mereka memberitahu kalau kuis akan dimulai jam 11 siang ini, atau sekitar 5 menit dari sekarang. “Aku harus cepat-cepat nih” , batinku sambil terus melangkahkan kaki menuju panggung utama.
Di sana sudah berkumpul sekitar 10 orang yang akan mengikuti kuis ini. Kuperhatikan diantara mereka ada yang sudah memakai kaus bergambarkan artis asal Jepang yang saat ini diundang kemari dan tiket meet and greet nya akan kami perebutkan, ada juga maniak musik yang sedang menggunakan headset besar meskipun tengah berada di depan kerumuman orang banyak. Sisanya tidak ada yang mencolok menurutku, hanya seorang perempuan dengan sejenis seifuku yang tingginya sepantaran denganku juga ingin mengetes keberuntungannya di sini. “Aku mungkin bisa menang”, batinku.
“Yak dan kita sambut, akan ada 10 orang yang akan memperebutkan 1 tiket meet and greet dengan tamu spesial kita yang dihadirkan langsung dari Jepang tahun ini! Silahkan naik untuk para peserta yang sudah mendaftar!” , begitulah suara MC acara ketika memanggil kami. Satu persatu peserta pun naik ke atas panggung, dan satu persatu pula dari mereka akhirnya turun dari panggung karena gagal menyelesaikan pertanyaan yang ada.
Akhirnya hanya tersisa aku dan perempuan berseifuku tadi yang awalnya kuanggap enteng dalam kuis pengetahuan tentang artis ini, namun ternyata ia lumayan tahu banyak tentang mereka. Sebelum MC membacakan pertanyaan terakhir, dia bertanya kepada penonton “Sebaiknya yang mana nih yang dimenangkan?” .
Sontak penonton langsung menunjuk perempuan yang ada di sebelahku ini untuk jadi pemenang. Aku hanya termangu ketika tiket yang sudah ada di depan mata ini harus hangus begitu saja. Memang sih, secara penampilan aku tidak semenarik dia. Hanya mengenakan jaket merah khas yang sering kugunakan dan celana jeans, aku memang tidak mencolok. Mungkin juga ini sebabnya kenapa aku agak minder ketika bertemu perempuan yang cantik dan tak punya pacar hingga sekarang usiaku yang sudah mendekati 18 tahun.
“Tenang aja bro, tiketnya ada 2 tuh! Shock gitu lo!” , sebuah suara yang menyadarkanku dari lamunanku terdengar. Tanganku langsung menggenggam tiket meet and greet itu, tapi pandanganku sudah beralih kepada perempuan tadi yang juga memenangkan tiket yang sama denganku. Aku berusaha untuk mengejarnya, karena memang aku tidak tahu dimana lokasi meet and greet akan diadakan.
“Maaf.”
“iya?”
“Kakak tahu tempat acaranya di mana?” , tanyaku. Akupun terkejut karena aku yang biasanya minder ketika bicara dengan perempuan tiba-tiba bertanya padanya.
“Tahu kok. Aku juga mau ke sana sekarang. Bareng aja sini” , balasnya lagi.
Aku akhirnya hanya mengikutinya dari belakang. Setelah mengobrol tadi, aku baru menyadari kalau perempuan ini punya wajah yang cukup manis. Ia tidak terlalu tinggi, sama sepertiku, dan rambutnya yang dipotong sebahu sangat cocok dengannya. Ah, aku mulai tertarik kepadanya, bagaimana ya cara untuk berkenalan dengannya.
Apa ia mau berkenalan denganku?
Sebuah pertanyaan yang selalu muncul di benakku ketika ingin berkenalan dengan perempuan. Suatu perasaan negatif yang dari dulu ingin aku hilangkan sekarang berdiri tepat di depanku menghalangiku untuk berkenalan dengan perempuan yang baru sebentar mengobrol denganku.
Kami akhirnya sampai di tempat acara ini akan diadakan. Artis kenamaan asal Jepang yang menjadi daya tarik utama acara kampus ini sudah berada di dalam dan kami yang memegang tiket untuk meet and greet sudah menunggu di depan ruangan untuk masuk sesuai nomor tiket kami. Antrianku dengan perempuan tadi pun berbeda.
Ah, akhirnya aku tidak bisa berkenalan
Meet and greet ini direncanakan akan berlangsung selama 2 jam hingga jam 7 malam nanti. Masih ada sekitar 15 menit sebelum acara dimulai, dan perlahan-lahan antrian orang-orang yang ingin masuk pun mulai bergerak ke depan. Setelah 10 menit mengantri, aku akhirnya masuk ke dalam ruangan meet and greet yang aku sendiri sudah tidak fokus untuk mengikutinya karena pertemuan dengan perempuan tadi.
Acara pun selesai begitu saja dengan aku yang tidak terlalu memperhatikan isi acara. Satu persatu dari kami akhirnya keluar dari ruangan tersebut. Aku yang kebetulan kedapatan keluar lebih dulu menunggu di samping pintu keluar sambil berharap untuk bisa bertemu perempuan tadi. Ruangan acara pun perlahan-lahan semakin kosong , hingga akhirnya aku melihatnya berjalan tepat di depanku.
Sapa? Tidak? Apa ia masih ingat denganku?
Get over yourself, mate! Kalau engga sekarang, kapan lagi kamu bisa bicara dengannya?
Dua suara batin yang saling bertolak belakang membuatku menahan kata-kata yang sudah hampir keluar dari mulutku, hingga akhirnya,
“Kak!”
“Oh, kamu yang menang meet and greet tadi bareng aku ya!” Aku yang akhirnya berhasil memanggilnya pun dibalas dengan ucapannya yang lembut.
Ternyata ia masih mengingatku.
“Gimana meet and greet nya kak?” , tanyaku.
“Wah, seru banget tadi ya...” , ia pun bercerita panjang lebar soal meet and greet tadi yang tidak terlalu kuperhatikan acaranya. Suaranya yang lembut terasa seperti nyanyian di telingaku. Mungkin ini yang dibilang oleh orang-orang sebagai suka pada pandangan pertama.
“Maaf nih, aku harus pulang sekarang” , pungkasnya setelah bercerita panjang lebar mengenai meet and greet tadi. Akupun hanya mengiyakan saja. Sedikit ada perasaan sedih karena tidak bisa mengobrol lebih lama dengannya.
Kamu mau bisa terus ngobrol dengannya? Ajak kenalan, minta kontaknya!
Bagaimana kalau dia tidak memberikannya?
Aku ragu untuk mengeluarkan kata-kata. Ia mulai berjalan menjauhiku. Kalau begini terus aku tidak akan dapat berkenalan dengannya.
Kumpulkan keberanianmu! Keluarkan suaramu!
Batinku berperang. Hingga akhirnya dengan seluruh keberanian, aku separuh berteriak,
“Kak!” . Ia berhenti dan menoleh.
“Kenalin, namaku Ilham!” , aku meneruskan. Ia berbalik dan sedikit berjalan kearahku.
“Angie.” .
seifuku: semacam baju sekolah anak sekolah di Jepang
Diubah oleh hahailham1 04-04-2016 11:26
someshitness dan tata604 memberi reputasi
2
706
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
B-Log Personal
6.1KThread•9.5KAnggota
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru