Quote:
Peneliti Cyrus Network Hasan Nasbi menilai popularitas calon tak langsung terkait dengan elektabilitas dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 mendatang.
"Popularitas tidak terlalu bermasalah. Pada akhirnya semua calon akan dikenal dalam tahap sosialisasi," ujar Hasan Nasbi dalam diskusi publik bertema Jalur Perseorangan Penguatan Demokrasi atau Deparpolisasi yang diselenggarakan MMD Initiative di Jakarta, Rabu (30/03/2016).
Dia mengatakan saat ini popularitas calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kemungkinan berkisar 90 persen karena posisinya yang masih menjabat. Namun, popularitasnya diyakini tidak jauh berbeda dengan calon lain seperti Yusril Ihza Mahendra.
"Pak Yusril karena dia tokoh nasional, pasti popularitasnya 80 persen, sehingga tidak terpaut jauh dan memang populer bukan lah problem. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah elektabilitas," ujar Hasan.
Dari sisi elektabilitas tokoh yang belakangan disebut akan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, Hasan memperkirakan sejauh ini hanya Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault yang mampu bersaing dengan Ahok.
Sedangkan untuk Sandiaga Uno, diperkirakan masih terpaut jauh karena terkendala segmentasi pemilih.
"Kalau Sandiaga Uno elektabilitasnya tidak naik karena segmen pemilihnya kalangan profesional dan pengusaha muda, dia susah mengembangkan di luar segmen itu. Mungkin isu dan model kampanyenya belum menyentuh kelompok di luar itu," tutur Hasan.
Lebih jauh Hasan menilai jika partai ingin memunculkan calon yang benar-benar bisa menjadi pesaing Ahok dalam pilkada, maka partai dapat bersatu menetapkan dan mengusung satu nama untuk menjadi pesaing Ahok.
"Tinggal bagaimana melepaskan ego dan sekat politik. Kalau partai hanya membuang-buang waktu maka yang untung adalah Pak Ahok, karena kerja Pak Ahok sebagai gubernur saat ini sudah merupakan sosialisasinya dia juga," terang dia.
http://nasional.rimanews.com/politik/read/20160330/270953/Popularitas-Ahok-dan-Yusril-Tak-Terkait-dengan-Elektabilitas