panggilakubejoAvatar border
TS
panggilakubejo
Hati - Hati Brain Death Sering Menyerang Gamer Hardcore
Brain Death?
Kematian Otak? Otaknya aja yang mati? Kitanya nggak?

Yang dimaksud mati ini adalah mati batang otak walaupun jantung masih berdenyut dan respirasi dengan ventilator masih dipertahankan. Dahulu definisi kematian adalah apnoe (henti nafas) dan circulatory arrest (henti sirkulasi) dimana aktivitas cerebral terhenti sebentar (reversible) masih mungkin dilakukan cardiopulmonary dan brain resusitasi kemungkinan fungsi otak kembali normal, kematian seperti ini disebut Clinical death (mati klinis).

Seseorang dinyatakan mati klinis apabila telah ditemui tanda obyektif mati otak ( Brain Death ). Mati Otak terjadi bila ditemui adanya kerusakan otak luas dan ireversibel sehingga fungsi otak hilang. Mati Otak terbagi atas 2 macam : Mati Otak Besar ( Cerebral Death ) dan Mati Batang Otak ( Brain Stem Death ).

Pada Cerebral Death , keadaan yang dijumpai adalah koma, dan tidak dapat merespon segala rangsang, umumnya tidak bertahan lebihdari 10 – 14 hari. Sedangkan Brain Stem Death : pasien tidak bernafas, tidak adanya respon reflex apapun, pupil mata melebar dan terfixir meski kepala digerakkan kekiri atau kekanan, reflex kedip mata hilang. Pada dua keadaan diatas, denyut jantung masih ada. Hal ini karena jantung punya baterai tersendiri untuk menggerakkan otot – otot nya. Akan tetapi hal ini tidak dapat berlangsung lama, karena ibarat baterai handphone kalau tidak di charge lama-lama akan habis. Umumnya pasien dengan mati batang otak masih belum dianggap mati oleh keluarganya.

Biasanya atas permintaan keluarga, pasien dipertahankan di ruang ICU dengan alat bantu nafas ( respirator/ventilator ), obat-obatan dan mendapat makanan lewat slang yang terpasang ke tubuh. Dengan bantuan tersebut pasien masih dapat bertahan sesuai kekuatan batere otot jantungnya. Makin muda, makin kuat, sehingga makin lama dia bertahan. Jika denyut jantung dan tekanan darah melemah diberi tambahan obat untuk memperkuat denyut yang hanya berfungsi sementara. Semakin lama, keadaan ini akan semakin membebani mental dan finansial keluarga, sementara sebenarnya pasien sudah tidak mungkin diselamatkan.

INTINYA:
Mati itu tidak melulu karena jantung berhenti berdenyut atau tidak bernafas. Walaupun jantung berdenyut dan masih bernafas, jika otak sudah mengalami brain death, ya berarti itu sudah termasuk mati. Karena pasien mati batang otak, sebenarnya sudah tidak mungkin hidup lagi

Kembali ke mati otak, sudah siapkah kita menerima konsep ini? Apakah kita harus mempertahankan pasien mati batang otak dengan alat bantu nafas ( respirator/ventilator ) selama mungkin ? Bersalahkah kalau kita melepas alat bantu nafas? Euthanasia kah ? Sementara itu, tegakah kita melihat keluarga kita dalam kondisi sakaratul maut berlarut – larut.


Maaf gak ada gambar, video aja nih.


Sering kan kita nonton berita, orang meninggal karena main game berjam-jam, gak makan gak minum, tapi otak dipaksa kerja terus. Otaknya lelah gan. Gitu hasilnya. Hati - hati buat maniac game yang sampai lupa waktu lupa hidup gitu.

Bener sih,
Gamer never died, they just respawn. tapi agan bisa respawn di real life?

MIKIR



Kisah Kaskuser:

Quote:
Diubah oleh panggilakubejo 30-03-2016 11:14
0
5.2K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.