Di tengah kepanikan penumpang EgyptAir saat drama penyanderaan oleh Seid Eldin Mustafa –pria yang mengaku membawa bom–, tak menyurutkan niat seorang auditor kesehatan dan keselamatan, Ben Innes untuk berfoto dengan Seid.

Kepada media The Sun, Ben Innes menjelaskan kenekatannya itu. Ia diam-diam mendekati Seid, yang saat itu sudah memperlihatkan sabuk yang dipasangi bom untuk berfoto dengan dirinya. “Sekitar 90 menit kami menunggu di Larnaca, saya memintanya untuk berfoto. Saya pikir, kenapa tidak? Kalaupun dia akan meledakkan bomnya, toh itu bukan jadi masalah lagi,” ceritanya.

“Awalnya saya tidak yakin bisa melakukan itu. Saya hanya mencoba untuk tetap tersenyum. Saat saya pikir kalau memang bom tersebut sungguhan, saya tidak bisa apa-apa, jadi saya memutuskan untuk mengambil kesempatan lebih dekat dengannya,” terang Ben.

Ben menjelaskan, untuk berkomunikasi dengan Seid, ia meminta bantuan salah seorang awak pesawat. Seid diketahui berbahasa Arab, sementara Ben berbahasa Inggris.

“Saya bertanya kepadanya apakah saya bisa berfoto dengannya, kemudian ia menjawab OK. Kemudian saya berdiri di sampingnya dan tersenyum menghadap kamera. Itu adalah swafoto terbaik yang pernah ada,” imbuhnya.

Namun diam-diam, Ben memperhatikan sabuk bom yang dikenakan oleh Seid. Amatannya sebagai auditor kesehatan dan keamanan berkesimpulan bahwa bom yang dibawa Seid palsu. “Kemudian saya kembali ke kursi saya untuk memikirkan langkah selanjutnya,”

Sumber --> http://goo.gl/gn6JYS


Moral of story: Orang Inggris sudah ketularan dengan orang Indonesia. Tetap berfoto meski dalam situasi terancam.