Tour de Java SBY ‘dihabisi’ tour de Hambalang Jokowi. Kritikan SBY terhadap berbagai persoalan pemerintahan Jokowi pun berubah menjadi pepatah ‘menepuk air di dulang terpercik muka sendiri’. Tetapi apa hubungannya?

SBY melakukan tour di Pulau Jawa. Mengunjungi berbagai tempat dan komunitas. Mengajak mereka berdialog, menampung curahan hati, dan janji untuk memperjuangkan.

Di sela-sela acara itu, berbagai kritik terhadap pemerintahan Jokowi diucapkan. Dari yang seharusnya menurut SBY dilakukan, sampai pada permintaan agar beberapa program yang dulu ditetapkan saat dia masih menjabat sebagai presiden dilanjutkan.

Tour de Java itu diliput berbagai media. Kritik yang ‘menyengat’ itu juga dikonsumsi masyarakat saban harinya. Termasuk lontaran kritik yang ‘bergaya’ instruksi untuk Presiden Jokowi dan para menterinya.

Di Jembatan Sura Madu, Surabaya, SBY juga mejeng sambil menyebut bahwa proyek jembatan itu sangat monumental. Digagas beberapa presiden sebelumnya, tak kunjung kelar, dan dia berhasil mewujutkan pembangunan jembatan yang disebutnya sebagai the great bridge itu.

Di tengah tour itu, juga bermunculan foto Bu Ani Yudhoyono sebagai capres Partai Demokrat tahun 2019. Foto itu dispekulasikan sebagai ‘meme’ yang dibantah dan minta diinvestigasi, karena ternyata foto itu banyak ‘dibully’ di sosial media.

Di saat-saat itu Presiden Jokowi yang suka ‘blusukan’ juga melakukan tour. Tour sang presiden kali ini bukan ke daerah jauh, tetapi ke Hambalang. Sebuah daerah di Bogor dengan mega proyek untuk sarana olahraga. Proyek ini menghabiskan uang Rp 1,4 Triliun, tetapi sudah empat tahun mangkrak.

Semua rakyat Indonesia tahu, bahwa proyek ini menjadi bancakan di era pemerintahan SBY. Proyek ini membawa beberapa petingginya masuk penjara karena terlibat korupsi, termasuk menteri olahraga kala itu, Andi Mallarangeng.

Dua peristiwa itu memang tidak ada hubungannya. Tetapi di sosial media, dua peristiwa yang ambivalen itu ditabrakkan. Nostalgia sang mantan presiden yang belum bisa menghilangkan ‘gayanya’ ketika memerintah, bertemu dengan kenyataan ‘kegagalannya’ di proyek yang menghambur-hamburkan uang negara.

Maka tak heran bila netizen juga banyak yang mengatakan, bahwa Tour de Java SBY itu dihapus Tour de Hambalang Jokowi yang hanya lima belas menit. Semua tahu, ini adalah bentuk sarkasme, sebuah peniruan terhadap pepatah, panas setahun dihapus hujan sehari. Adakah untuk tujuan itu Presiden Jokowi melakukan Tour de Hambalang?

Juru Bicara Presiden, Johan Budi menegaskan kedua peristiwa itu tidak ada kaitannya. “Ini mungkin dikaitkan dengan beberapa waktu lalu. Dikaitkan dengan kunjungan Presiden ke Hambalang. Pertama, perlu ditegaskan kunjungan Presiden meninjau proyek Hambalang semata concern Presiden terkait upaya menyelamatkan aset negara,” katanya Senin (21/3).

Johan menyebut, kunjungan Jokowi ke Hambalang sudah direncanakan sejak lama. Itu jauh sebelum adanya kegiatan Tour de Java yang dilakukan SBY.

Terus kalau begini, siapa menyinggung, dan kenapa harus ada yang tersinggung? Kata orang Jawa, grayangi jithok e dewe sebelum bicara. Itu agar arif, tidak asal omong, apalagi kalau banyak salah saat sedang berkuasa.

Sebagai ‘sesama Jawa’, tetaplah berpegang pada filosofi kuno yang tak lapuk dimakan kontemporer zaman. ‘Sepi ing pamrih, rame ing gawe’. Sebab jika omong saja tidak akan digubris. Rakyat punya catatan di benaknya, yang tidak akan digembar-gemborkan, tetapi dipakai saat hendak menjatuhkan pilihan. Djoko Su’ud Sukahar

http://merdekainfo.com/tour-de-java-...balang-jokowi/