Travel Blog Reservasi – Seiring dengan meningkatnya minat traveling, jumlah traveler pun meningkat dari tahun ke tahun. Pariwisata Indonesia memang tengah bergairah dengan banyaknya media yang mengulas destinasi serta penglaman perjalanan. Tak heran jika kini banyak yang menyematkan dirinya sebagai traveler, backpacker, entah sebutan apa yang jelas agar identitas sebagai petualang terlihat.

Keberadaan traveler ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, keberadaan traveler menunjukkan bahwa daerah tersebut tengah populer karena tempat wisatanya. Sambutan baik dan hangat pun akan didapat dari masnyarakat sekitar karena mereka ikut terbantu perekonomiannya. Namun, inilah yang masih menjadi problema. Ternyata minat wisata yang tinggi tidak diiringi dengan perilaku dan karakter para traveler yang semakin baik.

Traveler yang paling dibenci orang bisa jadi karena karakternya begitu, atau bisa juga karena ketidaktahuan traveler tersebut. Untuk alasan kedua, semua orang pasti mafhum. Tapi, untuk alasan pertama itulah yang membuat orang menyematkan nama “alay” pada traveler yang dianggap merusak, tidak peduli dan kurang bertanggung jawab. Berikut 9 Karakter Traveler yang dibenci orang.

1. Egois Dan Tidak Mau Berbagi.


Pernahkah kalian lihat di deretan kursi bandara yang penuh dengan tas dan barang bawaan? Mungkin dia terlalu lelah membawa barang-barangnya hingga amnesia harus ditaruh dimana. Traveler seperti ini layak untuk kalian edukasi. Mungkin dia harus diberikan training bagaimana pertama kali naik pesawat di bandara.

Mau numpang tidur juga ada sopan santunnya ya guys.

2. Abai Terhadap Kebersihan Diri Sendiri. Sekalinya Rajin Malah Pinjem Alat Mandi Orang Lain.


Kalau rajin mandi semua orang pasti suka image
Traveling memang membutuhkan mobilitas yang tinggi. Namun, bukan berarti kalian tidak mandi. Ya, at least jangan sampai baunya itu membuat orang lain terganggu. Minimal traveler yang seperti ini, bawa deh tissue basah atau minyak wangi.

3. Banyak Mengeluh Selama di Perjalanan. Mending Gak Usah Traveling Aja Kali.


“Wah, pesawat delay lagi!”

“Hem, kenapa harus antre sih!”

“Ih, barang kayak gini aja mahal banget sih!”

Gunung yang sudah didaki, lautan pun sudah disebrangi kok masih ada traveler pengeluh seperti ini ya? Segala sesuatu kembali lagi kepada kita bagaimana bereaksi terhadap sesuatu. Mengeluh jangan dijadikan kebiasaan. Saat tidak cocok terhadap sesuatu, lebih baik kalian mencari alternatif lain.

4. Tidak Ramah Terhadap Penduduk Lokal. Yang Begini Pasti Ditandain.

Siapa yang menanam kebaikan, juga akan menuai kebaikan. Seorang traveler harus bisa berbaur dengan penduduk lokal. Karena, merekalah yang akan menunjukkan destinasi wisata yang belum tentu diketahui banyak orang.

5. Mengabaikan Larangan di Tempat Wisata. Terus Aja Tabrak.

Tidak boleh berenang di mata air, malah ngojay sambil selfie underwater. What! Mereka bisa baca gak sih?

Baca selanjutnya