- Beranda
- The Lounge
Sejarah yang hilang dari kota Depok
...
TS
k.light
Sejarah yang hilang dari kota Depok
Quote:
Quote:
Assalam Mualaikum
Selamat datang di thread terbaru ane kali ini ane akan mengulas napak tilas peradaban sepak bola depok yang hilang.
tahu kah agan dahulu depok mempunya klub sepak bola berjuluk SERIGALA MARGONDA
yang berisi talenta berbakat. Puncak dari prestasi Persikad Depok adalah menjadi runner up Divisi satu Liga Indonesia tahun 2007. Persikad kalah di final dengan skor akhir 1-0 melawan Persibo Bojonegoro. Menjadi juara kedua membuat Persikad dapat mengikuti kompetisi Divisi Utama tahun berikutnya.
Quote:
Persikad Depok atau akronim dari Persatuan Sepak Bola Kota Administrasi Depok merupakan klub sepak bola yang berasal dari Kota Depok. Didirikan oleh Drs. H.Yuyun Wirasaputra,MM pada tahun 1990. Tujuan didirikannya Persikad adalah agar Depok memiliki pemberdayaan mandiri terhadap pembinaan pemain yang berasal dari wilayah Depok serta upaya “makar” dari Kabupaten Bogor. Kota Depok sendiri akhirnya berubah menjadi Kotamadya pada 27 April 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah tingkat II Depok.
Quote:
Dalam perjalanannya, Persikad sempat menjadi tim yang ditakuti. Persikad sempat dihuni oleh pemain-pemain top, sebut saja Yusuke Sasa (Jepang), NNana Onana (Nigeria), dan Jean Paul Boumsong (Kamerun). Tak hanya itu, Persikad juga dihuni oleh pemain lokal bertalenta seperti Nehemia Solossa (Adik Boaz), Irfan Boax, dan mantan kapten Timnas Indonesia, M Robi.
Quote:
Sejak PSSI merubah tata kelola sepak bola Indonesia untuk profesional yang diawali dengan pembentukan kompetisi ISL dan juga adanya surat edaran Mendagri No 903/187/SJ yang berisi tentang pelarangan klub profesional menggunakan dana APBD untuk pembiayaan pada kompetisi 2008 membuat Persikad mendadak bangkrut. Sejak saat itu prestasi Persikad yang dahulu cemerlang karena didukung oleh APBD harus terlontang lantung, terutama dalam perihal pembiayaan pemain.
Quote:
Krisis finansial parah pun merambat terhadap performa pemain, semenjak Persikad tak lagi berada dibawah wewenang Pemkot Depok dan menjadi PT, Persikad menjadi tim medioker. Pada tahun 2009, Persikad sempat tertolong dengan datangnya taipan bernama Edy Joenardi yang membeli setengah kepemilikan PT Persikad. Ia datang sebagai dewa penyelamat dan berjanji mendatangkan pemain bintang dan membangun stadion di Depok. Bahkan waktu itu, Persikad sempat ingin mendatangkan pemain-permain Persija, seperti Bambang, Aliyudin, Leo dan Ismed. Namun keinginan tersebut tak pernah terealisasikan oleh Edy yang lebih sering terlibat masalah dengan internal Persikad dan membuat pemain terlantar. Alhasil nama Edy pun menghilang dari kepengurusan Persikad dan wikipedia pun mengaburkan namanya menjadi Edy Djoekardi.
Quote:
Dari tahun 2009 hingga 2014, Persikad konsisten berada di Divisi Utama. Pada putaran Divisi utama tahun 2014, Persikad yang tergabung dalam Grup 2 bersama tujuh peserta lainnya seperti : Persih Tembilahan, Persitara Jakarta Utara, PS Bengkulu, Villa 2000, PS Bangka, Persisko Merangin, dan Persikabo Bogor. Persikad berhasil lolos dari degradasi dengan menempati peringkat enam. Hal ini seperti sebuah keajaiban, sebab di musim 2014 lalu, Persikad tidak sekalipun meraih kemenangan dan beruntung memiliki selisih gol lebih sedikit dari Persitara Jakarta Utara yang terdegradasi (menemani Pesisko bangko) karena berada di peringkat ke tujuh meski sama-sama mengantongi poin lima.
Quote:
Lolos dari degradasi tak membuat manajemen berbenah, sejak tahun 2009 hingga 2014 masalah keuangan tetap menjadi PR yang tidak pernah selesai dikerjakan oleh pihak pengelola klub. Menyambut musim Divisi Utama tahun 2015, pecinta sepak bola Kota Depok justru dikagetkan dengan dijualnya Persikad Depok ke Pemerintah Purwakarta dengan diakuisisinya klub oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dan beberapa PNS penggila bola.
Quote:
Persikad Depok resmi berubah dari klub sepak bola dan menjadi “klub motor” karena melakukan touring ke Purwakarta dan berubah nama menjadi Persikad Purwakarta. Seketika itu juga sejarah panjang sepak bola Depok berakhir.
Pemerintah Purwakarta tak hanya mengakuisi Persikad, tetapi merubah sejarah klub itu sendiri. Jumat siang 20 Februari 2015 menjadi hari berduka bagi penggemar sepak bola kota Depok. Manajemen Persikad Purwakarta meluncurkan logo klub dan juga berubah warna kebanggaan Persikad, dari Kuning-Biru ke Hitam-Putih. Puncaknya manajemen akan menghapus nama Persikad pada tahun 2016. Anehnya, orang yang dahulu menjadi manajemen Persikad Depok yang kini turun jabatan menjadi Comitte Organizing (CO) di Persikad Purwakarta, Adi Gunaya terkesan pasrah-pasrah saja klub kebanggan Kota Depok diobrak-abrik sehingga mengaburkan sejarah klub itu sendiri, parah.
Pemerintah Purwakarta tak hanya mengakuisi Persikad, tetapi merubah sejarah klub itu sendiri. Jumat siang 20 Februari 2015 menjadi hari berduka bagi penggemar sepak bola kota Depok. Manajemen Persikad Purwakarta meluncurkan logo klub dan juga berubah warna kebanggaan Persikad, dari Kuning-Biru ke Hitam-Putih. Puncaknya manajemen akan menghapus nama Persikad pada tahun 2016. Anehnya, orang yang dahulu menjadi manajemen Persikad Depok yang kini turun jabatan menjadi Comitte Organizing (CO) di Persikad Purwakarta, Adi Gunaya terkesan pasrah-pasrah saja klub kebanggan Kota Depok diobrak-abrik sehingga mengaburkan sejarah klub itu sendiri, parah.
Quote:
Nasib sejarah klub Persikad Depok nyaris sama dengan sejarah Kota Depok itu sendiri, keduanya tak mendapatkan tempat yang layak dari pemerintah. Sejarah Depok dikaburkan, misalnya perihal usia, Depok seharusnya sudah berusia lebih dari 300 jika dikaitkan dengan pembelian tanah Depok oleh saudagar Belanda, eks VOC, bernama Cornelis Chastelein pada tahun 1696 dan membuat daerah istimewa Depok yang lepas dari jajahan Belanda. Namun upaya untuk mengingat pun justru dilarang. Pembangunan tugu Chastelein yang dibuat oleh Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) di halaman depan Rumah Sakit Harapan, Jalan Pemuda, Pancoranmas, Depok yang dibuat oleh untuk memperingati ke-300 pada tahun 2014 lalu dilarang untuk diselesaikan dan ditutupi oleh terpal,
Quote:
Tak hanya pemerintah, PSSI yang katanya lembaga yang tugasnya menaungi klub pun seolah-olah lepas tangan, terutama PSSI cabang Kota Depok sendiri, seperti tenang-tenang saja melepas satu-satunya ikon sepak bola Kota Depok. Kalian sukses mengecewakan penggemar sepak bola di Kota Depok, selamat
Quote:
Sepeninggal Persikad yang dijual ke Pemerintahan Purwakarta, sepak bola Kota Depok mati suri. Hilangnya Persikad dipastikan tidak ada lagi “rumah” sebagai tempat untuk menampung talenta-talenta yang berasal dari Kota Depok, sebab Persikad merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional yang ada di Kota ini.
Masalah Persikad pun merambat ke berbagai persoalan, salah satunya adalah mengenai nasib Stadion Merpati. Sejak Persikad meninggalkan kota Depok pada bulan Februari lalu, kondisi Stadion terbesar di Kota Depok ini amat memprihatinkan.
Saat masuk melalui gerbang stadion, penulis disambut dengan coretan-coretan vandalisme yang memenuhi hampir di seluruh sela ruang . tak hanya itu, rumput lapangan pun menguning dan tandus tak terurus. Kemirisan tak berhenti sampai disitu. Ketika melihat sekeliling lapangan, banyak fasilitas yang hancur, termasuk lampu stadion, banyak yang hilang.
Masalah Persikad pun merambat ke berbagai persoalan, salah satunya adalah mengenai nasib Stadion Merpati. Sejak Persikad meninggalkan kota Depok pada bulan Februari lalu, kondisi Stadion terbesar di Kota Depok ini amat memprihatinkan.
Saat masuk melalui gerbang stadion, penulis disambut dengan coretan-coretan vandalisme yang memenuhi hampir di seluruh sela ruang . tak hanya itu, rumput lapangan pun menguning dan tandus tak terurus. Kemirisan tak berhenti sampai disitu. Ketika melihat sekeliling lapangan, banyak fasilitas yang hancur, termasuk lampu stadion, banyak yang hilang.
Quote:
Masuk ke tribun selatan, kita dapat menemukan sampah-sampah berserakan dan bangku-bangku penonton banyak yang copot. Fasilitas seperti kamar mandi dan loket pembelian karcis juga rusak. Air keran mati, wc mampet dan dipenuhi dengan coretan seperti di gerbang masuk stadion. Lengkap sudah.
Beberapa waktu lalu, meski tak terlalu sering menonton Persikad di Stadion Merpati, penulis pernah menyaksikan Persikad main di Stadion Merpati ketika hujan. Tebak apa yang terjadi? Yak benar, lapangan seketika tergenang air alias banjir. Hal tersebut menyebabkan bola tidak bergulir secara lancar. Tak jarang, ditengah pertandingan, pengurus lapangan harus menusuk-nusuk lapangan untuk membuat lobang biopori sementara yang dimaksudkan untuk menampung air hujan yang menggenang. Miris memang.
Beberapa waktu lalu, meski tak terlalu sering menonton Persikad di Stadion Merpati, penulis pernah menyaksikan Persikad main di Stadion Merpati ketika hujan. Tebak apa yang terjadi? Yak benar, lapangan seketika tergenang air alias banjir. Hal tersebut menyebabkan bola tidak bergulir secara lancar. Tak jarang, ditengah pertandingan, pengurus lapangan harus menusuk-nusuk lapangan untuk membuat lobang biopori sementara yang dimaksudkan untuk menampung air hujan yang menggenang. Miris memang.
Quote:
Usut punya usut, Pemerintah Kota Depok memang tak pernah ada itikad baik untuk memperbaiki Stadion Merpati yang berlokasi di Kecamatan Beji, Depok. Pun sekalinya pernah diperbaiki, bukanlah dalam rangka renovasi untuk kepentingan sepak bola Kota Depok, melainkan untuk menjadi tempat Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-31 se-Jawa Barat pada tahun 2010 lalu. Sesudah itu, pembiaran yang dilakukan oleh pemerintah hingga keadaan stadion semakin parah.
Tak sampai disitu, kemirisan pun juga hadir di Stadion Taman Hutan Kota (Tahura) atau yang dikenal sebagai Lapangan KONI. Lapangan tertua di kota Depok ini kondisinya tak lebih baik dari Stadion Merpati. Bertepat di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Lapangan milik KONI tersebut bahkan sudah tidak layak masuk kategori stadion. Kondisinya rusak parah.
Selain penuh dengan coretan, tribun Stadion Tahura sudah tak layak bahkan untuk duduk sekalipun. Tak hanya itu, bangunan yang berada dipinggir lapangan dimaksudkan sebagai ruang ganti pun bolong dan sudah hampir rata dengan tanah. Hal yang paling parah dari semuanya adalah kondisi lapangan tersebut kering tak ditumbuhi satu pun rumput dan permukaan lapangan bergelombang.
Tak sampai disitu, kemirisan pun juga hadir di Stadion Taman Hutan Kota (Tahura) atau yang dikenal sebagai Lapangan KONI. Lapangan tertua di kota Depok ini kondisinya tak lebih baik dari Stadion Merpati. Bertepat di Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Lapangan milik KONI tersebut bahkan sudah tidak layak masuk kategori stadion. Kondisinya rusak parah.
Selain penuh dengan coretan, tribun Stadion Tahura sudah tak layak bahkan untuk duduk sekalipun. Tak hanya itu, bangunan yang berada dipinggir lapangan dimaksudkan sebagai ruang ganti pun bolong dan sudah hampir rata dengan tanah. Hal yang paling parah dari semuanya adalah kondisi lapangan tersebut kering tak ditumbuhi satu pun rumput dan permukaan lapangan bergelombang.
Quote:
Pak Yusuf, warga sekitar lapangan menuturkan, lapangan tersebut justru lebih sering dipakai sebagai tempat belajar mobil atau motor ketimbang dijadikan tempat untuk bermain sepak bola.
“Warga sini main bola cuman hari sabtu, kadang ada klub bola dari kampung lain main disini pas minggu. lebih sering dipake untuk belajar motor buat anak-anak” ujarnya.
Ketika penulis bertanya apakah ada pihak pemerintah, baik pemrov, KONI, KOI atau bahkan PSSI yang datang ke stadion ini, Pak Yusuf pun mengatakan tidak ada satu pun yang menegok stadion ini.
“Gak ada mas, bahkan sampe tembok rubuh sendiri tahun 2012 lalu, gak ada yang dateng tuh” ungkapnya.
Memang tembok yang membatasi antara Stadion dengan jalan dan rumah warga sudah rapuh, dan memang bila dihitung, ada beberapa tembok yang sudah rubuh, awalnya penulis mengira itu hal yang disengaja, ternyata memang rubuh sendiri karena termakan usia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ismed, pengelola stadion. Ia mengatakan sejak ia ditugasi untuk mengurusi lapangan, tak pernah ada satupun bentuk perhatian dari pemerintah, bahkan untuk memberikan cangkul untuk merapihkan lapangan.
“Warga sini main bola cuman hari sabtu, kadang ada klub bola dari kampung lain main disini pas minggu. lebih sering dipake untuk belajar motor buat anak-anak” ujarnya.
Ketika penulis bertanya apakah ada pihak pemerintah, baik pemrov, KONI, KOI atau bahkan PSSI yang datang ke stadion ini, Pak Yusuf pun mengatakan tidak ada satu pun yang menegok stadion ini.
“Gak ada mas, bahkan sampe tembok rubuh sendiri tahun 2012 lalu, gak ada yang dateng tuh” ungkapnya.
Memang tembok yang membatasi antara Stadion dengan jalan dan rumah warga sudah rapuh, dan memang bila dihitung, ada beberapa tembok yang sudah rubuh, awalnya penulis mengira itu hal yang disengaja, ternyata memang rubuh sendiri karena termakan usia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ismed, pengelola stadion. Ia mengatakan sejak ia ditugasi untuk mengurusi lapangan, tak pernah ada satupun bentuk perhatian dari pemerintah, bahkan untuk memberikan cangkul untuk merapihkan lapangan.
Quote:
Banyak yang mengatakan, kematian sepak bola di Depok sedikit banyak karena faktor pemerintahan Kota Depok sendiri, karena apabila pemimpin daerah , baik itu Walikota, atau Bupati yang “gila” bola, pastilah sepak bola di daerah tersebut maju. Sayangnya, meski Persikad menjadi ikon Kota Depok, keadaanya hanya sebagai pelengkap. Hijrahnya Persikad ke Purwakarta dan berubah nama menjadi Persikad Purwakarta pun hanya ditanggapi dingin oleh mereka. Kalau pun Persikad tak dianggap karena bukan lagi milik Pemkot, tetapi bagaimana dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti lapangan atau stadion, masa sama-sama dibiarkan begitu saja.
Pertanyaan pun muncul, apakah memang tak ada dana untuk perbaikan atau setidaknya dana untuk perawatan kedua stadion di Depok yang memiliki sejarah panjang tersebut? Sepak bola di Depok tak hanya dikafani, tetapi dikubur hidup-hidup
Pertanyaan pun muncul, apakah memang tak ada dana untuk perbaikan atau setidaknya dana untuk perawatan kedua stadion di Depok yang memiliki sejarah panjang tersebut? Sepak bola di Depok tak hanya dikafani, tetapi dikubur hidup-hidup
SUMBER
apabila berkenan TS mengharapkan
Kaskuser Sejati akan selalu meninggalkan jejak di Thread yang hadiri
0
4.5K
Kutip
25
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.4KThread•88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya