cumi2gotAvatar border
TS
cumi2got
Komandan Teritorial TNI-AD (1950 sampai Maret 1983)
Di bulan Juli 1950, tujuh bulan setelah pengakuan kedaulatan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Kolonel A.H. Nasution mengumumkan sebuah keputusan (Keputusan KSAD No. 83/KSAD/Pnt/50, tt. 20 Juli 1950) untuk membagi Indonesia menjadi tujuh teritorium militer (Teritorium dan Tentara, T&T), yang koterminus dengan komando divisional.

Secara berurutan sebagai berikut:
Komando T&T I (Bukit Barisan) mengontrol wilayah Sumatera bagian Utara dan Tengah yang meliputi wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau; dengan markas komando di kota Medan. Komando T&T II (Sriwijaya) mengontrol wilayah Sumatera bagian Selatan yang meliputi wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Bangka-Belitung; dengan markas komando di kota Palembang. Komando T&T III (Siliwangi) mengontrol wilayah Jawa Barat dengan markas komando di kota Bandung. Komando T&T IV (Diponegoro) mengontrol wilayah Jawa Tengah dengan markas komando di kota Semarang. Komando T&T V (Brawijaya) mengontrol wilayah Jawa Timur dengan markas komando di kota Malang. Komando T&T VI (Tanjungpura) mengontrol seluruh Kalimantan dengan markas komando di kota Banjarmasin. Dan terakhir, komando T&T VII(Wirabuana) mengontrol Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara dengan markas komando di kota Makassar.

Konsep T&T ini tidak realistis , T&T VI dan VII mengontrol wilayah yang sangat luas dibandingkan dengan T&T yang lain. Di tahun 1955 hingga 1962, terjadi reorganisasi, yang menghasilkan tujuh belas (17) Komando Daerah Militer (KDM kemudian menjadi Kodam). Di tahun 1974, jumlah Kodam berkurang satu, saat Kodam XI (Kalimantan Tengah) dibekukan. Perubahan ini ditimbulkan sebagai respon dari krisis regional yang timbul dipertengahan era 1950-an, dan merupakan bagian dari upaya komando tinggi pusat AD untuk meningkatkan otoritas/kontrol terhadap pemimpin militer regional.

SUMATERA
Komando T&T I (Bukit Barisan)
Komando teritorial Sumatera Utara didirikan pada tanggal 1 November 1950. Komando ini resmi dinamakan T&T I Bukit Barisan pada tanggal 21 Juni 1951.
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Kolonel Alex Evert Kawilarang (dilantik pada 28 Desember 1949, menjabat selama 3,5 bulan), seorang Minahasa yang berasal dari Korps Siliwangi.
2. Kolonel Maludin Simbolon (dilantik pada 19 April 1950, menjabat selama 80 bulan), seorang Batak Toba yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
3. Kolonel Djamin Ginting (dilantik pada 27 Desember 1956), seorang Batak Karo yang berasal dari Korps Bukit Barisan.

Pada bulan Desember 1956, beberapa perwira militer yang merasa tidak puas mengambil tindakan awal yang kemudian meletuskan pemberontakan PRRI/Permesta 1958. Dewan Banteng mengambil alih kendali di Sumatera Barat pada tanggal 22 Desember 1956 dan Kolonel Maludin Simbolon mengumumkan pembentukan junta militer di Sumatera Utara dua hari kemudian. Kepala Staf T&T I, Kolonel Djamin Ginting (dengan dukungan pemerintah pusat) menggantikannya sebagai komandan T&T I pada tanggal 27 Desember 1956, namun ia tidak berhasil mengendalikan situasi sehingga dalam waktu tiga bulan, komando T&T I terpecah menjadi tiga daerah militer independen: Letnan Kolonel Ahmad Husein memimpin Dewan Banteng di Sumatera Tengah; Mayor Sjamaun Gaharu menguasai daerah Aceh dan Kolonel Djamin Ginting sebagai komandan di daerah sisa dari T&T I di Sumatera Utara. Teritorial otonomi di Aceh dan Sumatera Tengah akhirnya diakui oleh pemerintah pusat pada 31 Maret 1957. Saat pemberontakan skala besar pecah hamper setahun kemudian, KSAD merespon dengan membekukan komando militer di Sumatera Tengah (pada 12 Februari 1958) dan mengirimkan pasukan ekspedisi untuk meredam Dewan Banteng. Ini berarti pembentukan Komando Operasi 17 Agustus pada bulan Maret 1958, yang kemudian menjadi Kodam III pada bulan April 1959. Bekas wilayah dari komando T&T I kemudian diresmikan sebagai Kodam I, Kodam II dan Kodam III.

Kodam I (Iskandar Muda) di Aceh
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Letnan Kolonel Sjamaun Gaharu (dilantik pada 30 Maret 1957, menjabat selama 43 bulan), seorang Aceh yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
2. Kolonel Moch. Jasin (dilantik pada 8 November 1960, menjabat selama 34 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Brawijaya.
3. Kolonel Nyak Adam Kamil (dilantik pada September 1963, menjabat selama 12 bulan), seorang Aceh yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
4. Brigadir Jenderal Moch. Ishak Djuarsa (dilantik pada 21 September 1964, menjabat selama 33 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
5. Brigadir Jenderal Teuku Hamzah (dilantik pada 12 Juni 1967, menjabat selama 40 bulan), seorang Aceh yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
6. Brigadir Jenderal Aang Kunaefi Kartawirja (dilantik pada 14 Oktober 1970, menjabat selama 36 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
7. Brigadir Jenderal A. Rivai Harahap (dilantik pada 8 Oktober 1973, menjabat selama 51 bulan), seorang Batak Mandailing yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
8. Brigadir Jenderal R.A. Saleh (dilantik pada 4 Januari 1978, menjabat selama 48,5 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
9. Mayor Jenderal Djoni Abdulrachman (dilantik 18 Januari 1982).

Kodam II (Bukita Barisan) di Sumatera Utara
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Kolonel Djamin Ginting (dilantik pada 27 Desember 1956, menjabat selama 48 bulan), seorang Batak Karo yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
2. Letnan Kolonel A. Manaf Lubis (dilantik pada 4 Januari 1961, menjabat selama 30 bulan), seorang Batak Mandailing yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
3. Kolonel A. Thalib (dilantik pada 3 Juli 1963, menjabat selama 1 bulan), seorang Minangkabau yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
4. Brigadir Jenderal Darjatmo (dilantik pada 1 Agustus 1963, menjabat selama 27 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
5. Brigadir Jenderal Sobiran (dilantik pada 29 Oktober 1965, menjabat selama 20 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Brawijaya.
6. Brigadir Jenderal Sarwo Edhie Wibowo (dilantik pada 25 Juni 1967, menjabat selama 12 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro (dan RPKAD).
7. Brigadir Jenderal Leo Lopulisa(dilantik pada 2 Juli 1968, menjabat selama 38 bulan), seorang Ambon yang berasal dari Korps Siliwangi.
8. Brigadir Jenderal Jasir Hadibroto (dilantik pada 28 Agustus 1971, menjabat selama 19 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
9. Brigadir Jenderal Alex Prawiraatmadja (dilantik pada 3 April 1973, menjabat selama 22 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
10. Brigadir Jenderal Sukotjo (dilantik pada 28 Januari 1975, menjabat selama 30,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
11. Brigadir Jenderal Ismail (dilantik pada 14 Agustus 1977, menjabat selama 31 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
12. Brigadir Jenderal M. Sanif (dilantik pada 10 Maret 1980, menjabat selama 14 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
13. Brigadir Jenderal Edi Sudradjat (dilantik pada 16 Mei 1981).

Kodam III (17 Agustus) di Sumatera Tengah
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Letnan Kolonel Ahmad Husein (dilantik pada 31 Maret 1957, menjabat selama 12 bulan), seorang Minangkabau yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
2. Kolonel Ahmad Yani (dilantik pada 12 April 1958, menjabat selama 3,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
3. Kolonel Pranoto Reksosamudro (dilantik pada 24 Juli 1958, menjabat selama 7 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
4. Kolonel Surjosumpeno (dilantik pada 3 Maret 1959, menjabat selama 6 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
5. Letnan Kolonel Panudju (dilantik pada 10 September 1959, menjabat selama 4 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
6. Brigadir Jenderal Surjosumpeno (dilantik pada 5 Januari 1960, menjabat selama 46 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
7. Kolonel Soewito Harjoko (dilantik pada 29 Oktober 1963, menjabat selama 6 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
8. Brigadir Jenderal Panudju (dilantik pada 20 April 1964, menjabat selama 21,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
9. Brigadir Jenderal Poniman (dilantik pada 5 Februari 1966, menjabat selama 30 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Siliwangi.
10. Brigadir Jenderal Widodo (dilantik pada 9 Agustus 1968, menjabat selama 20 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
11. Brigadir Jenderal Sumantoro (dilantik pada 17 April 1970, menjabat selama 46 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
12. Brigadir Jenderal Sutedjo (dilantik pada 6 Februari 1974, menjabat selama 48 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
13. Brigadir Jenderal Sumaryono Martosaputro (dilantik pada 30 Januari 1978, menjabat selama 15,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
14. Brigadir Jenderal Sularso (dilantik pada 19 Mei 1979, menjabat selama 20 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
15. Brigadir Jenderal Sarwono (dilantik pada 26 Januari 1980).

Komando T&T II (Sriwijaya)
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Kolonel Maludin Simbolon (dilantik pada 27 Desember 1949, menjabat selama 3 bulan), seorang Batak Toba yang berasal dari Korps Bukit Barisan.
2. Kolonel Bambang Utojo (dilantik pada 30 Maret 1950, menjabat selama 29 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Sriwijaya.
3. Letnan Kolonel R.A. Kosasih (dilantik pada 5 September 1952, menjabat selama 2,5 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
4. Kolonel Bambang Utojo (dilantik pada 25 November 1952, menjabat selama 30,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Sriwijaya.
5. Letnan Kolonel Ibnu Sutowo (dilantik pada 11 Juni 1955, menjabat selama 13 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Sriwijaya.
6. Letnan Kolonel Barlian (dilantik pada 1 Juli 1956, menjabat selama 24 bulan), seorang Palembang yang berasal dari Korps Sriwijaya.
7. Kolonel Harun Sohar (dilantik pada 26 Juni 1958)

Kodam IV (Sriwijaya)
Komandannya dijabat antara lain oleh:
1. Kolonel Harun Sohar (dilantik pada 26 Juni 1958, menjabat selama 50 bulan), seorang Palembang yang berasal dari Korps Sriwijaya. Kolonel Suwito Harjoko menjabat sebagai komandan ad-interim beberapa hingga 10 Maret 1961, saat Kolonel Sohar absen karena sakit.
2. Brigadir Jenderal Makmun Murod (dilantik pada 28 Agustus 1962, menjabat selama 58 bulan), seorang Palembang yang berasal dari Korps Sriwijaya.
3. Mayor Jenderal Moch. Ishak Djuarsa (dilantik pada 17 Juni 1967, menjabat selama 31,5 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
4. Brigadir Jenderal Satibi Darwis (dilantik pada 7 Februari 1970, menjabat selama 22 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
5. Brigadir Jenderal R. Himawan Sutanto (dilantik pada 30 November 1971, menjabat selama 41,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Siliwangi.
6. Mayor Jenderal Amir Judowinarno (dilantik pada 9 Mei 1974, menjabat selama 21,5 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Diponegoro.
7. Brigadir Jenderal Harun Suwardi (dilantik pada 26 Februari 1976, menjabat selama 20 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Brawijaya.
8. Brigadir Jenderal Obrin Setyakusumah (dilantik pada Oktober 1977, menjabat selama 19 bulan), seorang Sunda yang berasal dari Korps Siliwangi.
9. Brigadir Jenderal Try Sutrisno (dilantik pada 18 Mei 1979, menjabat selama 43 bulan), seorang Jawa yang berasal dari Korps Zeni.
10. Brigadir Jenderal Arie Bandiyoko (dilantik pada 24 Desember 1982), seorang Jawa yang berasal dari Korps Zeni.

Cetak BOLD WARNA BIRU berarti beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Diubah oleh cumi2got 02-02-2016 13:23
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
11.7K
6
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread6.9KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.