blackhacker72Avatar border
TS
blackhacker72
Ria "penampung" wiwin gojek, ternyata sama sengsara
Menolong dalam keadaan lapang maupun sempit. Itulah yang dilakukan Riama Frederica Mamadoa (43). Tak peduli dengan nasib sendiri yang tak lebih baik dari orang yang ditolong, Ria sempat menampung Wiwin Sulistiawati — rekan sesama pengemudi Gojek yang menarik penumpang sambil membawa bayi.

Ria sendiri tak secuil pun menyangka, kasus Wiwin bakal ramai di media massa. Ia juga tak berpikir kasus itu berkembang ke arah berbeda, bak bola liar. Ia hanya ingin Wiwin yang konon sempat tidur di mushola, bisa berteduh di rumah kos yang disewa Ria.

Nyatanya, nasib Ria tak lebih baik dari Wiwin, bahkan laik dikatakan lebih buruk. Setelah Wiwin ditolong banyak pihak, Ria dan anak-anaknya justru diusir pemilik kost. Ia menunggak bayaran.

Ria memiliki tiga anak. Yakni Skolastika Thasya Vramest Swara (17), Katerina Thalya Valma Saridewi (15), dan Imanuella Traya Vanessa Sekarkinanti (5). Saat ini, Tasya dan Talia duduk di sekolah kejuruan.

Dalam keseharian, Ria harus banting tulang sendiri. Ia tak punya pekerjaan tetap. Pekerjaan apa pun ia lakukan selama itu baik dan bisa menutupi kebutuhan hidup ketiga anaknya. Sebelum menjadi driver Gojek, ia berjualan di kantin di sebuah sekolah di bilangan Jakarta Selatan.

Semua itu terpaksa dilakukan Ria lantaran selama sembilan tahun terakhir, ia tak mendapatkan nafkah dari suami. “Sudah lama saya hidup terpisah dengan suami. Saya tak mau membeberkan di sini penyebabnya. Sulit untuk menuntut lebih dari dia, apalagi belakangan ia mengidap sakit gula dan butuh pengobatan,” beber Ria saat ditemui Hanif Marjuni, Sigit Nugroho, dan kameramen Tommy Andrea dari Efekgila.com di kontrakan barunya di Cinere, Depok, Jawa Barat.

Di kontrakan itu pun, ia hanya hanya diizinkan tinggal sebulan (pasca diusir dari kontrakan lama di Jl. Persahabatan, Cinere). Akhir Desember ini, Ria harus pindah lagi. Hidupnya nomaden, harus berpindah dari satu kos ke kos lain. “Jika ada rezeki, saya prioritaskan anak-anak dulu. Baru, bayar kost,” lanjutnya.

Meski sengsara, itu tak menyurutkan niat Ria untuk menolong Wiwin. Ketika itu, niat untuk menolong Wiwin, didapatkan Ria dari perkumpulan antar pengemudi Gojek. Di grup WhatsApp (WA) antar-pengemudi Gojek, ada pengumuman, bahwa Wiwin butuh bantuan.

“Seketika itu saya cari dan berniat membantunya. Apa yang ia alami, persis dengan saya. Awalnya, kami gantian menjaga anak. Ketika dia narik, saya jaga anaknya. Begitu pula ketika saya yang narik,” tambah dia.


Riama, mencari nafkah sebagai pengendara Gojek.
Ketika Wiwin banyak mendapatkan donasi, nasib bertolak belakang justru dialami Ria. Dia tak mendapatkan donasi sepeser pun. Jangankan didatangi donatur, namanya bahkan sedikit pun tak disebut media. “Yang memberi bantuan, baru ya baru dari kantor Bapak saja,” ujar Ria yang merasa terharu menerima biaya kos dan seperangkat barang-barang.

Lebih pahit lagi, Ria sempat diprotes anak-anaknya. Ia dianggap lebih peduli kepada orang lain ketimbang anaknya yang tengah butuh perhatian, plus biaya untuk sekolah. Apalagi, Thasya dan Thalya, akan menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS).

“Saya bimbang, kenapa ibu lebih memperhatikan orang lain dibandingkan anaknya. Beruntung teman-teman di sekolah pada menyemangati saya. Tapi akhirnya saya menyadari langkah ibu untuk membantu sesama itu benar. Kata mama, di saat kondisi susah pun, kita harus bisa membantu orang lain,” ujar Thasya yang menggemari multimedia ini.

Rela Melepas Anak

Ria mengakui pikiran dia berkecamuk saat narik penumpang. Konsentrasi dia tak bisa fokus pada pekerjaan. Setiap saat, masalah keluarga selalu menghantui. Tak cukup di situ. Sering kali si anak bungsu, Traya, memintanya cepat pulang.

“Kadang si Traya telepon, “Mama cepat pulang. Traya takut.” Mendapatkan telepon seperti itu membuat saya sedih. Ingin menangis sekeras-kerasnya. Tapi saya tak bisa berbuat banyak. Saya harus dapat duit untuk anak-anak,” ungkap wanita yang dari Gojek mendapatkan pemasukan per harinya sekitar Rp 50 hingga Rp 70 ribu tersebut.

Semua usaha sudah dilakukan Ria untuk menghidupi keluarga. Namun sulit baginya untuk mendapatkan penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan ketiga anaknya. Ia hanya bisa gali lubang dan tutup lubang, alias mengutang ke banyak teman.

Di tengah kesulitannya untuk mencukupi kebutuhan ketiga anaknya, sebuah keinginan kontroversial dia kemukakan. Kepada Pemred Efekgila, ia mempersilahkan jika mau mengadopsi putri bungsunya. Kebetulan, Traya langsung akrab.

“Saya tahu ini berat. Saya sayang sama semua anak saya. Termasuk Traya. Tapi saya berpikir jika Traya tetap bersama saya, dia tak akan mendapatkan kehidupan yang layak. Kasihan dia, Traya anak yang cantik dan cerdas. Tak pantas dia mendapatkan apa yang saya berikan saat ini. Maafkan ibumu ya nak,” ucap Ria sambil meneteskan air mata.

Selain itu, ada hal lain yang sesuai pesannya, tak bisa diungkap di media. Traya adalah korban “kejadian tidak baik” untuk diutarakan secara publik. Si bungsu itu semestinya bahkan butuh perlindungan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sampai saat ini Ria masih berkumpul bersama ketiga anaknya. Namun apa pun yang terjadi dengan keluarganya kelak, Ria telah menunjukkan perilaku positif. Di tengah keterbatasan, ia tetap membuktikan diri sebagai ibu sekaligus kepala keluarga yang bertanggungjawab. Ia tetap menjadi panutan bagi anak-anaknya.

Ketiga putri Ria, membantu dalam kondisi apapun.
“Jika kelak bekerja dan punya cukup uang, saya akan belikan mama sebuah rumah. Biar beliau senang dan tidak lagi pindah-pindah rumah. Mama sudah terlalu keras berusaha untuk menghidupi anak-anaknya,” harap Tasya yang diamini adiknya, Talia.



Sumber : Berita dari Efekgila.com
0
10.2K
66
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.