Dulu ketika kita masih duduk dibangku sekolah, saat SD, SMP, SMA atau saat sekarang kuliah dan saat ini, kita manusia menggantungkan hidup kita dengan sebuah benda sebagai alat untuk menulis, menggambar, membuat karya, membuat hiasan, membuat mainan, dan cerita cerita itu selalu diingat baik itu masa masa yang dianggap sebagai masa lalu yg masih bisa kita lakukan. Percayakah kita jika benda yg sering kita gunain, sekarang menjadi sebuah tolak ukur jika sebenarnya kita berpartisipasi merusak hutan gan? Percayakah kita jika benda selama ini yg selalu diminta sebelum masuk tahun ajaran baru adalah produk hutan yg setiap tahun jumlah kayu dihutan menjadi lebih sedikit? Bahkan menjadikan penyebab kerusakan hutan? Percayakah jika yg menggunakan tisue hanya untuk menangis siang malam hanya untuk menemani masa masa galau agan itu membantu merusak hutan? Walu selama ini kita baru menyadarinya, tapi kita tidak bisa melepaskan itu semua dengan persoalan yang diremehkan bukan

Sejak peradaban dulu tepatnya VOC datang diindonesia, dan mengambil kayu-kayu dari hutan indonesia, sejak masa itupula Belanda mengajarkan kita jika Hutan memiliki nilai komoditi penting untuk SDA nya. Walau hutan bernilai ekonomi untuk kayu alamnya yang berkualitas, sebut saja kayu ulin yang sekarang langka, dan kayu gahru yang juga sudah sulit ditemui menjadikan hutan kita kehilangan vegetasi vegetasi terbaiknya akibat eklpoitasi jaman dahulu tanpa adanya usaha pembudidayaan atau peremudaan. Hal ini pula ditengarai akan mengancam ekosistem hutan itu sendiri, karena disaat itu pula baik HPH, dan HTI sudah menjadi sorotan luar negeri terutama soal pulp and peper-nya yang mengancam kelestarian hutan.

Dimulai sebuah perubahan.

Pentingkah kita jika mencorat coret hal hal yang tak berguna diatas kertas? Kesalahan terbesar kita adalah memubazirkan kertas, seakan nilai kertas tidak ada artinya. Salah sayu perubahan yang mungkin ane terapkan ketika kuliah dan dijadikan sebuah kebiasaan yaitu menghindari untuk membuang buang kertas, dan pertanyaannya bagimana itu dilakukan? Mudah, tips pertama sadar, dan selalu menghargai kertas bekas agan. Contohnya yaitu agan bisa nulis nulis dibelakang ketas bekas agan.

Hindari membeli yg mubazir, hindari buang buang kertas.

Ketika agan sering membeli sesuatu, usahakan untuk tidak membuat sampah baru. Contohnya, agan memberi makanan yg dibungkus dengan kertas, itu salah satu pemborosan juga dan memubazirkan. Salah satu hal yang bisa kita rubah yaitu makan ditempat atau kalo mau lebih praktis bawa tempat makan sendiri.

Cari alternatif lain
Gunain alternatif yg bisa menghemat kertas, salah satu barang yg bisa kita gunain yaitu smartphone kita, dengan cara membuat catatan di notped yang bisal lebih praktis dan gak harus berat berat bawa catatan. Atau agan sering bawa buku tebal, tentu gak efektif untuk dibawa kemana mana, jika sudah berbentuk portabel di smartpone agan dalam berbagai format memudahkan agan untuk segala aktifitas.

Kertas itu tidak sefty, dan mudah hilang.
Salah satu hal yg menjadikan kita merasa mengerikan jika memiliki dokumen penting dalam bentuk kertas yaitu dapat rusak, baik itu karena beberapa faktor. Walaupun tekonologi sekarang memungkinkan menghasilkan kertas yang awet, tetapi setiap orang mengalami kendala harga. Kertas bisa rusak karena rayap atau air, inilah menjadi sesikit penyesalan jika dokumen kita rusak karena itu, apalagi jika agan penyuka komik dan menyimpannya tidak sefty tentu tau resiko yang bakal dialami.

Mudah terbakar, simpan dengan benar, jauhkan api.
Karena kertas mudah sekali terbakar tentunya menjadikan pertimbangan disaat beraktifitas untuk menjauhkan kertas dengan sumber api. Toh saat ini kebakaran diakibatkan karena kelalean manusia akibat hal itu tentubya ada keterlibatan kertas.

Jangan lagi buat petasan.

Semua tau jika petasan dapat menyebabkan seseorang mengalami kecelakaan yang tidak diharapkan, disampibg itupula, dapat menyebabkan orang tibq tiba terkena serangan jantung mendadak, tetapi pula dapat membuat sampah atau mengotori lingkungan, disamping itu pula, seakan kita tidak menghargai hutan kita, dengan membuang buang kertas. Ini bukan sifat yang arif gan.

Berhenti menangis, hanya untuk dia.

Coba berapa banyak tisu yang dihabiskan untuk satu sesi menangis agan, lebih menyedihkannya lagi, sekan agan gak peduli dengan tisu yang dibuang percuma itu. Toh agan membayar setiap rupiah helaian tisue tersebut, tapi apakah cara agan itu dibenarkan? Jika menyebutnya agan ikut turun merusak hutan, agan juga berpartisipasi karena hal ini. Karena setiap tisue yang digunakan agan berasal dari pohon, bagian vegetatif yang membutuhkan masa untuk bisa memproduksi kayu yang siap untuk dijadikan bahan pembuat tisue. Waktu yang lama untuk sebuah pohon dibutuhkan 5-10 tahun dan ada jenis jenis lain yang membutuhkan puluhan tahun, dan hanya untuk dibuang percuma. Stop untuk menangis dengan memakai tisue. Jika bisa menangislah ketika agan bangun dimalam hari dengan menadahkan tangan dan berdoa untuk diberikan seseorang yang lebih baik.