Pengamat politik Ahmad Lubis mensinyalir bahwa teror “bom” di Mall Alam Sutera, Serpong (28/10) merupakan bagian dari operasi intelijen untuk mengalihkan isu dan pemberitaan demonstrasi mahasiswa yang meminta Joko Widodo-Jusuf Kalla lengser.

“Media pro Jokowi tidak memberitakan demonstrasi anti-Jokowi di depan Istana. Tiba-tiba ada bom, dan semua memberitakan bom Mal Alam Sutera. Saya curiga ini desain saja,” ungkap Lubis (29/10).

Menurut Lubis, pelaku bom Mal Alam Sutera pun “tidak jelas” dan diduga bagian dari permaian “intelijen Istana”. “Harusnya pelakunya dibuka saja, siapa saja di belakangnya. Pihak kepolisian yang menangkap terduga pelaku bom, seakan-akan ada yang ditutupi,” ungkap Lubis.

Lubis mengungkapkan, dalam operasi intelijen bisa saja pihak yang dikorbankan tidak mengetahui jika dirinya jadi target. “Ada juga bagian penjebakan supaya pelaku melakukan teror, ada juga yang sudah tahu, dan ketika tertangkap diselamatkan,” papar Lubis.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen (Pol) Agus Riyanto mengatakan, ledakan yang terjadi di dalam kamar mandi pegawai kantin Mall Alam Sutera melukai satu orang.

Di sisi lain, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan, terkait insiden bom di Mal Alam Sutera, pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa tersebut bagian dari ancaman teroris atau bukan. Alasannya, pengusutan tengah dilakukan Kepolisian. “Polisi sedang bekerja,” ujar Irfan.



Masuk akal juga sih,,dari tadi berita teror bom terus.. Berita demonya gadak..