Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vyrcoAvatar border
TS
vyrco
Penelitian Terbaru: Pria Tidak Terlalu Tertarik dengan Wanita Pintar
Jakarta -

Sebuah studi yang melibatkan tiga univeritas ternama dunia menemukan jika pria sebenarnya menyukai wanita yang pintar, tetapi tidak untuk dijadikan teman kencan apalagi menjadikannya sebagai pasangan. Benarkah?

Penelitian dilakukan oleh sejumlah ilmuwan sosial dari University of Buffalo, California Lutheran University, dan University of Texas yang mengukur ketertarikan para pria dengan wanita yang secara kepintaran, lebih cerdas dari mereka.

Hasilnya diketahui bahwa pada umumnya kebanyakan pria menyukai wanita yang lebih pintar.

Tepi dalam kehidupan nyata, misalnya untuk diajak berkencan atau menjadi pasangan hidup, para pria merasa kepintaran bukanlah menjadi hal yang menarik dari seorang wanita.

ABC mencoba menanyakan soal penelitian ini kepada dengan Dr Peter Jonason, dosen senior dari Fakultas Psikologi di Universitas Western Sydney.

ABC: Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kepintaran bukanlah hal yang menarik dari seorang wanita, mengapa?

Dr Peter: Sebelumnya, harus diljelaskan terlebih dahulu bahwa kepintaran atau intelijen bukan berarti tidak menarik, tetapi para pria memiliki prioritas masing-masing. Mungkin saja mereka ingin mendapatkan yang cantik dan pintar, tapi itu seperti menang lotere. Dalam prioritasnya, para pria lebih cenderung mau bertemu dengan wanita yang secara fisik menarik. Jadi kalau misalnya mereka diberitahu akan dikenalkan oleh seorang wanita yang pintar, tapi tidak tahu soal penampilan fisiknya, para pria biasanya akan ragu diajak berkenalan. Sekali lagi bukan karena mereka tidak suka kepintaran, tetapi karena mereka tidak tahu informasi soal apa yang mereka lebih peduli, yakni fisik yang menarik.

ABC: Apakah artinya Anda merasa ada 'hirarki', bahwa penampilan fisik adalah lebih dominan, sehingga kepintaran tidak menjadi penting?

Dr Peter: Saya tidak tahu jika penampilan yang menarik lebih mendominasi. Tapi kita melihat ada elemen ekonomi yang berperan dalam hal ini. Setiap orang memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Ada sesuatu yang Anda anggap harus dimiliki, ada pula sesuatu yang ingin Anda miliki. Ini pula yang dialami para pria. Sebagian pria yang memprioritaskan penampilan merasa lebih sukses. Karena menurut mereka, wanita yang lebih menarik secara fisik akan memberikan keturunan yang lebih sehat. Selain itu sudah menjadi anggapan secara turun temurun jika para pria akan mudah tertarik dengan wanita yang juga memiliki penampilan menarik.

ABC: Jadi kebanyakan pria hanya menilai penampilan fisik saja?

Dr Peter: Sebenarnya hal tersebut adalah tuduhan yang tidak adil. Pria tidak menolak wanita karena kepintarannya. Tapi justru juga lebih banyak diantara wanita yang menginginkan pria yang pintar. Jika kita melihat studi lainnya, misalnya bagi wanita yang sekolah kedokteran, jumlah pria yang berpotensi untuk dipertimbangkan oleh wanita tersebut lebih sedikit, karena mereka pun menginginkan pasangan prianya pintar. Sementara bagi pria yang bersekolah lebih tinggi, sebagai pengacara atau bergelar PhD, lebih banyak mendapatkan tawaran, karena lebih banyak wanita yang menginginkannya. Di kasus ini banyak wanita yang mengorbankan segi penampilan prianya, yang penting sukses dan pribadi yang pintar dan menarik.

ABC: Apakah di dunia modern seperti sekarang ini, kita masih belum berubah dalam menentukan penampilan yang menarik?

Dr Peter: Memang di era post-modern ada istilah bahwa kecantikan tergantung siapa yang melihatnya, karena setiap orang memiliki definisi yang berbeda soal kecantikan. Hal ini berdasarkan sejumlah studi yang menemukan bahwa penampilan tidaklah dangkal atau apa yang terlihat dari luarnya saja. Tapi yang menarik dilihat juga adalah bahwa ada satu sisi dimana banyak yang mengakui soal siapa yang memiliki penampilan menarik dan yang tidak. Misalnya, banyak yang setuju jika dikatakan George Clooney adalah pria yang menarik secara fisik. Jadi mengapa kita bisa setuju, karena kecantikan tidak lagi siapa yang melihatnya, tetapi sebagai sinyal biologis dari kualitas internal fisik seseorang.

ABC: Lantas apakah dengan kepintaran yang dimiliki seorang wanita telah menjadi halangan mereka untuk berkencan, misalnya?

Dr Peter: Ini masalahnya, wanita seringkali menilai kepintarannya terlalu tinggi. Karena mereka sangat menghargai kepintarannya, maka mereka pun berharap para pria akan sama-sama menghargainya. Sementara para pria yang telah ditemuinya tidak terlalu menilainya. Selain itu banyak kasus juga dimana para wanita diminta untuk memilih antara berinvestasi di penampilan atau otak mereka. Antara uangnya untuk dihabiskan ke pusat kebugaran dan kecantikan atau sekolah hingga S3.

ABC: Bukankah sebenarnya wanita bisa melakukan kedua hal tersebut sekaligus?

Dr Peter: Bisa saja, tapi ada keterbatasan waktu dalam satu hari, bukan? Pilihan yang diambil biasanya menjadi bukti nyata kemurnian seorang individu. Sebaliknya bagi para pria, mereka lebih mengorbankan waktunya untuk bekerja, bukan untuk penampilan. Karena mereka tahu wanita lebih akan tanggap dengan hal-hal yang berkaitan kesuksesan dan pekerjaan yang dilakukan oleh pasangan prianya.


(nwk/nwk)

http://news.detik.com/australia-plus...-wanita-pintar

setuju.....yg penting mah sifatnya bgs,penampilan ,baru pinter.

tp jg ga mo yg bego amat model suka sensasi kaya syahrini,atau yg cantik pinter suka pesta sabu kaya artis bookingan lah...

yg perlu tu cuma pinter memuaskan suami lahir batin,ngurus anak,masak,bersih" hehehe....
Polling
0 suara
setuju?
Diubah oleh vyrco 23-10-2015 05:28
0
3.6K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.