2 Februari 1964, seorang nahkoda kapal di Sungai Thames menemukan mayat wanita terapung dalam kondisi tanpa busana dengan stoking compang camping. Polisi sempat mengira bahwa mayat wanita yang di temukan hanyalah korban kasus bunuh diri.

Namun, 2 bulan kemudian di tempat yang tidak jauh dari penemuan pertama, ditemukan kembali mayat seorang wanita terapung dengan kondisi yang hampir mirip.

Kasus ini mulai menjurus pada dugaan pembunuhan dan merupakan awal sepak terjang dari seorang Jack the stripper.

Penemuan korban kemudian berlanjut.

April 1964, mayat seorang wanita ditemukan dalam tong sampah di daerah brentwood, korban kali ini meninggal dengan kondisi 4 gigi depannya hilang.

Juli 1964, kembali ditemukan korban keempat, yang belakangan diketahui sudah menghilang sejak beberapa bulan. Di duga korban meninggal karena dicekik dan beberapa gigi korban kali ini juga hilang.

November 1964 dan Febuari 1965, merupakan penemuan 2 korban terakhir yang tewas dengan cara yang sama. Namun, sebelumnya korban telah disimpan dalam mesin pendingin hingga beku, kemungknan mereka sudah lama dibunuh.

Berbagai spekulasi tentang identitas Jack The Stripper muncul ke permukaan, spekulasi mengenai beberapa korban yang mengalami kekerasan dan hilangnya beberapa gigi bagian depan adalah para korban dipaksa untuk melakukan oral seks sehingga gigi asli maupun gigi palsu korban tercabut. Hal ini ditegaskan oleh kepala Inspektur John Du Rose, namun ada pula yang berpendapat bahwa gigi - gigi itu sengaja di ambil sebagai "souvenir" oleh sang pembunuh.

Namun ada pula yang menyimpulkan bahwa pembunuhan berantai terhadap wanita tuna susila ini ada kaitannya dengan bisnis prostitusi dan pornografi bawah tanah. Para korban bekerja di perusahaan ilegal yang sama dan mereka saling mengenal satu sama lain dan pelakunya kemungkinan sudah mengenal baik para korban. Dan motif atas pembunuhan ini
menjurus pada masalah materi atau relasi antar pegawai.

Kepala inspektur John Du Rose yang memimpin penyelidikan kasus Jack the stripper, mengatakan ada sekitar 7000 terduga sebagai tersangka yang sedang dalam penyelidikan. Di beberapa kesempatan konfrensi pers Du rose menyatakan terduga yang sedang dalam penyelidikan sudah di pangkas menjadi 20 orang saja, kemudian di pangkas setengahnya lagi, lalu terakhir tersisa tiga orang yang paling kuat di kaitkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Saat inisial para terduga di bagikan kepada publik, teror dari Jack the stripperberhenti. Ia berhenti membunuh.

Inspektur John Du Rose pada wawancaranya di BBC 1970, mengemukakan sebuah spekulasi identitas Jack The Stripper yang dianggap paling kuat. Ia menyebutkan bahwa jack the stripper sesungguhnya adalah Mungo Ireland, seorang satpam yang bekera di Heron Trade Estate, tempat dimana korban terakhir ditemukan. Pendapat ini muncul karena sebagai penjaga tempat itu dia mempunyai akses untuk menyembunyikan korban serta mendapatkan cat semprot dari toko dekat dengan tempat ia bekerja.

Mungo ireland sendiri akhirnya ditemukan tewas bunuh diri di garasi rumahnya akibat keracunan gas karbon, tidak lama usai korban terakhir ditemukan. Dia meninggalkan 2 pesan pada secarik kertas untuk istrinya yang bertuliskan "i cannot go on" dan "to save you and the police looking for me, i'll be in the garage". Kesimpulan yang muncul menyatakan bahwa ia memang melakukan pembunuhan itu dan merasa tidak tahu harus berbuat apalagi.

Freddie mils, seorang mantan petinju asal inggris yang juga pernah menjuarai tinju kelas berat ringan, sempat menjadi tersangka pembunuhan Jack the stripper usai diskorsing dari tinju dan mengalami krisis finansial. Pada maret 1965, Mils ditemukan tewas bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri di dalam mobilnya.



Neil Milkins dalam bukunya "Who is Jack the Stripper?", mengatakan bahwa identitas asli sang pembunuh adalah Harold Jones yang tinggal di Fulham pada saat yang sama dengan kasus pembunuhan ini.

Jones pernah ditahan pada tahun 1920 selama 20 tahun karena membunuh 2 orang anak umur 8 dan 11 tahun saat usianya masih 15 tahun. Setelah Jones bebas dari penjara, dia pindah ke Fulham dan mengganti identitasnya.

Neil Milkins mengatakan:

"Saya menjadi tertarik dengan kisah pembunuhan Hammersmith Nude Murder (nama lain kasus Jack The Stripper) ketika saya menulis buku tentang Harold Jones"

"Saya menelusuri lebih dalam akan hal ini, apa yang meyakinkan saya adalah dia (Harold Jones) tinggal di jalan Hestercombe sebagai Harry Stevens hingga 1962 dan kemudian pindah ke jalan Adensley sebagai Harry Jones"

"Harold Jones menghentikan Rangkaian pembunuhannya karena terserang kanker Tulang belakang dan meninggal pada tahun 1971. Dia mungkin merasa sangat beruntung ketika kasus jack the stripper akhirnya ditutup oleh polisi"

Sama seperti kasus Jack the ripper, kasus Jack the stripperjuga tidak pernah terungkap hingga sekarang.

Siapa sebenarnya Jack the stripper ? Apakah ada hubungannya dengan Jack the ripper ? Ataukah dia orang gila yang sangat mengagumi Jack the ripper dan mencoba mengulang kasus yang sama ? Entahlah...

SUMBER

SUMBER

SUMBER

Terima kasih untuk waktunya yang udah mampir ke thread ane