LUBANG Buaya menjadi saksi bisu peristiwa G30S PKI pada 1 Oktober 1965. Lalu, kenapa daerah tersebut bernama Lubang Buaya?

Sejarah mencatat tujuh Perwira TNI AD, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal Haryono, Letnan Jenderal Siswondo Parman, Mayor Jenderal Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean diculik dan dibunuh di Desa Lubang Buaya oleh pasukan G30S PKI pada 1 Oktober 1965.

Jenazah ketujuh perwira TNI AD tersebut akhirnya dimasukkan ke sumur tua sedalam 12 meter dan lebar 75 centimeter milik warga di Desa Lubang Buaya.

Dari peristiwa sejarah tersebut Lubang Buaya dikenal banyak orang, tetapi menimbulkan rasa penasaran tentang asal usul nama daerah ini. Menurut Muhammad Yutharyani selaku Perwira Seksi Pembimbingan Informasi Monumen Pancasila Sakti nama Lubang Buaya berasal dari legenda masyarakat di daerah tersebut.

"Jadi, dahulu daerah ini pernah mengalami banjir. Ketika banjir, masyarakat di sini menggunakan perahu rakit. Ketika perahu rakit didayung, dayungnya tersangkut yang belum diketahui apa penyebabnya karena tidak bisa lepas," ujarnya kepada Okezone di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur.

Setelah banjir surut, barulah diketahui apa penyebab dayung rakit tersangkut sampai tidak bisa terlepas. Muhammad Yutharyani mengatakan, dayung tersebut dipercayai digigit oleh seekor buaya.

Setelah peristiwa itu, banyak masyarakat takut berkunjung ke daerah tersebut karena kehadiran buaya. Hingga pada akhirnya daerah ini lama-kelamaan dikenal dengan nama Lubang Buaya.

"Setelahnya penduduk pada tahun itu menamakan daerah ini sebagai Lubang Buaya. Dari kisah itulah lama-kelamaan daerah ini dinamakan sebagai Lubang Buaya kecamatan Cipayung, Jakarta Timur," tutupnya.
(jjs)

sumur : http://lifestyle.okezone.com/read/20...a-lubang-buaya

nih gan ternyata kaya gitu asal usul nama lubang buayanya