Quote:
RMOL. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengutuk keras penganiayaan dan pembunuhan petani penolak tambang di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur.
Manager Emergency Response Jatam, Ki Bagus Hadi Kusuma mengatakan peristiwa yang diduga melibatkan oknum kepala desa tersebut menambah deret panjang kejahatan pertambangan Indonesia.
"Kami meminta pemerintah dan kepolisian segera mengusut tuntas pelaku pembunuhan dan penganiayaan sampai ke aktor intelektualnya," kata Ki Bagus Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (27/9).
Penganiayaan terjadi pada Sabtu pagi (26/9). Petani yang tewas terbunuh yakni Salim Kancil. Dia dijemput oleh sejumlah preman yang disinyalir suruhan kepala desa dari rumahnya dan dibawa ke Kantor Desa Selok Awar-Awar.
Salim dianiaya secara beramai-ramai dengan kedua tangan terikat. Setelah meninggal, mayatnya dibuang di tepi jalan dekat areal perkebunan warga.
Sementara korban penganiayaan lainnya, Tosan, saat ini mengalami luka parah dan dalam kondisi kritis di rumah sakit di Malang. Dia juga dijemput paksa di rumahnya. Tosan dihajar beramai-ramai di dekat rumahnya sebelum diselamatkan warga dan dilarikan ke rumah sakit.
Ki Bagus Hadi mengungkapkan sudah sejak lama warga petani di desa Selok Awar-Awar diintimidasi oleh kepala desa dan kroninya bila melawan aktivitas pertambangan pasir yang dijalankan oleh sang kepala desa. Salim Kancil dan Tosan termasuk petani dari sekian banyak petani lainnya yang kukuh bertahan melakukan penolakan secara terbuka.
"Fakta ini menunjukkan betapa petani telah dirampas ruang produksinya sekaligus dicabut nyawanya secara paksa. Kami menyampaikan duka yang mendalam sekaligus rasa keprihatinan atas terjadinya peristiwa ini," demikian Ki Bagus Hadi.[dem]
sumber
polisi kok disuruh nangkep? lah yang bunuh dibekingin polisi bayaran kok