Singaraja
Penemuan ikan berusia ratusan tahun di pantai Dusun Banyualit Desa Kalibukbuk, dan di pantai Temukus KEcamatan Banjar membuat Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Buleleng melakukan investigasi. Hasilnya, jenis ikan tersebut bukan dolphin seperti yang dilaporkan oleh pemandu wisata bahari, namun ikan berusia ratusan tahun ini adalah jenis paus. Tak hanya memastikan jenis, namun Diskanla memastikan kalau mamalia yang terdampar tersebut jenis paus sirip panjang. Biasanya, ikan itu bisa hidup di kawasan perairan Maluku, Papua dan Laut Arafuru.
Demikian diungkapkan kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, M.M., ketika dihubungi Sabtu(8/8) kemarin
Lebih jauh Sutrisna mengatakan, penulusuran ini dilakukan oleh petugas penyuluhan lapangan (PPL). PPL ini pun dengan sigap menulusuri kebenaran temuan ikan paus yang terdampar di Banyualit, Temukus, dan pantai Penimbangan, Singaraja. Menurutnya, paus yang ditemukan terdampar itu dalam kondisi luka-luka dan dalam kondisi mati. Salah satunya paus panjang tujuh meter yang ditemukan terdampar di pantai Dusun Banyualit, Desa Kalibukbuk, Lovina. Pada bagian tbuh paus ini ditemukan luka lebar di bagian perut, hingga akhirnya matidan dikuburkan di tepi pantai. Sementara paus panjang empat meter yang ditemukan terdampar di pantai Penimbangan mengalami luka pada bagian mulut depan. Paus di tempat ini berhasil diselamatkan, setelah di tarik ke perairan pada kedalaman sekitar satu sampai dua mil laut. “ Kita sudah telusuri dan dua ikan paus itu kita temukan terdampar dandan mengalammi luka-luka dan bahkan satu matidan satu lagi dapat diselamatkan.” Tegasnya.
Di sisi lain, Sutrisna mengatakan, dari penelusuran PPL, paus ini terdampar diduga karena terseret arus saat mencari makanan. Akibat seretan arus deras itu, paus ini mengalammi luka akibat membentur karang. Analisis ini di kuatkan dengan konfirmasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)yang menyebutkan kalau arus laut cukup deras menuju ke arah barat. “ Kemungkinan paus ini tersesat dan kebetulan arusnya kuat dan kami meminta konfirmasi ke BMKG itu arus laut cukup kuat menuju kea rah barat, sehingga paus ini tersesat dan akhirnya terdampar,” tegasnya.
Terkait laporan penemuan ikan raksasa di pantai Temukus, Kecamatan Banjar, , lanjut sutrisna, hingga kemarin, pihaknya belum menerima laporan dari warga maupun instansi resmi. Untuk itu, dirinya masih menelusuri kebenaran laporan tersebut dan menugaskan PPL untuk mencari informasi tersebut dari nelayan yang dikabarkan telah menarik ikan tersebut ke tengah laut. “ Kami masih mencari tahu informasi di Temukus itu dan laporan yang masuk belum ada dan mudah-mudahan nelayan di sana bisa memberikan kebenaran informasi tersebut,” imbuhnya.
Seperti di beritakan sebelumnya, pemandu wisata bahari, nelayan, dan tamu asing di pesisir Dusun Banyualait Desa Kalibukbuk Lovina heboh setelah mengetahui seekor ikan raksasa dan berusia ratusa tahun terdampar di tengah laut. Warga yang menemukan ikan ini awalnya berusaha menolong denga cara mendorong ikan ke tengah laut, namun karena mengalami luka-luka, ikan ini mati denga jarak sekitar 150 meter dari daratan. Bangkai ikan ini kemudian ditarik ke daratan untuk di kuburkan oleh warga disaksikan sejumlah wisatawan asing.
Selai di Banyualit, nelayan juga menemukan ikan raksasa terdampar di pesisir Temukus Kecamtan Banjar. Saat ditemukan, kondisi ikan masih bernapas dan oleh nelayan yang menemukan kemudian menarik ikan ini denga kapal boat sampai kedalaman yang cukup untuk dilepaskan. Kedua ikan ini awalnya di ketahui jenis dolphin yang banyak ditemukan di perairan Buleleng. Tak hanya di dua tempat tersebut, namun di kawasan pantai penimbangan, Singaraja juga ditemukan jenis ikan yang sama.
(Sumber:Bali Post)