Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

flagellumdeiAvatar border
TS
flagellumdei
Isu Reshuffle Buat Menteri Ekonomi Jokowi Tak Nyaman Libur Lebaran


Jakarta, HanTer - Rencana reshuffle kabinet dan krisis ekonomi dunia, khususnya tiga negara yakni Yunani, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) makin menghantui ekonomi Indonesia. Gonjang-ganjing itu pun akan menghantui libur Lebaran para menteri ekonomi di Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Libur Lebaran Kabinet Kerja Bidang Ekonomi tidak akan nyaman, tenang," ucap Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah saat Diskusi Mengupas Kekuatan Ekonomi Indonesia Paska Yunani Kolaps dan Tiongkok di Jakarta, Minggu (12/7).

Pasalnya, para menteri ekonomi harus tetap memantau perkembangan kondisi ekonomi terkini terutama dari Tiongkok, Yunani dan AS selama libur Lebaran.

"Para menteri harus tetap memantau pasar saham di Tiongkok yang masih berjalan atau dibuka perdagangannya selama libur Lebaran di Indonesia. Menteri ekonomi Jokowi harus mengikuti perkembangan rapat Gubernur Bank Sentral AS terkait rencana kenaikan suku bunga acuan," jelas Firmanzah.

Dia juga menambahkan, pemerintah mesti menyoroti kondisi perekonomian Yunani pasca-gagal bayar utang karena perundingan atau negosiasi dana talangan 2,1 miliar Euro masih berlangsung.

"Eropa sedang dalam kondisi tidak nyaman, karena Italia punya postur anggaran yang sama dengan Yunani. Hal ini akan memicu penguatan dolar AS terhadap mata uang Euro, mata uang negara lain, dan kurs rupiah juga akan tertekan," ujar mantan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah khususnya menteri ekonomi Jokowi diminta untuk tidak menganggap remeh faktor eksternal tersebut meski ekspor Indonesia ke Yunani kurang dari 10%. Kasus rontoknya bursa saham Tiongkok pun akan membayang-bayangi ekonomi Indonesia.

"Rentetan tekanan ini yang tidak bisa dianggap remeh, karena Yunani dan Tiongkok sangat berpengaruh ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia," tandasnya.

Sisi positifnya, Firmanzah mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga dan kuat karena rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 25%, meski secara nominal meningkat.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total utang luar negeri mencapai 299,84 miliar dolar AS hingga April 2015.

Indikator lain yang menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia kuat, katanya, Bank Indonesia (BI) telah melakukan stress test kepada perbankan nasional apabila terjadi kolaps saat rupiah menyentuh level 14.500 per dolar AS.

Sementara, ekonom Megawati Institute, M Islam mengatakan, pemerintah harus sanggup menggenjot penyerapan belanja di semester II. Dia meyakini bisa tercapai, karena persoalan nomenklatur sudah beres.

"Selain pemerintah pusat, salah satu stimulus perekonomian adalah belanja daerah. Serta meningkatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) cukup signifikan di era Jokowi. PMN Rp 35,9 triliun bisa di-leverage dengan tambahan modal sampai 3 kali lipat sekira Rp 120 triliun bahkan 10 kali lipat. Ini berguna untuk nambah belanja infrastruktur Rp 190 triliun," paparnya.

Selain krisis ekonomi dunia, Firmanzah mengatakan, rencana reshuffle juga akan menggangu liburan menteri ekonomi. Pasalanya, reshuffle atau perombakan kabinet menjadi langkah penting yang harus diambil Presiden Joko Widodo dalam waktu segera.

Perombakan menteri ekonomi, katanya, dapat mengurangi ketidakpastian atas pertanyaan masyarakat maupun investor. Termasuk juga menjawab ekspektasi publik terkait perubahan pola komunikasi, koordinasi, stabilitas dalam pemerintahan.

"Paling tidak ada harapan, karena sekarang ini harapan yang harus diberikan kepada publik mengenai prospek ekonomi Indonesia," ujarnya.

Jokowi harus segera mengumumkan perombakan kabinet apabila langkah itu berani dieksekusi. "Tapi kalaupun tidak jadi, diumumkan juga biar ada kepastian buat publik, termasuk menteri dan Eselon I. Risiko kita ketidakpastian, kapan The Fed naikkan suku bunga, Yunani tidak jelas, dampak China seperti apa, apa masa depan kita apakah masih ada kerjaan?," pungkas Firmanzah.

Sumber: http://www.harianterbit.com/hanterek...-Libur-Lebaran

Family First Pak, Keluarga di Solo sangat merindukan Bapak emoticon-Sorry
0
8.5K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.