- Beranda
- The Lounge
Chile Juara Copa America 2015
...
TS
ReiraMoreloze
Chile Juara Copa America 2015
Quote:
Quote:
Hasil Final Copa America 2015: Argentina vs Chile 1-4, La Roja Juara!
Hasil Final Copa America 2015 antara Argentina vs Chile berakhir dengan skor 1-4 via drama adu penalti. Setelah skor Chili vs Argentina tidak berbuah gol alias kacamata selama 120 menit, Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal dalam eksekusi penalti. Sementara Alexis Sanchez menentukan kemenangan tuan rumah. Berkat hasil pertandingan Argentina vs Chile ini, La Roja meraih gelar juara Copa America 2015.
Batal sudah mimpi mengakhiri penantian 22 tahun bagi Argentina untuk merebut gelar Copa America sejak 1993. Adanya Lionel Messi, sang pemain terbaik dunia dekade ini, tidak cukup untuk menghalangi Chile merebut gelar Piala Amerika pertama. Namun, perjuangan La Roja untuk menaklukkan Albiceleste jauh dari kata mudah. Kedua tim saling menekan sepanjang waktu.
Argentina yang turun dengan formasi 4-3-3 minus Ezequiel Garay, mendapatkan ujian berat dari Chile yang langsung menekan sejak awal. La Roja menampilkan permainan cepat yang menghalangi Albiceleste memperagakan gaya menyerang total seperti biasa. Menit 13, Arturo Vidal melepaskan tembakan voli yang diblok Sergio Romero.
Ingin lepas dari tekanan Chile yang tanpa henti, Argentina memperoleh peluang di menit 20. Tendangan bebas Lionel Messi ditanduk Sergio Aguero ke tiang dekat. Refleks Claudio Bravo mengamankan gawang tuan rumah. Selang dua menit, Edu Vargas menembak terlalu tinggi sehingga serangan balik kilat La Roja batal.
Masalah datang lagi bagi Argentina di menit 26. Angel Di Maria harus ditarik keluar setelah hamstringnya tertarik. Ezequiel Lavezzi diturunkan Tata Martino untuk menggantikannya. Peluang terakhir Albiceleste di paruh pertama via Lavezzi, diblok Bravo. Skor 0-0 berlanjut hingga turun minum dengan tiga kartu kuning untuk pemain Chile.
Argentina dan Chile kembali tidak berkembang sepanjang paruh kedua. Masing-masing saling menihilkan. Tata Martino tidak punya pilihan lain dengan mengeluarkan dua kartu terakhirnya, Gonzalo Higuain dan Ever Banega. Sementara Jorge Sampaoli menurunkan Mati Fernandez.
Kesempatan justru muncul bagi Chile ketika Edu Vargas menyongsng bola dengan tendangan volinya. Sementara, umpan cantik Messi yang diselesaikan Lavezzi berakhir dengan gol off side. Peluang terakhir Argentina datang berkat kerja Messi, umpannya kepada Lavezzi dikirimkan menyilang. Tapi Higuain datang serba terlambat. Skor 0-0 berlanjut hingga perpanjangan waktu.
Chile memiliki kesempatan mencetak gol di ujung perpanjangan waktu pertama, kala Javier Mascherano melakukan blunder. Namun Alexis Sanchez gagal memanfaaatkan peluang dengan tembakan yang meninggi. Skor 0-0 tidak berubah dan adu penalti dimulai.
Mati Fernandez sebagai eksekutor pertama, sukses. Lionel Messi yang berhadapan dengan rekan setimnya di Barca, Bravo juga berhasil. Arturo Vidal bisa menaklukkan Sergio Romero, sementara Gonzalo Higuain gagal. Charles Aranguiz mulus, dan Ever Banega menyaksikan aksinya diblok Claudio Bravo. Alexis Sanchez sebagai penendang penalti keempat, tidak menunggu waktu lagi. Eksekusinya sukses dan Chile menang 4-1.
Argentina (4-3-3):Romero; Zabaleta, Demichelis, Otamendi, Rojo; Biglia, Mascherano, Pastore (Banega ’80); Messi, Aguero (Higuain ’74), Di Maria ( Lavezzi ’29)
Chile (4-3-1-2): Bravo; Isla, Medel, Silva, Beausejour; Vidal, Diaz, Aranguiz; Valdivia (Mati Fernandez ’74); Vargas (Henriquez ’94), Sanchez.
Sidomi
Quote:
Quote:
Mengapa Lionel Messi Selalu Sial Ketika Main di Timnas Argentina?
Mengapa Lionel Messi selalu sial ketika bermain di timnas Argentina? Pertanyaan itu yang mencuat setelah Albiceleste lagi-lagi gagal meraih trofi di partai puncak. Selang setahun pasca tumbang di final Piala Dunia 2014, Argentina kembali kalah di final Copa America 2015. Kali ini via drama adu penalti dari tuan rumah Chile.
Menjelang final Piala Amerika tahun ini, hanya sedikit saja yang tidak mengunggulkan Argentina. Pasukan Tata Martino memiliki Lionel Messi sang pemain terbaik dunia dekade ini. La Pulga juga didukung oleh Angel Di Maria dan Sergio Aguero. Mimpi Messi meraih gelar pertama di tingkat internasional bersama tim senior, menyala.
Namun semua berantakan. Harapan La Pulga meneruskan gelar Piala Dunia U20 dan Olimpiade, gagal berlanjut. Ia harus sendirian berhadapan dengan dua-tiga pemain Chile sepanjang laga. Aliran bola kepada Messi juga tidak lancar. Ini ditambah dengan cederanya Angel Di Maria dan tidak berkutiknya Aguero menghadapi tekanan tinggi para bek lawan.
Lionel Messi sendiri, tampil cemerlang dengan tendangan bebas yang ditanduk Sergio Aguero di babak pertama. Juga, umpannya kepada Ezequiel Lavezzi yang nyaris berbuah gol di akhir paruh kedua. Namun secara keseluruhan, penampilan Messi menurun dibandingkan kala Argentina membungkam Paraguay 6-1. Nilainya hanya 2,5 dari lima, versi Goal. Nilai tersebut lebih buruk daripada Martin Demichelis, Pablo Zabaleta, dan Sergio Ramos yang mendapatkan tiga bintang.
Lain halnya dengan Whoscored. Situs ini memberikan nilai 8,2 untuk Lionel Messi. Tertinggi dibandingkan para pemain lain di Argentina. Messi bahkan cuma kalah dari Charles Aranguiz, bintang Chile yang memperoleh nilai 8,3 dan menjadi man of the match laga final Copa America 2015.
Nah, apakah kesialan Lionel Messi akan berlanjut di kemudian hari? Saat ini usianya sudah 28 tahun. Itu berarti, di Piala Dunia 2018 ia akan berumur 31 tahun, dan di Copa America 2019 usianya mencapai 32 tahun. Apakah kala itu masa emas Messi sudah lewat?
Sidomi
Quote:
Claudio Bravo Kiper Terbaik Copa America 2015, Raih Golden Glove
Claudio Bravo meraih Golden Glove (Sarung Tangan Emas) sebagai kiper terbaik Copa America 2015. Penjaga gawang Barcelona tersebut menjadi kunci penting bagi La Roja dalam meraih gelar Piala Amerika pertama sepanjang sejarah. Di final Bravo menggagalkan eksekusi Ever Banega sehingga Chile menang 4-1 dalam drama adu penalti.
Gawang Chile cuma terbobol empat kali dalam enam laga di Copa America 2015. Dan hal tersebut tidak bisa dilepaskan pada sosok Claudio Bravo. Sang kapten dengan jiwa kepemimpinannya menjadi benteng terakhir pertahanan La Roja. Bravo sendiri sukses mengawinkan gelar kiper terbaik di Copa America dengan Zamora Trophy, penghargaan kiper terhebat di Liga Spanyol, saat mentas bersama klub Barcelona.
Keberhasilan Chile memboyong gelar Piala Amerika juga menjadi prestasi tersendiri bagi Bravo. Ia menjadi satu-satunya pemain yang bisa meraih empat gelar tahun ini. Sebelumnya, Bravo meraup treble: Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Liga Champions bersama Barcelona. Bahkan lebih jauh, andai Barca bisa meraup tiga gelar lagi di akhir tahun: Supercopa de Espana, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub, Bravo bakal mencatat rekor prestisius.
Ia akan menjadi pria kedua dalam sejarah dunia sepakbola yang bisa meraup tujuh trofi dalam setahun. Sebelumnya, Barcelona pernah meraih enam gelar pada tahun 2009. Namun ketika itu Spanyol gagal juara Piala Konfederasi 2009. Satu-satunya pria yang bisa melakukan ini sebelumnya adalah Dani Alves, yang turut serta dalam skuad Brazil sang pemenang Piala Konfederasi enam tahun lalu.
Sidomi
Quote:
Higuain Pembawa Sial Bagi Messi?
Lionel Messi kembali gagal mempersembahkan gelar juara bagi negaranya Argentina. Bintang Barcelona ini harus menelan pil pahit kalah di final Copa Amerika 2015.
Argentina gagal juara Copa Amerika 2015 karena kalah adu penalti 1-4 dari tuan rumah Chile. Pertandingan terpaksa dilanjutkan ke adu penalti karena selama 120 menit kedua tim sama-sama tidak mampu mencetak gol.
Di drama adu penalti, dua penendang Argentina, Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal mencetak gol. Eksekusi Higuain melambung jauh, sedangkan tendangan Banega ditepis kiper Chile Claudio Bravo. Hanya Messi yang bisa memperdaya Bravo.
Kekalahan di final Copa Amerika ini membuat Messi masih belum bisa memberikan gelar juara bagi Argentina di level senior.
Tahun lalu Messi dan Argentina juga gagal di partai puncak. Tim Tango kalah 0-1 dari Jerman di final Piala Dunia 2014 melalui perpanjangan waktu lewat gol Mario Goetze.
Yang menarik, dua kali kegagalan Messi di partai final selalu karena Higuain.
Pada final Piala Dunia 2015, Higuain membuang peluang emas saat sudah berhadapan langsung dengan kiper Jerman Manuel Neuer. Sepakan Higuain melebar dari gawang Jerman meski sudah berdiri bebas tanpa kawalan.
Bila saja saat itu Higuain bisa menjebol gawang Neuer bukan tak mungkin hasil akhir final Piala Dunia 2014 akan berbeda.
Dua kali kesalahan Higuain ini memupus ambisi Messi menjadi pesepakbola tersukses di dunia sepanjang masa. Seluruh gelar juara bergengsi sudah mampu didapat Messi bersama Barcelona. Hanya Piala Dunia dan Copa Amerika yang belum pernah diraih Messi.
Higuain nampaknya menjadi pembawa sial bagi Messi. Sebab dua gelar yang pernah diberikan Messi bagi Argentina di level junior yakni Piala Dunia U-20 2005 dan medali emas Olimpiade 2008 didapat saat tidak satu tim dengan Higuain.
Liputan6
Quote:
Cile Harusnya Menang dalam 90 Menit
SANTIAGO, KOMPAS.com -Pelatih Cie, Jorge Sampaoli, gembira atas keberhasilan mengantarkan timnya menjuarai Copa America 2015 dengan mengalahkan Argentina via adu penalti. Namun, Sampaoli menilai Cile harusnya sudah bisa menjadi juara dalam 90 menit pertandingan.
“Ini merupakan pertandingan luar biasa bagi Cile. Kami harusnya bisa memenangi pertandingan dalam 90 menit pertandingan,” ujar Sampaoli seusai pertandingan kepada La Tercera.
Ucapan Sampaoli tidak mengada-ada. Cile tampil dominan pada laga tersebut. Selama 120 menit pertandingan termasuk perpanjangan waktu, Alexis Sanchez dkk melepaskam 18 tembakan. Bandingkan dengan Argentina yang cuma punya 8 peluang.
“Kami (tim pelatih) harus berterima kasih kepada para pemain yang membuat saya bisa merasakan kegembiraan ini,” tutur pelatih asal Argentina itu.
“Kegembiraan ini untuk penonton di stadion dan mereka yang sudah menantikan (gelar ini) sejak lama,” ucap dia. “Saya selalu mengingat Stadion Nasional ini sebagai tempat saya merasakan kegembiraan luar biasa"
Gelar juara Copa America kali ini juga mengakhiri penantian Cile. Sebagai salah satu kekuatan tradisional di Amerika Selatan, setelah Argentina, Brasil, dan Uruguay, baru kali ini La Roja menjadi yang terbaik.
Kemenangan kali ini juga membalas dendam kekalahan 60 tahun lalu. Pada Piala Dunia 1955, Cile gagal menjadi yang terbaik di Stadion Nasional lantaran kalah 0-1 dari Argentina.
http://bola.kompas.com/read/2015/07/...alam.90.Menit.
Diubah oleh ReiraMoreloze 05-07-2015 02:41
0
3.2K
Kutip
26
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru