Dimulai dari Pembagian hasil UN, Ane cukup puas gan dapet nilai 32,0 dengan nilai B.indo 8,2 B.Ing 8,8 IPA 8,5 sama MTK 6,5
. Nah begitu tanggal 29 juni ane mulai mencari smk negeri di kota Ane ( Bandung ). Ane mencari jurusan Multimedia gan, sementara sebagian besar temen ane milih sma, nilai temen temen ane lumayan sih gan diatas 30-an ( yang deketnya aja) ada juga yang dibawah 30-an (Katanya sih ada yang dibawah 20-an
, kok bisa ya gan?) nah ada 4 jalur untuk ke pendidikan selanjutnya, Akademis ( Nilai UN), afirmasi(tak mampu), Prestasi, sama MoU(entahlah gan). begitu mendengar kalau prestasi dan afirmasi dapat diterima 100% semua orang mulai gan menghalalkan segala cara, dari surat palsu SKTM nyogok pak RT sampe Prestasi KW.
Yang curang ini gan ternyata nilai Un nya dibawah 30-an semua ( biar keterima di sekolah negeri) m Karena orang tua takutnya anaknya gk keterima maka terjadilah kecurangan,
Kecurangan dan kejahatan terjadi karena ada kesempatan gan
kesel ane gan
ane berusaha biar bisa masuk ke sekolah negeri, eh... yang ini maen curang aja gan. Karena mereka yang gk mau bersaing dengan jujur, Jadinya yang jujur tersingkirkan gan.
.
Quote:
[CENTER]Bukannya ane cemburu gan, tapi seharusnya mereka yang (maaf) tidak mampu, seharusnya tetap ikut jalur akademis, tapi yang membedakannya itu kalau yang lain bayar SPP seragam dan sebagainya, yang tidak mampu tidak perlu membayarnya. Kalau diterima gitu aja semua orang ngakunya gk mampu.
Bandung - Sedikitnya seribu calon siswa di tingkat SMA/SMK yang menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) di Kota Bandung mundur. Kondisi tersebut makin menguatkan banyaknya orangtua siswa yang memalsukan data. Apabila terbukti, mereka terancam dipidana pemalsuan data sekaligus penipuan.
Hal itu dikatakan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Selasa (30/6/2015). "Apabila terbukti melakukan pemalsuan, akan ditindak sesuai pasal berlaku. Bisa kena pemalsuan dokumen dan juga penipuan. Nanti kita lihat apa yang dipalsukan," ujarnya.
Menurutnya nanti polisi akan menyelidiki mulai dari tingkat RT. "Kita akan cek RT, RW, hingga lurah, apa benar mereka memberikan rekomendasi hingga mengeluarkan surat SKTM itu," tandasnya.
Sesuai aturan, kuota penerimaan siswa miskin yang termasuk jalur non akademis sebanyak 20 persen. Persentase yang cukup besar ini membuat warga menyiasati dengan SKTM agar anaknya bisa diterima di sekolah yang dikehendakinya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan untuk menyelidiki dugaan kecurangan ini akan melibatkan brigadir RW. "Nanti brigadir RW akan bertanya pada ortu hinga kelurahan, termasuk (menyelidiki) mafia-mafia yang memanfaatkan," tandasnya.
"Polisi sudah bergerak, polsek-polsek sudah ke sekolah, meminta data pemalsuan SKTM yang diduga dimanfaatkan untuk mengaku sebagai kaum miskin. Saya mendapat laporan seribu warga yang mengundurkan diri yang tadinya mengaku-ngaku miskin," tambahnya.
.