GAWAT!! masa Limbah Industri dibuang sembarangan

Beranda

...

Gosip Nyok!
GAWAT!! masa Limbah Industri dibuang sembarangan

jhonbagong

27-06-2015 05:19

GAWAT!! masa Limbah Industri dibuang sembarangan

hallow agan-aganwati kali ini ane mau shared berita yang ane baca di koran PR sama di FB mengenai limbah yang dibuang di sungai emoticon-Cape d...

OK cekidot ajalah beritanya emoticon-Ngakak (S)

Spoiler for awas:

Spoiler for intro:

[CENTER

]Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah

Indikasi Pencemaran Air
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.
1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :
• Bahan buangan padat
• Bahan buangan organik
• Bahan buangan anorganik

Spoiler for sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah

Spoiler for berita:

Quote:

NGAMPRAH, (PRLM).- Kontaminasi limbah cair di Waduk Saguling yang jadi muara Sungai Cihaur di Kabupaten Bandung Barat menyebabkan beberapa orang menderita penyakit kulit. Saat musim kemarau, masyarakat mesti lebih berhati-hati dalam beraktivitas di perairan tercemar, karena limbah tidak tereduksi air hujan.

Dampak limbah yang berasal dari anak-anak sungai di kawasan industri Cimareme itu, salah satunya, dialami oleh Ramlan (27), warga Kampung Ciluncat, RT 01/09, Desa Cimerang, Kecamatan Padalarang.

Kulit di sekujur tubuh Ramlan mengalami iritasi hebat, hanya tersisa kulit wajah yang bersih.

"Sudah sekitar sebulan ini masih belum sembuh, padahal sudah dibawa berobat ke puskesmas dan dokter kulit. Sama dokter dikasih salep, tapi sampai habis salepnya kulit saya masih seperti ini," kata Ramlan di sekitar Sungai Cihaur, Padalarang, Selasa (23/6/2015).

Dia mengisahkan, perubahan pada kulitnya dialami seusai mencari ikan di muara Cihaur. "Malam-malam saya mencari ikan di Saguling pakai rakit. Bersih-bersih pakai air di situ, terus pulang sekitar jam 23.30. Saya kemudian tidur, biasa saja. Esok harinya pas bangun pagi itu lengan kiri saya jadi gatal-gatal," tuturnya.

Dari lengan, kata dia, iritasi kulit kemudian menyebar hingga ke bagian tubuh lain. Perut, punggung, maupun paha Ramlan tampak berbercak. Noda burik terlihat menyerupai pergantian sel kulit yang rusak.

"Enggak bentol-bentol, tapi seperti penyakit mata ikan yang mengumpul. Gantian dari bagian yang satu ke yang lain, menyebar saja sebadan. Rasanya itu panas, perih, dan gatal. Kalau digaruk itu kulitnya seperti yang melepuh. Kalau sudah tidak kuat ingin menggaruk, saya suka menempelkan botol berisi air panas, " paparnya.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek itu menambahkan, hingga saat ini dia pun belum berani mandi karena kulitnya terasa lebih sakit kalau terkena air. "Paling dilap saja pakai air hangat. Tidak kuat kalau badan saya dibanjur air, apalagi pakai air dingin," ucapnya.

Dia berharap, pemerintah maupun pengelola Waduk Saguling dapat mengoptimalkan pengawasan terhadap pembuangan limbah pada perairan di Cihaur. Soalnya, sub-daerah aliran Sungai Citarum itu banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mencari ikan.

Sementara itu, Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan KBB Primanti Laksanawati mengaku baru tahu kasus penyakit kulit seperti yang dialami Ramlan. Dia belum mau menduga-duga penyebab penyakit itu, karena mesti melakukan investigasi dulu.

"Saya belum bisa bicara banyak, karena harus melakukan investigasi dulu. Kalau mau keterangan yang akurat, sebetulnya bisa menunggu kami ke lapangan dulu. Soalnya, sekarang ini kan baru dugaan. Penyakit kulit itu bisa saja bukan karena bahan kimia. Malah, siapa tahu itu bukan sakit kulit karena air. Jadi, harus kami lihat dulu," kata Anti, sapaan Primanti Laksanawati. (Hendro Husodo/A-88)***

Spoiler for sumber:

http://www.pikiran-rakyat.com/bandun...si-kulit-parah

nih gan foto-foto yang ane dapet dari mbah

Spoiler for pic:

Spoiler for pic2:

Spoiler for pic3:

Spoiler for pic4:

Spoiler for pic5:

Spoiler for pic6:

Spoiler for pic7:

Spoiler for pic8:

limbah industri itu mengandung bahan kimia berbahaya seperti Mangan (Mn) Chromium Heksavalen (Cr6+) Alkylphenol , Cadmiun (Cd), Merkuri (Hg) Tembaga (Cu) yang beberapa di antaranya bersifat karsinogenik, atau senyawa yang bisa menimbulkan kanker pada manusia, selain gangguan pada ginjal. emoticon-Takut

aliran air terjun warna warni bersuhu tinggi ini terus mengalir membawa limbah beracunnya ke Sungai Citarum, sungai yang memasok 80% sumber air baku untuk warga Jakarta, dan sungai yang menjadi sumber irigasi ribuan hektar lahan pertanian di sepanjang alirannya gila gak tuh gan emoticon-Marah

https://www.facebook.com/GreenpeaceI...type=1&fref=nf

Quote:

PESAN TS
inget bumi yang kita sanggahi ini takkan bertahan selamanya apabila dirusak seperti itu. Apakah pemerintah hanya akan diam melihat kejadian seperti ini seperti karena terbelenggu gemerlap kenikmatan yang hanya didapatnya saja??
ingat bumi ini singgahan dari berbagai macam makhluk hidup!!
anak-cucu-cicit kita akan ditinggal disini. Aapakah mereka hanya akan diberikan sisa-sisa kenikmatan leluhurnya belaka?

Spoiler for akhir:

sekian thread dari ane gan moga bermanfaat gan emoticon-Big Grin