Metrotvnews.com, Denpasar: SD Negeri 12 Sanur, Denpasar, Bali, membagikan rapor pada Jumat 12 Juni. Namun suasana sekolah terasa kelam lantaran salah satu siswa SDN 12 Sanur tak bisa menerima rapor karena tewas dibunuh, yaitu Angeline.
Seperti siswa-siswa lain, Angeline sedianya menerima rapor pada hari ini. Menurut seorang guru, hasil belajar Angeline memuaskan sehingga bocah berusia delapan tahun itu naik ke kelas tiga.
Namun malang. Sebelum menerima rapor, Angeline tewas dibunuh lalu dikuburkan di belakang rumah ibu angkatnya, Margareith, di Jalan Sedap Malam.
Meski demikian, ibu guru I Ketut Ruta tetap memberikan rapor dan makanan kepada Angeline. Caranya, ia meletakkan rapor di meja yang biasa ditempati Angeline di dalam kelas. Nasi bungkus yang sama dengan siswa lain pun diletakkan di bangku deretan ketiga itu.
"Dia tidak ikut ulangan umum tapi Angeline ikut ulangan semester dan nilai dari kesehariannya selama bersekolah," kata I Ketut Ruta.
"Engeline Margret Megawe". Demikian nama yang tertulis di bagian depan rapor berwarna putih itu. Di bagian dalam, identitas Angeline ditulis lengkap mulai dari tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama, alamat, dan nama orangtua.
Di bagian bawah, terdapat foto Angeline. Ia mengenakan seragam sekolah kemeja putih dan rompi biru, lengkap dengan dasi di bagian leher. Angeline tampak cantik dengan mengikat rambutnya. Tanda tangan kepala sekolah, I Ketut Ruta, berada di sebelah kiri foto tersebut.
Pada 16 Mei 2015, Margareith melapor ke polisi bahwa anak angkatnya itu hilang saat bermain di depan rumah. Setelah pemeriksaan, polisi menemukan Margareith dalam kondisi tak bernyawa di belakang rumah ibu angkatnya. Jenazahnya ditemukan terkubur di belakang kandang ayam.
Hingga berita ini dimuat, polisi masih menyelidiki kasus kematian yang menimpa gadis cantik itu. Satu orang ditetapkan sebagai tersangka yaitu Agus, karyawan di rumah Margareith.