Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fanofbenbruceAvatar border
TS
fanofbenbruce
Payung Hitam Lala (Sebuah Cerita Pendek)
Hari ini adalah musim panas. Iya musim panas, musim yang dikutuki manusia karena panas membuat mereka lekas berkeringat dan enggan keluar rumah. Musim panas yang berdebu, namun adalah waktu yang tepat untuk jalan-jalan. Orang-orang berlalu-lalang dalam diam. Kadang ada satu dua yang berbicang-bincang. Membicarakan banyak hal, mulai dari membicarakan pekerjaan sampai membicarakan orang lain. Lala duduk di emperan sebuah toko beras yang sudah tutup. Tangannya mengusap-usap lebam akibat pukulan ibunya. Ibunya bilang, kalau ia tidak pulang membawa uang,lebih baik ia tidak usah pulang ke gubug itu. Bagi Lala hal itu bukan masalah. Karena bila ibunya sedang kambuh ia biasa tidur di emperan toko beras ini. Yang ia pedulikan adalah ibunya, dia adalah satu-satunya orang tuanya. Hanya itu yang ada di pikiran Lala, pikiran seorang anak kecil yang belum mengenal dendam. Yang masih polos dan kadang merasa kasihan pada ibunya yang kadang muntah darah karena penyakit yang entah apa namanya. Ibunya yang adalah orang tuanya satu-satunya, karena ayahnya sudah meninggal sangat lama saat ia masih balita karena tersambar petir.

Hidup Lala sangat keras, sejak kecil ia biasa disewakan ibunya pada pengemis untuk mendapatkan uang. Lala adalah anak yang anteng, ia punya dunia sendiri. Ia tidak pernah menangis. Dan ia tidak pernah dicekoki morfin karena ia tidak pernah menangis. Setelah ia agak besar ia disuruh mengemis. Dan ibunya, wanita itu hanya dirumah dan larut dengan oplosan sampai organ dalamnya hancur tanpa dirasa, dan pria-pria yang datang untuk melepaskan hasratnya pada seorang janda setengah tua bertampang pas-pasan dan bertarif dua bungkus rokok. Wanita setengah tua bertampang pas-pasan yang sekarang stress karena terinfeksi penyakit kelamin akibat udak pernah mengenal apa itu kondom, Wanita yang melampiaskan kekesalannya pada Tuhan dengan memukuli makhluk kecil yang tak tau apa-apa bernama Lala. Lala yang nantinya akan dijualnya saat menginjak usia 15 Tahun. Agar nantinya menjadi sumber uang baginya. Lala yang tentu saja tidak berharga dua bungkus rokok seperti dirinya.

Lala menunduk, ia berusaha untuk tidak menangis dan menahan sakit. Lala yang hanya tertunduk dalam diam sampai langit tiba-tiba menangis karena melihat Lala. Tetesan air yang jatuh satu-satu dan membuatnya mendongak dan segera berlari ke gubugnya, gubug yang dibeli ayahnya sebelum meninggal. Lala mengambil sebuah payung hitam usang dan sebuah kresek hitam untuk menutupi kepalanya. Dan berlari ke arah pusat perkantoran. pasti banyak karyawan yang terjebak hujan saat makan siang. dan itu adalah ladang uang kecil untuknya. Hari ini. ia akan membawa uang untuk ibunya karena hujan sangat deras. Dan hujan turun sampai isya menjelang. Ia pun pulang membawa banyak uang dan payung hitamnya. bajunya basah ia kedinginan tapi ia bahagia.

" Ibumu meninggal Lala." Kata seorang tetangga
Lala berlari kearah gubuknya, menyaksikan mayat ibunya yang berlumuran darah. Matanya mendadak mengeluarkan hujan airmata yg sangat deras. Namun langit malam diluar sana menjadi cerah sehabis hujan.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.