Sejak diberlakukannya gerbang tol tanpa petugas yang digunakan untuk distribusi kartu-masuk jalan-tol di Jagorawi dan Tol-Cikampek, antrian panjang sampai ber-kilometer pasti terjadi saat weekend atau waktu-waktu peak yg lain. Setiap hari Sabtu atau Minggu, antrian pengambilan kartu di Gerbang Tol Cibubur (km 14) bisa sampai Taman Mini (km 6). Atau kemarin ketika semi-long-weekend, untuk ambil kartu di gerbang tol Cikarang Utama (km 28), mobil sudah antri sejak Bekasi Barat (km 14).

Mengapa hal ini terjadi?
Ini disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh setiap mobil untuk mengambil kartu lewat dispenser otomatis, akan jauh lebih lama daripada ketika kartu dibagikan oleh petugas/orang/human.

Lewat gerbang distribusi kartu tol :
- Mobil harus berhenti dengan menginjak pedal rem
- Celingak celinguk di slot mana kartu tol keluar, kemudian menjulurkan tangan, dan ambil kartu tersebut
- Lepas kopling plus nge-gas. Atau kalau di mobil transmisi otomatis, dengan lepas rem dan tekan gas.
- Mobil yang dibelakang-nya , dari berhenti juga harus mulai akselerasi

Lewat gerbang distribusi kartu dengan petugas orang:
- Mobil tidak perlu berhenti total. Berjalan pelan dgn kondisi netral (manual transmission) atau gas-rem (otomatis)
- Julurkan tangan dgn kecepatan mobil 2-5 km/jam ambil kartu dari petugas

Jumlah mobil yang bisa lewat dengan cara kedua (manual), bisa jadi 2-3x lebih banyak ketimbang gerbang distribusi kartu otomatis. Inilah salah satu penyebab jalan tol Cikampek dan Jagorawi macet. Dulu, antrian panjang hanya terjadi ketika bayar. Sekarang, antrian panjang justru terjadi di gerbang pengambilan kartu.

Seharusnya Jasa Marga atau operator Tol, melakukan distribusi kartu tol secara manual ketika antrian sudah melebihi 3-km.