Sepp Blatter putuskan mundur di tengah badai korupsi FIFA
Reporter : Yulistyo Pratomo

Sepp Blatter pembukaan kongres FIFA 2015. ©2015 Merdeka.com


Merdeka.com - Setelah sempat berambisi untuk kembali menjabat sebagai Presiden FIFA, akhirnya Sepp Blatter memutuskan mundur di tengah skandal korupsi di tubuh organisasi sepakbola dunia tersebut. Blatter telah memimpin FIFA selama 17 tahun sejak 1998 dan terus menang selama lima periode, termasuk pemilihan minggu lalu.

Pengunduran dirinya ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swiss atau selang empat hari setelah dia memenangi pemilihan kelima kalinya. Pengumuman tersebut juga diberikannya dalam rentang enam hari usai FBI menggerebek sebuah hotel mewah di Swiss dan menangkap sejumlah petinggi FIFA.

"Meski banyak anggota FIFA memberikan saya mandat baru, tapi mandat ini tak sepenuhnya didukung semua orang di dunia," ujar Blatter, Rabu (3/6), seperti dikutip dari Channel News Asia.

Sebelum memutuskan mundur, Blatter mengaku telah mempertimbangkan baik-baik sebelum menyampaikannya ke depan publik. Dia beralasan, keinginannya untuk maju adalah pilihan terbaik dalam melakukan perbaikan di dunia sepakbola.

"Tahun ini sangat berhubungan dengan FIFA dan sepakbola sebagai olahraga terindah. Saya mengapresiasi dan mencintai FIFA dibanding siapapun dan hanya ingin melakukan yang terbaik bagi sepakbola dan FIFA dan institusi kami," lanjut Blatter dengan bahasa Prancis.

Terkait pengunduran dirinya itu, Blatter akan meminta FIFA untuk menggelar Kongres Luar Biasa dalam waktu dekat untuk mempersiapkan penggantinya.

"INi adalah mengapa saya akan meminta kongres luar biasa yang akan digelar segera, untuk memilih presiden baru untuk menggantikan saya."

Seperti diketahui, dunia dikejutkan dengan penangkapan terhadap sejumlah pejabat teras FIFA di sebuah hotel berbintang. Kondisi itu seakan menguak korupsi berjamaah yang dilakukan FIFA. Sejumlah nama ikut terseret, seperti Sekjen FIFA Jerome Valcke.

Meski diterpa badai korupsi, Blatter kembali terpilih untuk memimpin FIFA untuk kali kelima. Dia memenangi pemilihan dari Prince Ali bin Al Hussein asal Yordania dengan mendapatkan 73 suara dari 133 negara anggota.