Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

JohnWinchesterAvatar border
TS
JohnWinchester
(sopo presidene?)Bertemu Paloh, PM Malaysia Minta Maaf Soal Lagu Rasa Sayange
Kuala Lumpur - Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh hari ini berkunjung ke kantor pemerintahan pusat Malaysia di Putrajaya. Selain bertemu dengan Perdana Menteri Najib Razak, Paloh juga diterima oleh Menteri Wilayah Persekutuan Malaysia Dato Seri Tengku Adnan.

Dalam pertemuan bersama Paloh dan rombongan NasDem, Tengku sempat menyinggung kesalahpahaman mengenai klaim warisan budaya Indonesia yang sempat membuat panas hubungan Indonesia dan Malaysia. Menurut Tengku, tak ada maksud dari Malaysia untuk mengklaim warisan budaya Indonesia.

"Kita anggap Indonesia ini macam abang. Kita serumpun, saya saja setengah Aceh. Bapak saya Aceh. Saya orang Aceh tapi saya Malaysian. Tapi Nenek moyang kita ada di Indonesia," ungkap Tengku dalam pertemuan, Selasa (12/5/2015).

Saat ada masalah mengenai kasus 'klaim-mengklaim', Tengku mengaku sering berkomunikasi dengan Jero Wacik. Kala itu sama dengan Jero, Tengku merupakan Menteri Pariwisata.

"Saya sering ngomong dengan pak Jero masalah lagu rasa sayange, kuda kepang, batik karena waktu itu saya kuat promosi dan oleh barangkali waktu saya jadi pengusaha saya sering melawat tiap-tiap negeri dan kota," ungkap Tengku.

Pada suatu waktu ketika ia tengah berpromosi di negara lain, Tengku berbicara dengan salah satu Dubes yang akhirnya memberi tahu soal lagu Rasa Sayange yang berasal dari Indonesia. Dubes tersebut menyatakan memang Indonesia memiliki banyak warisan budaya. Tengku pun di hadapan Surya Paloh dan rombongan meminta maaf atas kesalahpahaman tersebut.

"At the end we solve the problem. Minta maaflah kita tidak tau (lagu) Rasa Sayange ini siapa yang punya. Masalahnya seperti bapak (Surya) bilang, harus people to people contact," tutur Tengku.
Paloh memang membawa misi dalam kedatangannya kali ini ke Malaysia. Ia ingin agar komunikasi informal bisa terjalin antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia sehingga jika ada suatu masalah, Paloh memberi contoh, Presiden Joko Widodo bisa langsung menghubungi PM Najib atau pihak pemerintah Malaysia. Menurut Tengku komunikasi seperti itu dapat memperbaiki hubungan Malaysia dengan Indonesia, termasuk mengenai masalah perbatasan.

"Saya harap presiden bisa call me. Yang penting as long as I agree with you, kita tau cara pak Jokowi always pople first. 70 persen ketemu rakyat, 30 persen kerja. Kalau ada masalah tolong bantu kami. Karena kami nggak mau lihat oleh karena sedikit masalah, misalnya nelayan kita masuk wilayah Indonesia," Tengku memberi contoh.

"Masalah perbatasan Borneo kita harap ada suatu upaya daripada Kaltim boleh buka masuk Serawak. Kedalaman Indonesia ke Balikpapan, Pontianak, Samarinda dsb. Kalau mau buka jalur Indonesia," sambungnya.

Permasalahan perbatasan juga dibahas Surya Paloh dengan PM Najib. Selain itu mengenai keinginan Nasdem untuk membuka jalur informal pemerintah kedua negara menurutnya disambut baik oleh Najib dalam pertemuan keduanya hari ini.

"Di bawah kepemimpinan Jokowi, komunikasi yang dirasakan tidak terbatas formal. Bagi dua kepentingan bangsa dan negara, nggak perlu ada gap. Saya menyarankan ini sebagai sahabat. Beliau (Najib) sambut secara hangat. Jangankan yang kecil, permasalahan besar pun bisa diselesaikan. Beliau mau sewaktu-waktu teleponan dengan Pak Jokowi," ujar Paloh di lokasi yang sama.Bertemu Paloh, PM Malaysia Minta Maaf Soal Lagu Rasa Sayangehttp://m.detik.com/news/read/2015/05/12/235926/2913586/10/2/bertemu-paloh-pm-malaysia-minta-maaf-soal-lagu-rasa-sayange
0
6.5K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.