Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

truelooserAvatar border
TS
truelooser
SURAT TERBUKA UNTUK PAK JOKOWI...
Secara banyak pendukung pak jokowi di kaskus ini...kalo boleh saya minta tolong disampaikan surat terbuka ini pada beliau.
-----------------------------------------------------
Assalamualaykum warahmatullah wabarakatuh....
Seiring surat terbuka ini, kami berdoa semoga Allah selalu memberi petunjuk, bimbingan, dan kekuatan pada bapak untuk memimpin negeri ini sebaik baiknya, dan sebenar benarnya. Dengan segala kerendahan hati, juga permintaan maaf bila surat ini tidak berkenan. Isi surat ini fiktif semata, tapi gagasannya tidak fiktif. Kami yakin, banyak orang kecil yang ingin bersuara, tapi tidak mampu tersampaikan..
Sekarang Ijinkan kami menyampaikan cerita fiktif ini....siapa tahu bapak, dengan kewenangan bapak, bisa berbuat sesuatu. Kami tidak berharap pada bapak bisa mewujudkannya, pantang bagi kami berharap pada sesama manusia.

Pak Jokowi, kami ingin kerja...kerja bersama ratusan orang petani lain yang tinggal di kampung kami, menggarap puluhan hektar petak petak kecil lahan sawah yang ada di kampung ini, menikmati manisnya ratusan kwintal beras hasil jerih payah dan keringat kami, yang kami cucurkan sejak subuh setiap harinya. Namun saat ini hasil sawah kami selalu diklaim sebagian kecil orang, yang mengaku memiliki tanah yang kami garap...belum tentu pun mereka tahu dimana batas batas tanah yg mereka klaim. Dengan secarik kertas berkop BPN, atau kantor pajak, dan kuitansi pembelian, mereka merasa berhak mengambil seluruh hasil jerih payah kami...sedikitpun keringat mereka tidak menetes. Padahal, tanpa ada kerja kami, tanah yang mereka klaim hanya akan sia sia, dipenuhi ilalang. Saat ini, beberapa dari kami yang beruntung pun hanya diparoh hasil panen sebagian kecil saja. Sementara yang lain, harus dihitung harian dengan bayaran yang menyedihkan yang hanya cukup buat ganjal perut untuk kembali bekerja besok harinya...itu pun kalau diijinkan bekerja.

Kami ingin kerja...kerja bersama ribuan orang lainnya di sebuah pabrik tekstil, menghasilkan keuntungan bersih puluhan miliar rupiah dalam setahun, yang mana keuntungan yang dihasilkan dari tenaga dan keringat kami tersebut kembali seluruhnya kepada kami. Selama ini keuntungan tersebut diklaim sebagai oleh sebagian kecil orang yang mengaku pemilik modal, padahal modal mereka sudah kembali bertahun tahun yang lalu, padahal keringat mereka tidak keluar lebih banyak daripada kami, padahal otak mereka tidak berpikir lebih keras dari pada para direktur di pabrik kami. Resiko mereka lebih besar? resiko apa pak? Modal mereka sudah balik, dan kami sudah berterima kasih atas jasa mereka dengan menyerahkan hampir seluruh hasil keringat kami pada mereka, kecuali sedikit saja yang jumlahnya dibawah standar hidup layak agar kami bisa menegakkan punggung punggung kami, sedikit bergaya dengan parfum dan motor 250cc kreditan kami, untuk kembali bekerja keesokan harinya. Kami yakin, jutaan pekerja lain juga akan senang berbahagia bila bisa seperti ini.

Pak jokowi, kami ingin kerja....jadi pedagang. Mengolah sepicis uang pesangon PHK kami sebagai modal, walau hanya cukup untuk modal awal berdagang keliling, diemperan jalan, atau dihalaman depan rumah kami. Kami ingin kerja keras dari kecil-kecilan hingga jadi konglomerat...sebagaimana konglomerat besar indonesia saat ini, oom almarhum bob sadino, koh liem, hari tanoe, dan lainnya. Tapi, upaya kami saat ini sering sia sia...bukan karena dagangan kami tidak laku. Kami tidak takut itu, karena kami bisa menjualnya besok lagi. Tapi sering kali kerja kami sia sia karena preman preman yang memalak kami di jalan, mengambil keuntungan kami yang masih kecil. Takut para petugas "keamanan" yang hanya mengamankan kami dari kejahatan mereka sendiri. Takut para tibum yang menggusur lapak lapak kami tanpa menyediakan alternatif tempat yang layak. Karena ulah mereka cukup untuk menghabiskan keuntungan kami, beserta modalnya.

Pak Jokowi, kami ingin bekerja...jadi sopir atau tukang ojek, bersama ribuan orang lainnya. Kami tahu dulu kami tidak bisa nyetir, karena tidak punya mobil atau motor untuk berlatih, tidak mampu juga bayar sekolah mengemudi. Tapi beruntung, ada teman teman kami, sopir taksi, angkot, dan kopaja, juga tukang ojek, yang berbaik hati "meminjamkan" kendaraannya, untuk kami berlatih...memindahkan mobil dari parkiran ke antrian, sementara mereka ke WC, masjid, atau warung makan untuk menuntaskan hajat mereka. Ketika kami mahir, mereka meminjamkan waktunya, membiarkan kami mengendarai kendaraan majikannya untuk mencari uang. Tapi para polisi dijalan selalu menilang kami, karena kami tidak punya SIM dan surat lainnya. Tapi para wereng coklat jalanan selalu menghisap kami, menangkap kami, meminta uang kami, yang katanya uang damai atas pelanggaran kami, uang tol karena kami melewati daerah kekuasaan mereka, uang pengamanan untuk melindungi kami. Di akhir menyopir, uang kami pun diambil pemilik mobil, katanya untuk bayar cicilan kendarannya. Kasihan juga dia, dipalakin bank sampai dua setengah kali lipat dari uang yang dia pinjam. Padahal bank tidak mengeluarkan keringat sedikitpun. Tapi walau begitu, kami yakin penderitaan dan kedzoliman yang dia alami tidak membuat dia berhak mendzolimi kami.

Pak jokowi, kami tidak bisa berandai andai untuk bekerja jadi pns, dokter atau lainnya karena sekolah kami yang rendah. Tidak bisa juga kami membeli ijazah seperti para politisi dpr korup yang jago bohong atau pns korup malas yang ingin berkarir tinggi. Tidak juga bisa kami jadi artis karena modal wajah item pas pasan.

Pak Jokowi, kami ingin bekerja karena ingin punya rumah, ingin menyekolahkan anak anak kami, ingin hidup sehat selalu
Kami ingin punya rumah...selama ini kami tinggal di bedeng bedeng, di pinggiran sungai, rel kereta, di kampung kampung kumuh dibalik pagar belakang bangunan mewah, dibawah bayangan gedung tinggi, yang luasnya kadang hanya sedikit lebih besar daripada kuburan kami nanti.

Kami ingin anak anak kami sekolah yang layak....tidak harus bertaraf internasional, berseragam mewah, digedung bertingkat. Kami hanya ingin anak kami menjadi anak yang cerdas terdidik, berbudi dan berahlak mulia...tidak usah lah anak kami jadi jago ini dan itu, juara olimpiade ini atau itu. Karena kami liat, banyak juga mereka yang sekolah tinggi tapi tidak terdidik, para sarjana hukum yang hanya ahli ngakalin hukum, para sarjana ekonomi tapi ekonominya morat marit juga, para sarjana pendidikan tapi hanya bisa mengajar dan mengintimidasi murid tanpa bisa mendidik, para sarjana IT yang buka email saja gak bisa, sarjana akuntansi yang hanya jago menilep uang sembunyi sembunyi, sarjana jurnalistik yang hanya jago update status di online news tanpa berita, atau sarjana agama yang tampil di radio dan tv menjual ayat dan hadis dengan memasang tarif, membolak balikkan ayat dan hadis hanya untuk menutupi kejahatan syahwat kelamin mereka...

Kami ingin sehat selalu...agar bisa terus bekerja, memberikan nafkah bagi keluarga kami, memberikan sumbangsih pada lingkungan kami juga bangsa ini. Setiap kali kami sakit, kami tidak bisa bekerja...keluarga kami tidak makan hari itu pak. Setiap kali kami sakit, kami tidak mampu berobat, karena untuk makan pun kami tidak ada. Kami hanya bisa pasrah pada kebaikan Allah yang menyembuhkan kami dari penyakit kami.

Pak Jokowi, kami tahu dan kami belajar, bahwa kami sebagai manusia tidak patut untuk berharap pada sesama manusia...kami pasti akan kecewa. Kami selalu berharap pada Allah, berharap pertolonganNya, rizkiNya, perlindunganNya, rahmat dan kasih sayangNya.

Tapi pak Jokowi, bapak sebagai presiden kami, yang kami pilih dengan sepenuh hati, kami mengingatkan bahwa dengan mandat kami bapak bisa membantu kami mewujudkan ini semua... sukarno dan para pejuang pahlawan bangsa ini, yang telah merebut tanah ini dari penguasaan asing, menguasai sumber-sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, menasionalisasi seluruh perusahaan belanda, untuk kepentingan rakyat banyak. Namun kini habis sudah terlepas lagi dari tangan kita....habis dijual sampai saat ini....bahkan anak biologis sukarno sendiri katanya pernah ambil bagian jadi pelakunya (Allahu A lam).

Jangan karena surat ini kami di kriminalisasi, diberi label teroris, ekstrimis, komunis, pengemis, pundamentalis, oportunis, atau label najis lainnya....Jangan pula cap kami sebagai korban aktipis, seperti pendemo bayaran para politisi najis. Surat ini hanya suara hati kami, amanat kami pada bapak, orang yang telah kami pilih untuk memimpin kami... Tapi jangan khawatir pak jokowi, kalau pun bapak tidak bersedia menolong kami, kami akan tetap bekerja seperti biasa karena kami percaya bahwa Allah lah yang maha penolong, hanya Allah yang maha kaya.

Semoga Allah melindungi dan menunjuki bapak dan juga seluruh anak bangsa ini selamanya...
Wassalam
Diubah oleh truelooser 26-03-2015 22:03
0
1.8K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.