Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sabathianAvatar border
TS
sabathian
Suara itu...



Suara itu...

Sebuah pengalaman yang membuatku harus mau tidak mau untuk melakukannya. Ya, ketika itu saya masih duduk di bangku kelas 2 SMP, ketika orang tua saya dipindah tugaskan keluar kota, namun karena saya sudah terlanjur bersekolah di salah satu sekolah swasta sejak saya duduk dibangku sekolah dasar, sehingga saya harus meneruskan hingga lulus SMP. FYI, sekolah tersebut merupakan sekolah yayasan yang dilengkapi dengan fasilitas asrama yang cukup luas, maklum karena sekolah tersebut merupakan sekolah yayasan dengan jenjang dari TK-SD-SMP-SMA.

Dengan dipindah tugaskan orang tua saya keluar kota, maka saya harus di tempatkan di asrama di sekolah tersebut. Seperti biasa, sekolah yayasan yang dilengkapi dengan asrama biasanya memiliki gedung yang cukup tua dengan aroma arsitektur belanda yang sangat kental, meski untuk bangunan asrama merupakan bangunan yang baru. Tinggal disitu, cukup menyenangkan dan mengasyikan, karena ini merupakan kali pertama saya tidak tinggal bersama orang tua, sehingga sebagai anak SMP yang banyak ingin tau nya merasa sangat bebas untuk mengeksplorasi sesuatu yang ingin saya ketahui. Ditambah juga saya mempunyai teman satu kamar yang sangat menyenangkan dan mudah untuk diajak "kerjasama".

Namun karena saya bukanlah anak orang kaya, yah untuk sekolah dan makan serta biaya asrama saja orang tua saya memberi uang sangat pas-pasan ketika itu. Maka karena ada lowongan pekerjaan yang diadakan oleh pengelola asrama dan hanya diperuntukan anak asrama saja, maka saya dengan yakin mengambil pekerjaan tersebut bersama teman sekamar saya. Job desk nya cukup mudah, yaitu bersih-bersih kelas dan sekitarnya. Karena saya masih SMP, saya mendapat job untuk membersihkan area SMP, dan teman sekamar saya yang merupakan kakak kelas saya di SMA, mendapatkan jatah untuk membersihkan area SMA dan laboratorium SMA. Disini saya cukup senang, karena untuk segi posisi dan luas area, area SMP memiliki luas yang tidak begitu luas, dan jarang dilewati karena bukan merupakan jalur untuk lalu lalang semua penghuni asrama dan sekolah, sehingga untuk kebersihan bisa terus tetap terjaga. FYI, posisi area SMA merupakan lorong yang juga merupakan jalur untuk lalu-lalang penghuni asrama dan para tamu yang datang dengan kelas yang berhadapan, dan berjejer dengan ruang perpustakaan sedangkan area SMP terletak di balik area SMA dan menempel satu tembok dengan ruang perpustakaan dan merupakan satu jalur yang hanya menuju kelas 1a,1b,2a,2b,3a,3b dan setelah itu tembok tinggi yang menjadi batas akhir bangunan SMP sekaligus batas seluruh bangunan yayasan sekolah dan asrama dimana saya tinggal.

Hari pertama saya melaksanakan tugas sebagai tukang sapu kelas, saya lakukan dengan baik, beres dan lancar. Namun lama-kelamaan, yang namanya anak SMP pasti akan merasa jenuh dan malas juga ketika disuruh bersih-bersih, walaupun itu digaji juga, sehingga yang semulanya saya melaksanakan tugas tersebut setelah sepulang sekolah, saya tunda untuk melaksanakannya pada malam hari setelah kelas belajar bersama di asrama. Hal tersebut sebenarnya saya lakukan terpaksa karena saya merupakan anak yang tidak cukup pemberani untuk bersih-bersih kelas sendirian pada malam hari, namun karena teman sekamar saya juga melakukan tugas tersebut pada malam hari, saya merasa ada temannya, walaupun berbeda tempat. Saya semakin berani untuk bersih-bersih kelas pada malam hari karena di sebelah, yang merupakan ruang perpustakaan ternyata tiap malam bapak kepala asrama sering baca-baca buku juga pada jam tersebut.

Sudah 1 bulan saya melakukan tugas sambilan sebagai tukang bersih-bersih kelas, dan akhirnya dapatlah gaji pertama, yang jumlahnya tidak seberapa, namun lumayan untuk tambahan uang jajan saya. Setelah 1 bulan terlewati, rasa malas semakin bertambah pada diri saya, bukan cuma diri saya, namun teman sekamar saya pun juga merasakan hal yang sama. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk melaksanakan tugas bersih-bersih kelas pada subuh atau dinihari. Yaa, menunda-nunda pekerjaan.. itulah kami. Jam 2.30 dinihari kami melaksanakan tugas tersebut. Hingga suatu dinihari yang saat itu musim kemarau yang panas pada malam hari, namun dingin menggigit pada malam terlebih dini hari kami sedang bersih-bersih kelas di area kami masing-masing. Saya tiba di kelas 3b, kelas paling pojok SMP yang biasanya saya bersihkan terakhir kali. Karena rasa ngantuk yang masih menempel lekat pada diri saya, saya tidak terlalu perhatian dengan apa yang ada disekitar selain kotoran yang saya bersihkan. Hingga tiba di sudut kelas, yang merupakan letak paling pojok dikelas yang paling pojok, saya mendengar suara. Yaa, suara gumaman Seorang pria tua. Hala tersebut tidak membuat saya curiga, mungkin saya pikir saya masih ngantuk dan lainnya, sehingga saya memilih untuk meneruskan tugas saya. Namun, suara tersebut seperti enggan untuk dihiraukan. Seperti mendekat ke arah telinga saya, Namun dengan intonasi yang lambat dan panjang tanpa putus. Saya masih berfikir positif, mungkinkah itu suara mesin pemotong rumput dari pak bon yang suka potong rumput di pagi hari, karena waktu itu sudah hampir pagi juga, walaupun masih gelap. Suara tersebut tidak saya hiraukan hingga saya beres bersih-bersih kelas.

Keesokan harinya, saya melakukan tugas saya seperti biasa, hingga tiba ditempat tepat dimana saya mendengar suara yang sama kemarin. Tiba- tiba hawa berubah menjadi sangat dingin menusuk tulang, angin berhembus dengan hawa dingin yang ikut bergerak membuat saya merinding kedinginan, padahal waktu itu saya sudah cukup banyak bergerak dengan menyapu beberapa kelas. Tak lama, suara itu muncul kembali. Tidak seperti kemarin, saya mulai merasa takut dan merinding bulu di leher saya. Namun dengan sedikit berani saya tetap mencari sumber suara tersebut, saya mendekat ke arah pojok tembok yang menjadi pembatas dengan ruang perpustakaan, karena saya pikir mungkin saja itu suara kepala asrama yang sedang membaca, walaupun bukan jam nya juga dia untuk berada di ruangan tersebut. Setelah saya mendekat, suara tersebut mulai menghilang dan tidak terdengar. Saya pun menyelesaikan tugas saya dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap sekolah. Di sekolah, pada waktu jam istirahat saya menemui kepala asrama saya dan bertanya : "Pak, apa tadi pagi subuh bapak baca-baca buku di ruang perpus seperti biasanya?", tanya saya. Dan Bapak kepala Asrama pun menjawab : "Oh, gak tuh.. Saya jam segitu baru bangun malah", saya pun mengucap terima kasih dan bergegas untuk mencari teman sekamar saya di kelasnya untuk bertanya apakah ada orang yang masuk di perpustakaan tadi dini hari, karena ruang perpustakaan memang tidak jauh dari pandangan dia waktu bersih-bersih area SMA, namun sayang dia sedang keluar kelas entah kemana, sehingga saya memutuskan bertanya nanti saja waktu mau tidur.

Cerita ini cuma fiksi belaka gan..
Untuk full story nya baca di kompasiana aneyak.. emoticon-Big Grin
0
1.1K
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.