Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bedaksalicylAvatar border
TS
bedaksalicyl
Kisah Penantian Panjang Keluarga Korban AirAsia
Kisah Penantian Panjang Keluarga Korban AirAsia
Mereka menanti dengan penuh kesabaran
Selasa, 10 Februari 2015 | 11:30 WIB

Kisah Penantian Panjang Keluarga Korban AirAsia


VIVA.co.id- Tragedi pesawat AirAsia QZ8501 sudah memasuki hari ke-44. Segala upaya pencarian dan identifikasi korban terus dilakukan. Banyak doa pengharapan yang terjawab Allah SWT sehingga 101 jenazah sudah berhasil dievakuasi. Banyak keluarga korban yang telah memetik buah kesabarannya dalam menunggu kabar anggota keluarganya yang ikut hilang bersama pesawat itu. Imam Sampurno (65), salah satu keluarga korban asal Malang Jawa Timur, kini sedikit lega. Tiga dari anggota empat anggota keluarganya sudah berhasil ditemukan dan diidentifikasi.

"Alhamdulillah, satu putri dan dua cucu saya sudah ditemukan. Kini saya senyum saya kembali. Meskipun kami juga terus menunggu menantu saya ditemukan. Saya puas dengan kerja keras Basarnas, Tim DVI, dan pihak Air Asia. Manajemen Air Asia begitu baik memeberikan pelayanan kepada kami dalam penantian," kata Imam Sampoerno kepada VIVA.co.id, Selasa 10 Februari 2015. Imam adalah ayahanda Dona Indah (39), salah satu penumpang AirAsia QZ8501 yang hilang pada Minggu 28 Desember 2014. Dona menaiki pesawat nahas itu bersama suami, Bobi Sidarta (44) dan 2 anak mereka, Permatasari (16) dan Keisha Putri (10).

Imam menceritakan, keluarga kecil itu pergi ke Singapura untuk liburan. Anak dan menantunya yang merupakan pengusaha properti di Malang itu meminta izin untuk berlibur 1 minggu. "Dalam rangka jalan-jalan liburan sekolah sampai 4 Januari 2015. Tanggal itu cucu saya genap 11 tahun. Merayakan ultah Si Bontot di sana," ungkap Imam. Dalam penantian itu, rasa kangen ingin memeluk cucu tercinta terus menyeruak. Tak ada obat pengganti atas kerinduan itu. Imam menuturkan, janji untuk bermain dan menginap di Jalan Simpang Gading Nomor 16, Malang, bersama sang cucu, Keisha, juga belum bisa terpenuhi.

"Saya di Probolinggo. Saya mau main ke rumah cucu. Terakhir November saya dan istri main ke sana sudah janji Januari balik lagi buat main. Kangen," ucap dia. Kini, kesabaran Imam yang setiap hari menunggu di posko DVI markas Polda Jawa Timur sedikit terobati. Dua cucunya Permatasari dan Keisha sudah berhasil diidentifikasi tim DVI pada hari ke-32. Sedangkan sang putri Dona Indah teridentifikasi di hari berikutnya. "Saya sedikit lega. Kesabaran dan doa saya dijawab Allah," katanya.

Belum Urus Asuransi

Kendati tiga dari empat anggota keluarganya berhasil ditemukan, tapi Imam belum mengurus asuransi. Bahkan, uang muka yang ditawarkan pihak AirAsia sebesar Rp 300 juta juga tidak dia ambil. Bagi Imam, proses operasi pencarian dan identifikasi harus selesai dulu. Selain menunggu menantunya ditemukan, dia juga menghormati keluarga yang lain yang hingga kini ada anggota keluarganya yang belum kembali.

"Ditemukan jenazahnya dulu semua. Saya yakin operasi basarnas ini hebat. Pihak AirAsia juga sangat bertanggungjawab. Selalu hadir ditengah-tengah proses," kata Imam. Imam juga berharap 155 penumpang dan 7 awak pesawat bisa ditemukan semua. Dia percaya tim Basarnas dan DVI serta pihak AirAsia bekerja maksimal. Buktinya, hingga hari ke 44 sudah 101 jenazah ditemukan dan black box juga sudah diangkat. "Tragedi AirAsia ini bisa menjadi cerminan sejarah, betapa penanganan kecelakaan udara yang paling baik di Indonesia," ujarnya. (seeder)

0
1.2K
3
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.