Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nikmati.semuaAvatar border
TS
nikmati.semua
Review : Who Play Drama Will Get Drama
EPISODE 23

Untuk kedua kalinya ane bertemu dengan Nadine. Wanita yang awalnya menjadi pengagum rahasia, berbicara hanya lewat media, dan akhirnya menjadi sebuah keluarga (Eh. Belom). Pertemuan dengan Nadine dan keluarganya begitu sempurna, namun terhenti seketika saat papanya pulang. Mudah mudahan sosok Om Herman bukan menjadi penghalang untuk kami bersatu di mahligai rumah tangga (Kecepatan bray, masih SMA juga).

Hari hari berikutnya ane lalui seperti biasa, sekolah, nongkrong sama anak anak, dan tidak lupa smsan dengan Nadine si pencuri hati. Ane masih nyaman seperti ini, belum ada kepastian dari ane ataupun dari Nadine untuk mengungkapkan perasaan. Kami sepakat untuk mengenal lebih jauh dulu, walaupun kami sebenarnya telah saling mengenal lebih dari satu bulan.

Hingga suatu saat Deni mulai melihatkan tingkah yang aneh. Tingkah aneh?

Deni, temen satu sekolahan dengan Nadine dan juga menjadi tempat curhat Nadine di sekolah. Nadine dan Deni sebenarnya satu kelas, namun awalnya mereka tidaklah akrab. Malahan sering bertengkar disekolah, main ledek ledekan. Gara gara ane, ya gara gara ane mereka akhirnya jadi dekat dan bersahabat (Loh kok bisa?). Taukan, kalo ane sholat jumat selalu bareng sama Deni dan beberapa teman yang lain. Saat itulah Nadine pertama kali melihat ane dari jendela kamarnya. Deni yang ketika itu bersama ane berubah jadi korban pertanyaan Nadine. Ya dari pertanyaan pertanyaan tentang ane ke Deni membuat Nadine dan Deni menjadi lebih dekat. Ane sendiri sering banget ngobrol tentang Nadine ke Deni. Seakan akan Deni adalah tempat bermuara semua isi hati ane dan Nadine bertemu.

Kedekatan mereka tidak menjadi kecurigaan ane dan Nadine selama ini. Sampai suatu ketika saat ane dan Nadine smsan, tersampaikan lah kabar yang bikin ane tersintak.

[Nadine: ] “Andre, aku kok ya merasa ada yang aneh sama Deni”

[Ane: ] “Kan memang, Deni orangnya aneh” (Sambil bercanda)

[Nadine: ] “Ih, ngatain temanya sendiri. Maksudnya gini, si Deni sering menghindar gitu saat aku ngobrol tentang kamu”

[Ane: ] “Memang masih sering curhatan ya sama dia? Cemburu kali?” (Beneran, kata cemburu itu spontan saja ane sampaikan ke Nadine)

[Nadine: ] “Aku ga ngerti ya sama dia, kaya ga suka aja kalo ngobrolin tentang kita. Cemburu? Ga kali. Mang Rosi mau dikemanain” (Rosi ini pacar nya Deni)

[Ane: ] “Loh kan mereka udah putusan, lebih sebulan yang lalu. Awal awal kita kenal kalo ga salah”

[Nadine: ] “Loh kok ga ada ngomong ya sama aku, kok jadi kaya tertutup gitu sama aku ya”

[Ane: ] “Mungkin merasa privasi kali”

Sebenarnya, memang beberapa pekan ini, Deni kaya orang lain ke ane. Ane juga merasa, tapi ane ga punya pikiran aneh ke dia. Ane beranggapan Deni cuma bosan mendengarkan ane curhat tentang Nadine mulu. Ane ga nyangka ternyata Deni suka sama ane. Opsss salah. Dan Nadine pun ternyata merasa seperti itu ke Deni.

Sampai suatu ketika, bukan hari jumat seperti biasanya ane main ke tempatnya Deni. Saat itu ga ada Deni dirumah. Kata nyokapnya Deni masih belum pulang dari sekolah. Ga tau kemana itu anak. Ane lihat ada Riko lagi duduk depan warung nyokapnya Deni, tangannya memegang rokok dan tangan satunya asik bercengkrama dengan hpnya. Riko adalah salah satu teman sepermainan ane sejak SMP. Riko juga sering pergi sholat jumat bareng dengan ane dan Deni. Ane samperin si Riko lalu ane tagih utangnya yang udah dua minggu belom di bayar (Bayar utang lu Rik, kalo ga gw sunat lu). Kami asik bergelut dan bermain smackdown (CIAT CIAT). Gak lah ya, kita udah kelas tiga SMA masa main smackdownan. Ntar masuk tivi lagi, “Dua bocah berandalan bermain smackdown di tepi jalan, satu terluka parah, satu lagi kabur kelur kota”.

Obrolan kami panjang kali lebar sama dengan luas. Saking asiknya bercerita, sampailah Riko menyenggol pembicaraan tentang Nadine. Riko juga tau ane deket dengan Nadine. Ya ane menjawab seadanya, keadaan sebenarnya. Disanalah Riko mulai membuka pembicaraan yang menjadi jawaban kenapa Deni jadi berubah beberapa hari ini.


EPISODE 24

Obrolan tentang Deni yang membuka misteri berubahnya sikap Deni selama ini.

[Riko: ] “Lu udah jadian ya sama Nadine?”

[Ane: ] “Blom, masi kek biasanya kok. Temenan doang”

[Riko: ] “Ah boong lu, udah jadian kan. Pantesan si Deni prustasi”

[Ane: ] “Prustasi? Maksud lu apaan?”

[Riko: ] “Deni kan juga suka sama Nadine. Mang lo ga tau?”

[Ane: ] “Sumpah ga tau gw, Deni juga ga pernah cerita perasaannya. Tau dari mana lu?”

[Riko: ] “Ya gw kan satu sekolahan sama mereka. Gw nangkap aja kalo sebenarnya Deni suka sama Nadine. Kmaren kmaren ini gw paksa dia ngomong. Akhirnya ngaku”

[Ane: ] “.....” (Ane cuma bisa bengong. Mata ane kosong)

[Riko: ] “Gw ga niat bikin lu down. Gw ga mau kita berantem gara cewek doang. Gw cuma merasa ini ga adil. Dia suka sama Nadine dan dia juga tau lo suka sama Nadine. Tapi, lu suka sama Nadine tapi lo ga tau kalo dia juga suka sama Nadine.”

[Ane: ] “.....” (Masih terdiam)

[Riko: ] “Ya saat ini lu harus pandai lah untuk ngobrolin Nadine ke dia. Itu pasti bikin dia sesak. Lu jangan marah ke gw ya, dan jangan ceritain ini ke Deni juga. Gw takut dia malah ga terima. Oke sob”

Ane cuma termenung. Sahabat ane, Deni ternyata juga suka sama Nadine. Lalu kenapa selama ini dia tetep aja dengerin curhatan ane. Kenapa dia selalu ceritain Nadine ane. Kenapa dia mesti sampaikan ada yang pengen kenalan ke ane. Arrrggggh.

Ane pamit buat pulang sama Riko dan mamanya Deni. Perjalanan pulang pun ane masih penuh tanda tanya. Apa benar yang dikatan Riko? Apa Nadine selama ini tau perasaan Deni? Apa ane harus jaga persaan Deni? Trus bagaimana dengan perasaan ane?

Riko bercerita semuanya. Awal kelas tiga Deni sudah suka dengan Nadine. Namun Deni ga tau cara yang tepat buat dekatin dia. Berawallah dengan keusilan Deni ke Nadine yang niatnya untuk mendekatkan diri malah menjadi bencana pertengkaran terus terusan (Kalo agan di usilin cowok bisa jadi cowok itu suka sama agan. Trus kalo agan juga cowok juga gimana? Hayo). Ketika Nadine mulai bertanya tentang ane ke dia, Deni merasa punya peluang dekat dengan Nadine. Dia rela memutuska Rosi, agar peluangnya untuk bisa dengan Nadine lebih besar. Deni udah pernah melihatkan perhatian ke Nadine, namun Nadine tetap saja menunjukan rasa sayangnya hanya untuk ane. Dan kedekatan mereka tetap hanya sebatas sahabat, Deni juga ga berani mengungkapkan cinta sedangkan dia tau dihati Nadine masih ada ane.. Namanya cinta, lama lama ngeliat orang yang kita sukai selalu ngobrolin tentang orang lain pasti rasanya sakit banget. Itu yang di tahan Deni selama ini. Maafin gw Den.

Sesampai dirumah ane masih berfikir tentang percakapan ane dan Riko. Ane blum ada sms Nadine tentang masalah ini. Biarlah ane berfikir sendiri dulu, ane coba cari jalan keluar yang terbaik. Yang pasti persahabatan ane dan Deni harus selamat, dan persahabatan Nadine dan Deni juga jangan rusak. Ane coba flasback awal awal kedekatan ane dan Nadine. Tersintak ane dengan beberapa perkataan Deni waktu itu.

[Deni: ] “Nadine itu ga cantik tapi manis. Orangnya sopan dan fasionible, pokonya senang bisa dekat dengan dia”

[Deni: ] “Mata Nadine itu mata yang paling indah”

[Deni: ] “Kenapa sih dia bisa suka sama lo?”

Masih ingat kan perkataan Deni diatas? Waktu itu ane menganggap percakapan seperti itu biasa saja. Ane cuma berfikir perkataan itu adalah perkataan seorang teman yang menggambarkan sosok Nadine. Tapi ternyata ane kurang peka dengan Deni. Ternyata sahabat ane suka dengan Nadine, dan rasa sukanya lebih dulu dari pada ane. Apakah itu membuatnya lebih berhak?

Tiba tiba aku galau karena mu. Merindukan cinta yang sejati. Huo huo huo... Semua ane pendam saja beberapa hari. Ane ga ada sedikitpun membahas semua itu dengan Nadine atau pun ingin bertanya ke Deni. Bahkan Ria sahabat curcor ane pun ga tau sama sekali kalo ada cowok lain yang dekat dan suka dengan Nadine. Lalu pertanyaanya adalah, sampai kapan seperti ini? Saat ini sudah pertengahan kelas tiga. Ane ga punya waktu lagi untuk mengulur ulur waktu. Jika ditanya perasaan, ane jujur cinta dan sayang sama Nadine. Untuk pacaran, ane udah siap. Dengan Nadine ane siap. Lalu kenapa tentang Deni tiba tiba datang disaat seperti ini? Apa ane mundur saja biar Deni yang maju? Sahabat diatas segalanya, trus perasaan ane gimana? Atau obrolin dengan Nandine, biar dia yang memilih? Pasti bakalan jadi keputusan sulit untuk Nadine, walaupun dia nantinya akan memilih ane (Ceritanya kan udah sayang sayangan gan). Atau ane merasa sabodo teing aja, biarin aja dengan perasaan Deni. Udah pasti Nadine sayang nya ke ane. Biarkan Egoisme ini yang jalan?

Oh tuhan disaat ane udah bisa dekat dengan perempuan kenapa datang laki laki lain. Kenapa ga ditunda dulu saat ane udah pacaran sama Nadine seh. Kan jadinya ga terlalu merasa bersalah.





EPISODE 25

Permasalahan ane, Deni dan Nadine sunguh membuat bingung. Disatu sisi Deni adalah sahabat ane, disisi lainya ane cinta sama Nadine. Saat agan di hadapi dengan dilema seperti itu, apakah yang akan agan pilih? Pasti bingung kan? Ane juga merasa seperti itu. Beberapa hari ane pendam sendiri masalah ini. Seakan akan ga punya masalah ketika didepan Nadine dan seakan akan ane ga tau perasaanya Deni disaat lagi ngumpul dengan mereka. Saat nongkrong dengan Deni, ane ga pernah lagi curhatin tentang Nadine. Malah dia sendiri yang nanya tentang kabar kami berdua. Ane jawab sebisa mungkin untuk tidak menyakiti hati sahabat ane ini. Kadang Riko ngeliat ane ngerasa ga enak sama Deni. Riko jadi serba salah juga telah mengasi tau tentang perasaan Deni.

Tibalah disaat ane ga kuat lagi menahan perasaan ane. Ga kuat ingin nyatakan cinta ke Nadine (cie cie dah berani ma cewek tuh). Dan juga ga kuat ingin memberi tahu Nadine tentang persaaan Deni ke dia. Tapi bagai mana caranya?

Setelah kunjungan pertama ane kerumah Nadine, besok besoknya ane sering main kerumah Nadine. Dalam seminggu dua kali ane pasti nongkrong di rumahnya Nadine. Kadang sendiri dan kadang sama Ria. Kalau ketemuan dengan Nadine ane pasti ketemunya dirumah saja. Hari ini untuk kesekian kalinya ane mengunjungi Nadine dirumahnya. Tante Nely masih rajin membuat makanan ketika ane datang. Bisa berupa bubur kacang ijo lagi atau sekedar gorengan dan kue. Bagaimana dengan papa nya Nadine? Masih sama, tak menyapa. Hahaha.

Selesai makan, ane dan Nadine duduk di teras depan. Ngobrol asik dengan Nadine di bangku luar sambil melihat sesekali kendaraan yang lewat. Topik pembicaraan kita mulai kearah Deni. Ane ga tahan lagi menyimpan perasaan tentang Deni. Kali ini ane harus menyampaikan masalah itu. Terserah apapun tanggapan Nadine.

[Ane: ] “Nad, gimana kabar kamu sama Deni?”

[Nadine: ] “Ga tau, skarang kalo di sekolah agak ngejarak gitu. Sama kamu gimana?”

[Ane: ] “Masih biasa kok. Tapi sekarang aku jarang nanyain kamu ke dia”
Diubah oleh nikmati.semua 12-02-2015 09:33
0
453
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buat Latihan Posting
Buat Latihan PostingKASKUS Official
35.6KThread1.7KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.