- Beranda
- The Lounge
[CERPEN] MIDNIGHT TEA
...
TS
minangrayo
[CERPEN] MIDNIGHT TEA
Ini cerpen karangan saya sendiri. Semoga menghibur
Spoiler for MIDNIGHT TEA:
"Tugasmu di sini hanya membuat teh. Sekali lagi, hanya membuat teh. Kau mengerti?" Ujar seorang pria paruh baya berkumis tebal.
Carisa hanya mengangguk cepat dalam tunduk wajahnya yang manis. Ini hari pertamanya bekerja sebagai pembuat teh di rumah keluarga Bardon. Bardon adalah seorang pengusaha kaya raya berusia 54 tahun. Ia bercerai dengan istrinya 10 tahun yang lalu.
Kekayaan Bardon yang menggunung membuatnya tak pernah tersentuh hukum. Orang-orang akan kaget bila tahu di rumah Bardon sudah terjadi 6 kali peristiwa kematian. Semuanya adalah wanita pembuat teh. Khalayak ramai menyebut itu kasus pembunuhan tapi dalam berkas polisi, semua itu tak lebih dari sekedar kasus bunuh diri.
Bardon tak tinggal sendiri. Sepasang anaknya, Bayu dan Sita turut menemani masa tua ayahnya. Bayu seorang pria muda yang tampan. Ia juga begitu bangga dengan penampilannya yang gagah berotot. Sedangkan Sita adalah si cantik yang nakal. Jika Bayu seorang playboy, maka Sita seorang gadis remaja yang kecanduan seks. Ia tak henti-hentinya mencari kepuasan seksual dari setiap pria yang ia kencani. Secara keseluruhan, keluarga ini tak jauh-jauh dari kata berantakan dan kejam. Ya, cerita pembunuhan yang dilakukan keluarga ini benar adanya. Merekalah yang membunuh para pembuat teh di rumah ini. Menyiksa mereka sampai mati, lalu merekayasa kasus bunuh diri. Dan kini Carisa ada ditengah-tengah mereka sebagai pembuat teh yang baru. Ya, Bardon, Bayu dan Sita punya kebiasaan minum teh menjelang tengah malam. Sebuah ritual yang selalu mereka lakukan setiap hari.
Carisa masih sangat muda. Umurnya belum genap 17 tahun. Entah keterpaksaan apa yang membuatnya datang dan menawarkan diri setelah kisah kelam sang pembuat teh yang selalu berakhir tragis. Yang pasti, Carisa sudah di sini. Di sebuah rumah mewah penuh sisa darah dan jejak misteri, namun menawarkan gaji besar setiap bulan hanya untuk seorang pembuat teh tengah malam.
Spoiler for MIDNIGHT TEA:
Sudah sebulan Carisa menjadi pembuat teh. Tugasnya tak susah. Ia hanya membuat teh lalu mengantarkannya ke masing-masing kamar lewat pukul 12 malam. Sejauh ini tak ada hal buruk yang menimpa Carisa.
Carisa yang setiap hari mengantarkan teh, membuatnya paham betul kebiasaan masing-masing majikannya ketika lewat tengah malam. Bardon senang membaca buku di ruang kerjanya. Bayu lebih sering di berlatih diruangan fitness lantai tiga. Sedangkan Sita kerap kedapatan tengah mencumbui seorang pria di kamarnya yang redup.
Masuk bulan ke-6, Carisa mulai bertanya-tanya tentang kisah menakutkan di rumah ini. Cerita-cerita tentang kekejaman keluarga Bardon seakan menguap begitu saja. Seakan terbalik, Carisa justru merasa Bardon begitu melindunginya dari keisengan Bayu dan Sita. Hingga suatu hari, pertanyaan itu akhirnya terjawab. Lewat pukul 12 malam, saat Carisa mengantarkan teh, Bardon menahannya. Mempersilahkan Carisa duduk untuk mendengarkan sebuah cerita.
"Kau tahu? Aku punya anak gadis yang jika masih hidup, dia akan seumuran denganmu."
Carisa hanya menggeleng, menunggu kata-kata berikutnya dari Bardon.
"Namanya Sarah. Ia tewas saat minum teh. Ia diracun oleh pembuat teh yang dulu bekerja di sini."
Carisa mengangkat wajahnya yang kini tampak was-was.
"Kami semua menyayangi Sarah. Aku, Bayu dan Sita amat marah dengan kejadian itu. Aku membiarkan Bayu dan Sita menyiksa si pembuat teh sampai mati. Bukan hanya si pembunuh Sarah tapi semua pembuat teh setelahnya."
"Jadi, jika kau pernah mendengarkan cerita-cerita di luar sana, itu tak sepenuhnya salah," lanjut Bardon.
"Tapi, kenapa polisi tidak pernah mengetahui semua ini?" Tanya Carisa.
Bardon tertawa kecil lalu melipat buku bersampul biru di tangannya.
"Mereka tahu. Tapi aku punya segalanya. Dengan hartaku, aku bisa membeli skenario kematian seseorang." Bardon kembali tertawa kecil.
"Lalu, apakah kalian akan membunuhku juga?" Tanya Carisa dengan nada khawatir.
Bardon menggeleng. Ia beranjak dari bangku lalu mendekat ke sisi kanan Carisa.
"Tidak Caris. Tidak dengan satu syarat."
"Syarat apa?" Timpal Carisa.
"Kau harus menjadi anak angkat di keluarga kami. Kau akan menggantikan Sarah. Aku ingin gadis kecilku kembali."
"Maksud Tuan apa? Aku tidak mungkin menggantikan Sarah."
"Kenapa tidak? Kau tinggal mengganti namamu dengan Sarah dan kau akan punya segalanya. Kau kelak akan mewarisi semua kekayaanku. Bukankah kau bekerja di sini untuk uang?"
Carisa terdiam.
"Jika kau menolak. Aku tak bisa lagi menahan Bayu dan Sita untuk tak menyiksamu. Kau terlalu muda untuk mati."
"Apa aku juga punya hak untuk mengajukan syarat?" Carisa balik bertanya.
"Hmm. Tentu. Apa?"
"Aku ingin tetap membuatkan teh untuk kalian. Aku suka membuat teh."
Bardon tersenyum lalu menggaruk-garuk kepalanya yang hampir botak.
"Tentu saja," jawabnya.
Spoiler for MIDNIGHT TEA:
6 bulan kemudian
Sita ditemukan tewas di kamarnya dalam keadaan telanjang. Setelah diselidiki, Sita dipastikan mengalami serangan jantung saat berhubungan intim dengan pacarnya. Semenjak itu pula, Bardon yang tak siap kan kejadian itu mendadak mulai sakit-sakitan. Sedangkan Bayu mengalami stress berat. Bukan gara-gara kematian adiknya melainkan karena perubahan aneh yang terjadi pada tubuhnya. Bulu-bulu diwajah dan di dadanya perlahan menghilang. Otot kekar yang selama ini ia banggakan makin lama makin mengecil. Dan yang membuat Bayu merasa shock, alat vitalnya kian mengecil dan di dadanya mulai tumbuh gundukan kenyal mirip payudara. Bayu tak mampu menerima perubahan yang terjadi pada dirinya. Seorang pria yang gagah kini tengah bertransformasi menjadi seorang wanita tanpa ia kehendaki. Sebulan kemudian, Bayu mengakhiri hidupnya. Ia tak tahan lalu terjun dari lantai tiga untuk meregang nyawa.
Spoiler for MIDNIGHT TEA:
Carisa yang kini bernama Sarah masih membuatkan teh. Tentu hanya untuk Bardon ayah angkatnya. Kali ini Carisa tak hanya membuat dan mengantarkan tapi juga menuangkan setiap sendok air teh ke mulut Bardon yang kian hari makin sakit. Tubuhnya melemah dan kini hanya bisa minum dan bicara.
"Sarah." Sapa Bardon dalam parau suaranya.
"Ya ayah."
"Besok aku bisa saja mati. Dan sebelum itu terjadi, aku ingin memberitahukanmu sesuatu."
"Apa ayah?"
"Aku mewariskan semua hartaku kepadamu. Dan kau harus mempekerjaan seseorang untuk membuatkanmu secangkir teh setiap malam."
Carisa hanya mengangguk pelan sembari terus menyuapkan air teh. Namun semakin lama semakin cepat hingga Bardon tersedak dan batuk-batuk.
"Apa yang kau lakukan Sarah??" Hardik Bardon.
"Aku hanya ingin ayah cepat menghabiskan teh terakhir ini."
"Teh terakhir? Apa maksudmu??"
Carisa tertawa lalu menyingkirkan teh ditangannya. Ia keluar kamar untuk mengambil sesuatu lalu datang kembali dengan sebuah palu besi.
"Malam ini kau akan mati Bardon." Mimik Carisa berubah. Lugu raut wajahnya entah kemana.
Bardon terbelalak. Tak percaya dengan apa yang akan diucapkan anak angkatnya.
"Apa yang kau lakukan Sarah? Untuk apa palu itu??"
"Kau kenalkan dengan palu ini? Hah? Ayo jawab Bardon!"
Tubuh Bardon bergetar. Keringat dingin meluap dari setiap pori-porinya.
"Mungkin kau lupa. Biar aku jelaskan. Ini adalah palu yang kau hujamkan ke kepala Anjani sampai dia tewas, betul? Kau tentu tak akan lupa dengan Anjani bukan? Si pembuat teh yang kau habisi bersama anak-anakmu. Anjani yang kau tuduh meracuni Sarah. Padahal kau tahu kalau Sarah meninggal karena kelalaianmu sendiri. Kau mengajarkannya berenang di kolam dan Sarah tenggelam. Kau menjadikan Anjani sebagai kambing hitam karena menjadi saksi peristiwa itu dan agar Bayu dan Sita tak menyalahkanmu, bukan begitu Bardon?"
"Darimana kau tahu semua ini? Hah??" Bardon berusaha menggeliat namun tak sedikitpun tubuh lumpuhnya begerak.
"Aku Carisa. Anjani adalah ibuku. Apa kau lupa denganku? Aku menunggu 10 tahun untuk membalaskan dendam ini."
Bardon tersentak.
"Jadi kau?.. Kau gadis kecil yang selalu dibawa Anjani? Matanya kian terbelalak.
"Iya. Harusnya saat itu kau juga membunuhku, Bardon."
"Asal kau tahu Bardon. Sita dan Bayu sudah terlebih dulu mendapatkan hukuman mereka," lanjut Carisa.
"Apa? Apa maksudmu?"
Carisa tertawa.
"Kau pikir, Sita punya penyakit jantung dengan begitu saja? Haha.. Tidak Bardon. Aku lah yang diam-diam telah membunuhnya. Dari pertamakali membuatkan teh untuk Sita, aku sudah mencampurinya dengan racun yang akan menggerogoti jantungnya setiap hari. Racun yang bekerja jangka panjang. Sedikit demi sedikit lalu membuatnya mati mendadak saat bercinta."
Bardon tak mampu lagi berkata-kata. Ia sungguh tak percaya dengan apa yang telah direncanakan dan dilakukan Carisa selama ini.
"Dan Bayu yang gagah dan tampan. Hmm.. Aku selalu menambahkan cairan hormon disetiap cangkir tehnya. Hormon yang akan mengubah setiap jaringan tubuhnya menjadi seorang wanita. Aku tahu itu akan amat menyakitkan untuk Bayu. Dan.. Hmm.. Dia bunuh diri. Dia mambuat pekerjaanku jauh lebih ringan." Carisa tersenyum.
"Dan apa yang telah kau lakukan padaku?" Tanya bardon dengan suara parau yang kini terputus-putus.
"Aku tidak melakukan apapun padamu. Tidak juga pada teh-mu. Yang kau minum selama ini hanyalah secangkir teh biasa. Kau sakit karena tak bisa menerima kematian Sita dan Bayu."
"Kenapa? Kenapa kau tak meracuniku saja?"
"Karena aku ingin membunuhmu dengan ini." carisa menunjukkan palu besi ditangan kanannya.
"Kau.. Kau tak akan lolos. Kau akan kepenjara.. Jangan bunuh aku Carisa."
"Bukankah kau pernah berkata? Dengan hartamu kau bisa menentukan skenario kematian seseorang? Kini semua kekayaanmu akan menjadi milikku dan aku akan membuatkan skenario kematian yang berkesan untukmu."
"Jangan Carisa.. Jangan.. Aku mohon.." Bardon mengiba dengan air mata.
"Ssstttt.." Carisa menempelkan palu besi kebibir Bardon yang kian gemetar.
"Selamat jalan Bardon." Sita tersenyum manis lalu menghujamkan palu ditangannya sekuat tenaga. Berkali-kali hingga tengkorak kepala Bardon berantakan dan pecah. Darah dengan segera menggenangi wajah keduanya.
Spoiler for MIDNIGHT TEA:
Setahun kemudian
"Siapa namamu?"
"Vera."
"Oh. Aku Sarah. Tugasmu di sini hanya membuat teh. Sekali lagi, hanya membuat teh. Kau mengerti?"
--------------------T A M A T--------------------
Spoiler for Lain-Lain:
Gambar ilustrasi : deviantart.com
Cerpen ini juga pernah saya tulis di kompasiana
Diubah oleh minangrayo 22-01-2015 05:04
0
1.5K
Kutip
2
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok