Link asli : fauziasifa.blogspot.com


Menurut situs artikata.com, euforia adalah perasaan nyaman atau gembira yang berlebihan. Pernah beberapa kali saya merasakan euforia dalam hidup saya. Salah satu yang paling berkesan adalah pada hari pertama bulan ramadan tahun 2008.

Hari itu tanggal 1 September 2008. Hari pertama Ramadhan tahun ini. Sekaligus hari pertama saya akan mengubah predikat saya dari pegawai swasta menjadi seorang mahasiswa. Badan saya lemas, saya tidak makan banyak saat sahur. Perasaan senang karena akan memulai kuliah pertama saya hari ini membuat saya kenyang, kembung lebih tepatnya.

Tapi perasaan lemas itu perlahan-lahan hilang dengan sendirinya. Ada energi lain yang saya rasakan mengalir ke seluruh tubuh saya. Energi itu yang membuat jantung saya berdebar lebih cepat, membuat saya senyum-senyum sendiri, membuat saya tidak tidur lagi setelah sahur. Energi itu adalah semangat untuk kuliah yang sudah saya pendam dan saya kumpulkan selama setahun. Hari ini energi itu bisa dengan leluasa keluar.

Kawan, andai bisa saya deskripsikan lebih jelas perasaan saya hari itu. Pernahkan Anda mempunyai sesuatu yang sudah sangat lama Anda inginkan ? Sesuatu yang hanya bisa Anda dapatkan dalam mimpi, sehingga Anda lebih sering tidur dari seharusnya ? Sesuatu yang sangat Anda inginkan sehingga Anda selalu menyebutnya dalam setiap doa ? Dan bagaimana jika akhirnya, Tuhan memberikan keinginan tersebut ? Secara cuma-cuma pula ! Nah ! Itu lah yang saya rasakan. Bahkan ketika mengetik ini, saya masih dapat merasakan energi itu membuat jari-jari saya gemetar ketika menekan keyboard.

Kuliah, kawan. Mungkin bagi sebagian orang yang memiliki sumber daya berlimpah, kuliah adalah hal biasa yang bisa mereka peroleh dengan cara biasa. Tapi pada saat itu, bagi orang-orang seperti saya, kuliah adalah hal ajaib yang juga hanya bisa saya peroleh secara ajaib. Andrea Hirata pernah menulis dalam bukunya "Ceritakan lah mimpi kalian dalam doa, agar Tuhan dapat tertawa". Pada hari itu, saya rasakan Tuhan tidak hanya tertawa, tetapi juga sambil menjawab doa saya.

Saya berjalan perlahan menuruni anak tangga bersama mahasiswa baru lainnya menuju sebuah ruangan besar dengan banyak pintu. Di atas ruangan itu terpampang tulisan besar bertuliskan auditorium. Persis disamping ruangan itu saya melihat perpustakaan. Kalau di film-film atau sinetron-sinetron yang sering ditonton ibu saya, perpustakaan di dunia kuliah adalah salah satu tempat pavorit. Mungkin, saya akan sering kesana nantinya.

Saya dan banyak mahasiswa baru berkumpul di dalam ruangan besar. Beberapa orang pihak kampus membuka acara, ada juga beberapa sambutan. Ada satu sambutan yang mengesankan bagi saya. Sambutan dari rektor. Jika saya lihat dari tutur bahasa, gaya bicara, dan senyum nya, saya rasa beliau adalah seorang jenius yang ramah. Rata-rata orang dengan kemampuan otak berlebih yang saya kenal, selalu mempunyai kemampuan khusus untuk menata kata-katanya menjadi enak didengar.

Dr. Gendut Suprayitno

Beliau berdiri di belakang podium sambil menceritakan beberapa pengalamannya dengan singkat. Sebuah kesimpulan yang saya dapatkan dari cerita beliau adalah beliau orang desa yang kesehariannya makan gaplek kemudian mendapatkan beasiswa untuk kuliah. Saya pikir, hampir sama dengan kisah saya. Saya memang bukan orang desa dan saya tidak makan gaplek. Tapi saya juga mendapatkan beasiswa untuk kuliah. Dan saya akan pertahankan beasiswa ini mati-matian kalau perlu !

Saya menerawang sambil masih mendengarkan sambutan rektor dan ceritanya mengenai orang desa, gaplek, beasiswa, dan kuliah. Berangan-angan. Seandainya saya bisa melewati 4 tahun mendatang di kampus ini, jika saya wisuda nanti, saya ingin mewakili mahasiswa untuk berbicara di podium itu. Mengungkapkan beberapa kata terimakasih, kesan-kesan, dan perpisahan. Tentu saja, jika Tuhan kembali mengijinkannya. Semoga.

Link asli : fauziasifa.blogspot.com

Lain - lain :
Orang-Orang Luar Biasa (1)