Kaskus

Food & Travel

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

plane99Avatar border
TS
plane99
[CATPER] Menggapai Puncak Tertinggi Jawa Barat, Gungun Ciremai.
25-27 Desember 2014, Gw, Rudi dan Wawan, bertiga mendaki Gunung paling tinggi di Jawa Barat. Kombinasi yang apik batak-sunda-jawa memberikan nuansa yang apik karena tidak ada dominasi bahasa sunda kali ini. Menggapai puncak terginggi Jawa Barat via Apuy yang konon katanya adalah jalur paling santai dibandingkan Palutungan dan Linggarjati, tapi nyatanya di hari kami turun, sekitar 15 Tenda darurat berdiri di Pos 2 untuk menampung pendaki pendaki yang drop, hipo.

25 Desember 2014

Perjalanan dimulai dari Pool Primajasa BKN, Cililitan. Pukul 07.00, Gw dan Wawan berangkat menggunakan Primajasa Jakarta-Tasik. Kemacetan panjang sepanjang toll Cipularang dari kilometer 5 sampe 57, targe tuntuk sampe di Cileunyi jam 9.30 terpaksa molor, kami berdua baru sampe Cileunyi pukul 12.30. Disana Rudi sudah menunggu kami.

Niat untuk makan siang kami urungkan dan langsung mencari elf tujuan Cikijing menuju Terminal Maja. Kami target kan untuk sampe di Terminal Maja pukul 2, dan memungkinkan untuk tetap mendaki hari itu juga sampai pos 4. Nasib berkata lain, kemacetan panjang sepanjang jalan Sumedang - Majalengka. Dari estimasi 2, jam kami memakan waktu 4 jam di perjalanan menuju Terminal Maja.

Setelah mengisi energi dengan makan di warung pecel lele yang ada di Terminal Maja, kami langsung ikut rombongan pendaki berjumlah 4 orang yang sudah carter mobil pick up menuju pos 1, Berod. Sekitar pukul 6 sore kami tiba di pos Berod dan langsung melakukan registrasi pendakian. Beberapa pendaki mengajak kami untuk bergabung tracking malam, tapi berhubung ini adalah pendakian pertama kami di Ciremai, kami memutuskan untuk melakukan pendakian keesokan harinya.

Di pos 1 ini sudah tersedia berbagai masilitas umum. Terdapat Mushala, Toilet, Warung makan dan pendopo pendopo untuk para pendaki beristirahat. Selain itu pula, pos ini sudah menggunakan penerangan listrik yang menggunakan tenaga kincir air yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Keterbatasan waktu membuat kami tidak sempat untuk mampir dan menilik air terjun dan kincir air yang digunakan untuk menerangi pos ini.

Spoiler for Pemandangan dari Pos 1, Berod, ketika kami baru tiba.:


26 Desember 2014

Matahari yang bersinar cerah memberikan kami semangat tersediri pagi itu untuk melakukan pendakian. Setelah berdo'a memohon keselamatan kepada Allah SWT, pukul 07.00 kami memulai pendakian. Dari pos 1 ke pos 2, Arban tidak terlalu jauh, dapat ditempuh kurang lebih 10-30 menit. Track di dominasi oleh betatuan yang sudah disusun di kiri dan kanan. Beberapa potong jalan masih berupa tanah yang licin jikalau hujan.

Spoiler for Pemandangan dari track menuju pos 2, Arban:


Pos 2, Arban disini lanscape nya sangat ciamik. Sebuah bangunan sederhana diantara pohon pohon rindang. Pos ini juga dijadikan sebagai basecamp untuk ranger ranger Gunung Guntur. Kami pun beristirahat dan duduk santai sejenak di pos ini sambil berbincang bincang dengan pendaki lain.

Spoiler for Penampakan Pos 2, Arban:


Perjalanan kami lanjutkan menuju pos 3, Tegal Mamuju. Bisa dibilang perjalanan dari pos 2 ke pos 3 adalah yang paling panjang di jalur Apuy, sekalipun bukan yang paling berat. Jalur didominiasi oleh tanah dan akar akar pohon dengan vegetasi yang lumayan padat dan tinggi, pada pendaki akan terhindar dari sengatan matarhi. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 memakan waktu kurang lebih 1.30 - 2 jam.

Spoiler for Jalur pendakian pos 2 - pos 3:


Sekitar 30 menit perjalanan dari pos 3 pertama, para pendaki akan bertemu lagi dengan pos 3. ya Disini tidak disebutkan pos 3 pertama adalah pos bayangan. Disini kita bisa mendirikan 2-3 tenda. Setelah beristirahat beberapa waktu, kami melajutkan pendakian menuju pos 4, Tegal Jamuju.

Butuh kurang lebih 2 jam dari pos 3 ke pos 4, Tegal Jamuju. Di sini muat untuk mendirikan 2-3 tenda. Kami beristirahat cukup lama di pos ini, mengeluarkan nasi uduk dan telor ceplok yang kami bungkus di Pos 1, dan memasak 1 indomie goreng untuk bertiga ditambah buah aple. Lelah dan capek gini makan apa aja nikmat sebenarnya.

Target sebelum magrib kami sudah harus sampai di Goa Walet, Pos 6. Sekitar pukul 2, kami meninggalkan pos 4 dan tak lama kemudian hujan lebat pun Turun. Memasuki pos 5, Sanghyang Rangkah kami berunding untuk membangun shelter atau terus melanjutkan perjalanan melawan dinginya dan licinya track menuju pos 6. Kami memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan. Dari pos 4 ke pos 5 butuh sekitar 45-60 menit perjalanan. Sedangkan dari pos 5 ke pos 6 butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan.

Setelah berjalan sekitar 1 jam lebih melewati pos 5, Wawan dan Rudi sudah kelelahan dan meminta membangun tenda di pinggiran jalur pendakian yang sebenarnya tidak cukup untuk mendirikan tenda. Kami pun memasang flyshet dan mendirikan tenda sebelum akhirnya beberapa pendaki yang melewati kami meyakinkan untuk melanjutkan pendakian.

Kami pun merapikan kembali tenda dan melanjutkan pendakian dan hujan yang mulai reda. Kami pun tiba di pertigaan Palutungan dan Apuy sekitar 40 menit dari posisi kami mendirikan tenda. Dari pertigaan ini pos 6 berjarak 30 menit perjalanan dengan track batuan kapur yang tidak terlalu licin.

Sebelum Magrib kami sudah sampai di Goa Walet, Pos 6. Segera memasang tenda dan flyshet. Setelah bergantian ganti pakean kering kami bertiga bergegas masuk tenda dan masak indomie rebus sebagai Apetizer malam itu, yang dilanjutkan dengan bubur rendang + telor orak arik sebagai makanan utama dan ditambah buah apple sebagai desert. Malam itu Rudi menjadi penyanyi sepanjang malam dengan dendangan dengkur nya yang ga akan mempan saweran.

27 Desember 2014 (Summit Attack)

Setelah menyelesaikan kebutuhan shalat subuh, kami mempersiapkan bekal muncak sekenanya. Satu botol aqua 1.5 lt, 1 bungkus trens, 3 bungkus bengbeng max, dan tak lupa, kamera untuk mengabadikan puncak Ciremai.

Jam 5 pagi kami keluar tenda, sebagian pendaki tampak mendaki dinding Goa walet untuk muncak. Kabut tebal menyelimuti cakrawala diatas kami, tampaknya sunrise akan tersembunyi dibalik kabut yang terus bergerak datang dan pergi.

Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Puncak Ciremai. Benar saja, matahari enggan menunjukkan sinarnya. Untuk mengatasi dinginnya puncak Ciremai dengan tiupan angin yang kencang serta kabut yang tebal, Wawan memutar beberapa lagu pop, RnB dan dangdut pantura dan kami pun bergoyang bersama pendaki lain untuk menghangatkan badan sambil menunggu jikalau kabut berniat pergi. Lelah menunggu, sekitar pukul 07.30 kami meninggalkan puncak dan para pendaki lain yang masih mendamba kehadiran sang mentari.

Cerita lengkap dan photo photo menakjubkan di pendakian Ciremai
Diubah oleh plane99 29-12-2014 07:49
andir004Avatar border
andir004 memberi reputasi
1
4K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cerita Pejalan Domestik
Cerita Pejalan Domestik
KASKUS Official
2.1KThread2.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.