Seorang anak Papua berusia sekitar 12 tahun yang bernama Johannes Goram, suatu hari lari bergegas menemui Pak Adang. Goram meminta Pak Adang untuk memberkati anjingnya yang sekarat. Pak Adang tersenyum dan mengiyakan. Mereka berdua menuju rumah Goram. Melihat anjing Goram sedang sekarat Pak Adang yang asli Garut itu menempelkan telapak tangannya ke jidat anjing dan berkata dalam bahasa Sunda: "njing..Anjing, mun sia rek paeh geura modar atuh...tapi mun rek hirup sing cageur atuh..." Pak Adang mengatakan itu berulang-ulang. Goram yang tidak faham bahasa sunda memperhatikan ucapan pa Adang dengan serius dan menghapalnya. Goram mengira Pak Adang sedang membaca doa berbahasa Latin yang sering digunakan oleh Pendeta.
Beberapa hari kemudian Goram datang lagi ke rumah pak Adang untuk melaporkan anjingnya sudah sembuh. Namun ternyata Pak Adang sedang terbaring sakit. Goram terkejut...langsung menuju kamar Pak Adang dan menempelkan telapak tangannya ke jidat pa Adang sambil berkata: "njing..Anjing...mun sia rek paeh geura modar atuh...tapi mun rek hirup sing cageur atuh..." Pak Adang kaget, tertawa terbahak-bahak, dan dadak sakala seketika sakitnya sembuh.
#kemiripan nama, lokasi hanyalah kebetulan belaka