- Beranda
- The Lounge
Gandhi sang Ahimsa
...
TS
geraldajalah
Gandhi sang Ahimsa
mungkin bakal bosen bacanya tapi asik ko ceritanya...
Spoiler for langsung dicek:
Ada banyak misteri tanpa duga, dan tanpa jawab pula. Di sebuah kota kecil bagian Barat India dia terlahir. Kota kecil itu bernama Porbandar, di negara bagian Gujarat. Tidak pernah ada yang mengira bahwa kota kecil itu justru akan melahirkan orang yang berjiwa besar; Mohandas Karamchand Gandhi.
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869. Jaman ketika negara yang kaya sejarah itu — India — belum merdeka. Jaman ketika kolonialisme Eropa merambah seluruh dunia. Dia terlahir dalam kondisi kultural-religius yang begitu berwarna. Bapaknya, yang menjadi pegawai pemerintahan, adalah seorang Hindu pemuja Dewa Vishnu. Sedangkan Ibunya adalah seorang penganut sekte Pranami, perpaduan antara Hindu dengan Islam. Tumbuhlah seorang Mahatma yang kemudian terkenal dengan ajarannya; Ahimsa, yang dalam buku otobiografinya, My Experiments with Truth, dikatakan “When such Ahimsa becomes all-embracing it transforms everything it touches”.
Ahimsa dan kebenaran bersifat inheren. Lewat ajarannya, ahimsa, Gandhi mengajarkan kita untuk tidak membunuh atau bahkan berbuat kekerasan. Terbukti prinsip dan nilai ini mampu mengusir Inggris dari tanah India. Menurut Gandhi, ahimsa dan kebenaran merupakan dua hal yang berhubungan sangat dekat dan bahkan kita tidak akan pernah bisa memisahkannya. Artinya, tindakan tanpa kekerasan (ahimsa) adalah kebenaran dan kebenaran adalah tindakan tanpa kekerasan (ahimsa). Dalam buku All Men are Brothers, Gandhi menyampaikan sebuah kata-kata reflektif mengenai hubungan antara ahimsa dengan truth, yang berbunyi; “They are like the two sides of a coin, or rather a smooth unstamped metallic disc. Who can say, which is the obverse, and which the reverse?”
Tapi ternyata tidak ada yang menduga perbuatannya di hari ini akan menjadi seperti apa di masa depan. Semangat Gandhian ternyata mengalir sampai di Revolusi Mesir. Lapangan Tahrir diisi dengan ribuan orang yang memiliki dasar semangat yang sama. Semuanya berdasarkan satu tujuan luhur; keadilan. Husni Mubarak dipaksa turun dari kursinya. Bukan oleh senapan dan meriam, tapi oleh ahimsa.
Sussane Bier juga mengekspresikan semangat ahimsa ini dalam film garapannya tahun 2010 kemarin; “In a Better World”. Film ini cukup mampu menggambarkan serta menggelitik manusia yang terpengaruh ego dan cara berpikir yang tidak taktis. Dalam sebuah scene, Sussane menunjukkan bahwa kekerasan tidak harus dibalas dengan kekerasan. Jika kita justru membalasnya dengan kekerasan, maka kita sama idiotnya dengan orang yang melakukan kekerasan terhadap kita. Jika kita hanya saling membalas; “what kind of world would we live in then?”, ungkapnya dengan reflektif.
Sayangnya, tidak semua orang mendambakan dunia yang sama. Tidak semua memiliki mimpi mengenai kesetaraan. Ternyata kekuasaan memang selalu menjadi lantai termewah dari kehidupan manusiawi kita. 30 Januari 1948, dia mati. Ironisnya bukan karena usianya yang telah renta, namun justru karena dia menyerukan perdamaian.
Namun justru yang telah mati secara jasmani itu akan lebih hidup secara rohani. Alhasil, kita hidup di dunia misteri. Yang baik belum tentu benar bagi yang lainnya. Oleh karena itu Ahimsa terus berkumandang. by: A.Harimurti
Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869. Jaman ketika negara yang kaya sejarah itu — India — belum merdeka. Jaman ketika kolonialisme Eropa merambah seluruh dunia. Dia terlahir dalam kondisi kultural-religius yang begitu berwarna. Bapaknya, yang menjadi pegawai pemerintahan, adalah seorang Hindu pemuja Dewa Vishnu. Sedangkan Ibunya adalah seorang penganut sekte Pranami, perpaduan antara Hindu dengan Islam. Tumbuhlah seorang Mahatma yang kemudian terkenal dengan ajarannya; Ahimsa, yang dalam buku otobiografinya, My Experiments with Truth, dikatakan “When such Ahimsa becomes all-embracing it transforms everything it touches”.
Ahimsa dan kebenaran bersifat inheren. Lewat ajarannya, ahimsa, Gandhi mengajarkan kita untuk tidak membunuh atau bahkan berbuat kekerasan. Terbukti prinsip dan nilai ini mampu mengusir Inggris dari tanah India. Menurut Gandhi, ahimsa dan kebenaran merupakan dua hal yang berhubungan sangat dekat dan bahkan kita tidak akan pernah bisa memisahkannya. Artinya, tindakan tanpa kekerasan (ahimsa) adalah kebenaran dan kebenaran adalah tindakan tanpa kekerasan (ahimsa). Dalam buku All Men are Brothers, Gandhi menyampaikan sebuah kata-kata reflektif mengenai hubungan antara ahimsa dengan truth, yang berbunyi; “They are like the two sides of a coin, or rather a smooth unstamped metallic disc. Who can say, which is the obverse, and which the reverse?”
Tapi ternyata tidak ada yang menduga perbuatannya di hari ini akan menjadi seperti apa di masa depan. Semangat Gandhian ternyata mengalir sampai di Revolusi Mesir. Lapangan Tahrir diisi dengan ribuan orang yang memiliki dasar semangat yang sama. Semuanya berdasarkan satu tujuan luhur; keadilan. Husni Mubarak dipaksa turun dari kursinya. Bukan oleh senapan dan meriam, tapi oleh ahimsa.
Sussane Bier juga mengekspresikan semangat ahimsa ini dalam film garapannya tahun 2010 kemarin; “In a Better World”. Film ini cukup mampu menggambarkan serta menggelitik manusia yang terpengaruh ego dan cara berpikir yang tidak taktis. Dalam sebuah scene, Sussane menunjukkan bahwa kekerasan tidak harus dibalas dengan kekerasan. Jika kita justru membalasnya dengan kekerasan, maka kita sama idiotnya dengan orang yang melakukan kekerasan terhadap kita. Jika kita hanya saling membalas; “what kind of world would we live in then?”, ungkapnya dengan reflektif.
Sayangnya, tidak semua orang mendambakan dunia yang sama. Tidak semua memiliki mimpi mengenai kesetaraan. Ternyata kekuasaan memang selalu menjadi lantai termewah dari kehidupan manusiawi kita. 30 Januari 1948, dia mati. Ironisnya bukan karena usianya yang telah renta, namun justru karena dia menyerukan perdamaian.
Namun justru yang telah mati secara jasmani itu akan lebih hidup secara rohani. Alhasil, kita hidup di dunia misteri. Yang baik belum tentu benar bagi yang lainnya. Oleh karena itu Ahimsa terus berkumandang. by: A.Harimurti
Diubah oleh geraldajalah 03-12-2014 03:19
0
1K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru