Jakarta-TAMBANG. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia terbilang mahal bila dibandingkan negara tetangga. Hal ini terjadi karena perhitungan harga jual BBM tak hanya berdasar pada harga minyak mentah dunia, tapi juga memasukkan komponen pajak dan biaya distribusi.

Bensin dengan angka oktan 95 di Malaysia bisa dijual dengan harga RM 2,3 atau sekitar Rp 8.500 per liter. Sementara di Indonesia, Pertamina menjual bensin berjenis Pertamax Plus yang setara dengan itu seharga Rp 11.600. Untuk jenis Pertamax, bensin non-subsidi dengan RON 92, Pertamina memasang harga Rp 9.950.

"Jangan membandingkan kita dengan Malaysia soal harga BBM. Di sana wilayahnya tidak seperti di Indonesia yang sangat luas," kilah Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir di sela acara peluncuran Kartu BBM Bersubsidi untuk Nelayan di Jakarta, Selasa (25/11).

Ia menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat luas memiliki tingkat kesulitan distribusi yang tinggi. Penyaluran BBM ke berbagai daerah memerlukan berbagai moda transportasi, dan medan berat pun kadang harus dilalui.

"Di sana (Malaysia) BBM cukup distribusikan pakai angkutan darat. Di Indonesia pendistribusian mulai dari kapal tanker besar, ganti kapal tanker kecil, lalu pakai truk, ada yang sampai diangkut pakai perahu kecil, dinaikkan pesawat, dan sampai diangkut sama tenaga manusia," Ali bertutur.

Selain karena besarnya biaya distribusi, harga eceran BBM pun menjadi mahal karena dikenakan pajak sebesar 15%. Tak hanya Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%, BBM non-subsidi pun dikenakan pajak kendaran sebesar 5%.

"BBM non subsidi termasuk Pertamax kena pajak total 15% tiap liter. Kalau Pertamax-nya Rp 8.000 per liter, kena pajak 15% itu sudah Rp 1.200 per liter, harga jual Pertamax jadi Rp 9.200 per liter," hitungnya

sumur http://www.tambang.co.id/detail_beri...8&newsnr=10530

inilah salah satu penyebab harga BBM Mahal boss
coment