Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jkw4pbbAvatar border
TS
jkw4pbb
Kurs Rupiah Tunggu Harga BBM Naik
Kurs Rupiah Tunggu Harga BBM Naik
KATADATA – Volatilitas nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini dinilai masih dalam batas wajar. Kurs rupiah akan kembali stabil jika pemerintah bisa meralisasikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, kenaikan harga BBM dapat menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia. Alhasil dapat menurunkan beban fiskal dan sekaligus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.

“Selama BBM belum naik, rupiah masih akan volatile,” kata dia saat dihubungi Katadata, Rabu (29/10).

Menurut dia, meski akan mendorong terjadinya inflasi, kenaikan harga BBM tidak akan direspons negatif oleh pasar. Ini lantaran kenaikan pada tahun ini dianggap sebagai penyesuaian yang terencana.

Situasi ini berbeda dengan kenaikan sebelumnya, yang dibayang-bayangi keragu-raguan. “Kenaikan (BBM) dianggap sebagai sinyal adanya upaya pemerintah melakukan perbaikan struktural,” tutur Aldian.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan setiap kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.000 per liter akan menyebabkan inflasi sebesar 1,2 persen. Jika kenaikannya sebesar Rp 3.000 per liter, maka inflasi akan berada di kisaran 7,6 persen-8,6 persen.

Saktiandi Supaat, Head FX Research Maybank, mengatakan investor saat ini akan fokus pada fundamental ekonomi Indonesia, terutama bagaimana cara pemerintah dan BI menyelesaikan defisit neraca transaksi berjalan dan menekan inflasi.

BI, kata dia, kelihatannya akan tetap melanjutkan kebijakan moneter yang ketat. Dia menilai, BI cenderung menerapkan kebijakan macro-prudential ketimbang kebijakan suku bunga dan kurs untuk mengatasi kedua persoalan tersebut.

Dari komposisi menteri di bidang ekonomi dalam Kabinet Kerja Joko Widodo telah cukup menjanjikan. Namun pasar menunggu langkah kabinet dalam menyelesaikan sejumlah isu, terutama terkait subsidi BBM.

Selain itu, pemerintah juga harus mencapai kesepakatan dengan oposisi di parlemen yang berpotensi menghambat program presiden. “Kami mempertahankan perkiraan rupiah sebesar Rp 12.350 per dolar AS pada akhir 2014,” kata dia dalam riset yang dipublikasikan belum lama ini.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan, kurs rupiah pada saat ini sebetulnya sudah cukup baik bagi neraca transaksi berjalan Indonesia, karena bisa menahan laju impor. Namun pelemahan ini bisa memengaruhi kinerja ekspor yang masih mengandalkan produk komoditas.

“Makanya lebih baik fokus kepada peningkatan ekspor non-migas dibandingkan strategi harga dengan melemahkan rupiah,” tutur dia.

Menurutnya, rupiah akan sulit menembus di bawah Rp 12.000 per dolar karena terdapat banyak tantangan. Terlebih dengan adanya peluang the Fed menaikkan suku bunga.

Erwan Teguh, Head of Equity Research CIMB Securities, menilai wajar jika bank sentral melepas rupiah untuk mencegah membesarnya defisit transaksi berjalan. “Yang penting ekonomi stabil,” kata dia.

- See more at: http://katadata.co.id/berita/2014/10....I0vvNEDI.dpuf

Aduh, cakep banget dan lengkap penderitaan... BBM naek, Dolar juga naek... sapa yang setuju sama semua ini?
0
1K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.