vendy_wijayaAvatar border
TS
vendy_wijaya
“Insiden Koin” refund koin seberat 18kg di Simlim Square
lanjutan : toko mobile air vs turis vietnam

Singapura, tengah hangat membicarakan soal “Insiden Koin” di Simlim Square. Bahkan terasa lebih hangat ketimbang bonus tahunan yang baru saja dibagikan ke sebagian warga Singapura. Forum-forum internet seperti Facebook, media-media online, ramai membicarakan soal “Insiden Koin” tersebut. Koran mengulas tentang pengalaman Miss Zhou, yang berbelanja ke Simlim Square, salah satu pusat elektronik di Singapura, yang merasa dilecehkan salah seorang pedagang elektronik di sana, ketika hendak mengembalikan handphone yang sebelumnya dia beli di sana.

The Strait Times misalnya, pada Selasa (4/11) memuat persoalan ini sebagai headline di bagian Home, halaman yang mengulas apa pun berita seputar lokal Singapura. Meskipun masalah ini, sudah hampir sepekan menjadi pembicaraan warga Singapura. Berawal dari artikel yang diturunkan koran berbahasa China, Lianhe Zaobao, Jumat pekan lalu, Miss Zhou dilaporkan geram diperlakukan dengan kurang ajar oleh karyawan salah satu toko elektronik di Simlim Square.

Dalam laporannya, sekitar sebulan lalu Zhou pergi ke salah satu handphone di Simlim Square, dan berencana membeli i-Phone 6. Mobile Air demikian nama toko yang didatangi Zhou, sepakat menjual i-Phone dengan memori 128 gb yang dipilih Zhou dengan harga 1600 dolar Singapura. Apple Shop on-line sendiri menjual seri ini sebesar 1,448 dolar Singapura. Uang sebesar 1.600 dolar pun segera dibayarkan wanita berusia 20 tahun tersebut.

Setelah itu, karyawan Mobile Air kemudian meminta Zhou menandatangani perjanjian “kontrak” yang menyatakan Zhou harus membayar tambahan uang $2.400 dolar untuk untuk polis asuransi selama dua tahun. “Mereka tidak memberitahu saya ada klausul kontrak sebelum saya menandatanganinya,” kata Zhou sebagaimana dikutip koran Lianhe Zaobao. Zhou jelas enggan harus membayar semahal itu. Namun ketika ingin meminta uangnya yang 1.600 dolar kembali, karyawan toko menolaknya. Pada akhirnya, Zhou mengalah dan terpaksa harus membayar 3.000 dolar untuk membeli i-Phone 6.

Namun persoalan tidak berhenti di situ. Zhou kemudian melayangkan pengaduan ke Consumer Association of Singapore (Case). Pihak Case kemudian memproses, dan Pengadilan di Singapura memutuskan pihak toko bersalah dan harus mengembalikan uang Zhou sebesar 1.010 dolar Singapura (uang dibayar dlm bentuk koin seberat 18kg). Di sini, persoalan kembali muncul. Ketika Selasa pekan lalu Zhou mendatangi Mobile Air untuk meminta pengembalian uang, salah satu karyawan memperlakukannya tidak simpatik. Zhou dibayar dengan sekantong plastik uang recehan berbagai nominal termasuk yang terkecil nominal 5 sen. Uang recehan itu kemudian dilempar di lantai di depan Zhou. Tidak itu saja, Zhou dipaksa untuk memunguti dan menghitung sendiri uang receh tersebut, sementara beberapa karyawan dilaporkan memakinya sambil merekam adegan Zhou memunguti uang receh tersebut. Hampir tiga jam Zhou memunguti uang receh tersebut, hingga setelah ia memungut koin sebesar 550, pihak toko setuju membayar sisanya setelah sejumlah wartawan datang ke tempat tersebut. “Itu memalukan. Ada lima orang. Saya takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Jadi saya menelepon polisi,” tambah Zhou. (koin seberat 18 kg tsb di bawa oleh Zhou ke bank tapi bank menolak untuk menukarnya kedalam uang kertas)

Kasus yang menimpa Zhou adalah sedikit dari begitu banyak kasus penipuan beberapa toko elektronik di Singapura. Mereka, terutama menyasar calon pembeli dari luar negeri, termasuk wisatawan asal Indonesia. Zhou sendiri, adalah warga Republik Rakyat China yang sedang sekolah di Singapura. Batam Pos ingat, pernah satu pesawat terbang ke Surabaya, dengan seorang bapak yang baru membeli kamera DSLR di salah satu toko elektronik di daerah Orchard Road. Semula dia tak merasa kena tipu, malah sebaliknya, merasa beruntung bisa mendapatkan kamera “canggih” yang bisa membekukan kipas angin yang tengah hidup. Meski harus membayar dua kali lipat dari harga kamera tersebut. Harga pasaran sendiri ketika itu, Rp8 juta, namun bapak tersebut membayar hingga Rp18 juta. Begitu banyaknya kasus penipuan yang menimpa wisatawan dari Indonesia, situs komunitas seperti Kaskus bahkan sempat membuat forum yang berisi segala pengalaman warga Indonesia yang pernah “kena masalah” saat belanja elektronik di Singapura.

Consumer Association of Singapore (Case) atau kalau di Indonesia mirip Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, bisa menjadi tempat pengaduan bagi masalah-masalah seperti yang dialami Zhou. Case, dalam keterangannya di situs resmi mereka, bisa membantu konsumen yang merasa dirugikan, untuk menerima hak-hak mereka kembali. Para pedagang nakal di sejumlah toko di Singapura lebih memilih wisatawan asing sebagai korban, karena rata-rata mereka enggan membuat pengaduan karena segera kembali ke negara asal mereka. Toko yang kerap nakal, dan terbukti bermasalah, biasanya dicabut izin mereka. Namun selalu saja ada cara untuk kembali beraksi, misalnya biasanya mengubah nama toko mereka, dan kembali buka.

Batam Pos sempat memantau Simlim Square pada Selasa petang kemarin. Petang itu, terlihat tak banyak pengunjung di ratusan toko elektronik yang memadati enam lantai gedung yang letaknya hanya sepelemparan batu dari Bugis Junction tersebut. Entah karena pemberitaan soal “Insiden Koin” yang tengah hangat, sepinya pengunjung membuat para pemilik toko atau karyawan lebih banyak menghabiskan waktu dengan hape pintar masing-masing. Seorang karyawan toko kamera yang diajak ngobrol Batam Pos mengaku, persoalan “Insiden Koin” memang telah sedikit merusak reputasi Simlim Square. Tapi, kata si penjual, “tak semua orang jualan nakal seperti itu. Biasanya mereka karyawan nakal yang mau cari untuk lebih. Bos mereka kadang tidak tahu dengan perilaku karyawannya.”

Memang, tak semua penjual menggunakan trik kotor untuk menangguk untung berkali lipat pada konsumen. Simlim Sqare sendiri, ada ratusan toko, dan kebanyakan di antara mereka justru toko retail bereputasi bagus yang menjual harga barang sedikit lebih miring. Bahkan pabrikan-pabrikan terkenal seperti Apple maupun Samsung, membuka toko resmi di Simlim Square. Saat Batam Pos datang Selasa petang kemarin, Nu-Box, gerai resmi produk Apple, terlihat cukup ramai oleh konsumen.

Selain Simlim Sqaure, toko-toko elektronik yang kerap bermasalah adalah toko-toko di sekitar Orchard Road. Selain modus sama menaikkan biaya sangat tinggi dengan alasan asuransi, ulah nakal biasanya bermodus main gertak. Ini juga kerap yang menjadi korban turis asing. Seorang turis yang datang dan bertanya, serta mencoba-coba, kemudian dipaksa membeli dengan alasan barang sudah dicoba. Si pembeli juga kerap memberikan “jebakan” dengan cara mencobakan berbagai aksesoris, untuk kemudian memaksa si penjual untuk membeli semua barang yang sudah dicoba. Apalagi kendala bahasa yang berbeda, kerap membuat turis kebingungan.

Untuk menghindari semua itu, sebaiknya turis terlebih dahulu mengetahui betul harga barang yang akan dibeli. Garansi minimal satu tahun adalah hal wajib yang harus dimiliki setiap barang elektronik, berapa pun harga barang itu. Garansi basic itu, biasanya tidak dikenakan biaya tambahan apa pun. Kecuali jika si pembeli mau minta tambahan garansi. Itupun tambahannya hanya beberapa puluh atau ratus dolar saja, tergantung berapa harga barang yang dibeli.

Membeli barang elektroni sebaiknya di toko yang berstatus recomended atau terpercaya. Atau miminal di supermarket elektronik yang sudah terkenal semisal Harvey Norman atau langsung ke toko resmi produk yang diinginkan. Khusus untuk handphone, membeli di perusahaan layanan provider seperti Singtel atau Starhub adalah sebuah pilihan yang aman bagi konsumen.

lihat gambar Nona Zhou menghitung koin disini
Diubah oleh vendy_wijaya 06-11-2014 13:12
0
4.9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.