Cerita Sedih Staf Anggota DPR yang Belum Gajian karena Konflik KMP-KI
H
Quote:
Jakarta - Kisruh antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) versus Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR berimbas tak bisa dibayarkannya gaji tenaga ahli dan asisten pribadi anggota dewan. Banyak staf anggota DPR yang kesulitan keuangan karena konflik kedua kubu.
"Kita minta agar KIH dan KMP dapat menemukan titik kompromi politik yang saling memperhatikan kepentingan lebih luas, agar sistem kerja di DPR RI bisa berjalan normal," ujar Koordinator Rembuk Tenaga Ahli dan Aspri DPR RI, Juan Forti Silalahi, di Gedung KK2, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Forti mengatakan telatnya gajian ini membuat sebagian asisten pribadi anggota dewan kesulitan keuangan. Dia mengatakan kalau hal ini adalah fakta yang seharusnya dilihat sebagai intropeksi anggota dewan, agar konflik bisa selesai.
"Banyak teman yang cerita, nalangin duit kontrakan dulu, kasih ongkos anak sekolah bagaimana. Mereka pinjem-pinjeman. Tolonglah, harus lihat benar," katanya.
Dia pun berharap agar konflik antara dua kubu ini tidak melupakan hak yang mesti diterima oleh para Staf Ahli dan asisten pribadi anggota dewan. Selain itu, pihak Sekretariat Jenderal DPR diminta tidak menahan anggaran penggajian yang seharusnya dijalankan periode 2014.
"Kalau telat, ya harus dirapel. Itu cara yang harus dikerjakan. Jangan sampai ada yang mengambil keuntungan dari konflik antara KIH dan KMP sehingga anggaran penggajian TA/Aspri periode 2014 ditahan," ujarnya.
Adapun salah seorang asisten pribadi anggota dewan dari satu fraksi parpol di KIH, mengaku kesulitan keuangan karena belum gajian. Dia mengatakan seharusnya akhir Oktober sudah menerima gaji. Namun, hingga 4 November belum ada kepastian soal gajinya.
"Jujur saya mesti pakai uang istri buat bayar kontrakan. Cicilan motor aja belum lunas. Ini benaran loh. Kalau terus-terusan begini kan kasihan kita. Kita tuh buruh, enggak elit di sini," ujar asisten pribadi yang enggan disebutkan namanya itu.
Staf ahli anggota DPR menerima gaji take home pay sebesar Rp 7,5 juta per bulan. Sedangkan asisten pribadi Rp 3,5 juta per bulan.
sumber:
http://news.detik.com/read/2014/11/0...ih?nd771104bcj
anggota dpr nya sih udah digaji,,, tapi yang kasian tuh, gegara si doyan rusuh,, staffnya belum gajian,,
apa ketua dprnya gak bisa ngatasin masalah yang kek gini? kalau punya "taji" sih seharusnya udah beres